Part 72

53 2 0
                                    

Aaron kembali memorakporandakan ruangan kerjanya dangan wajah penuh kemarahan usai mengetahui, jika Allura bergabung dengan organisasi mafia itu untuk ikut membalaskan dendam padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aaron kembali memorakporandakan ruangan kerjanya dangan wajah penuh kemarahan usai mengetahui, jika Allura bergabung dengan organisasi mafia itu untuk ikut membalaskan dendam padanya. Dugaannya selama ini benar, jika kedatangan Allura ke apartemennya beberapa waktu lalu itu tidak sendirian, melainkan bersama Noe yang berhasil menyelundup ke ruang rahasianya.

“Fuck!” Aaron membanting sebuah laptop kerjanya begitu keras. Menciptakan suara pecahan yang keras di atas lantai. Setelahnya dia mengusap wajahnya kasar. “Allura, bagaimana bisa kamu bergabung dengan mereka? Bagaimana bisa kamu adalah adiknya bajingan berengsek itu?” geramnya.

“Pak.”

Aaron menoleh kepada sosok Gunawan yang berdiri di ambang pintu. “Apa yang kamu dapatkan?”

Gunawan melangkah dan meletakkan sebuah map cokelat di atas meja kerja. “Saya sudah menemukan kebenarannya, Pak.”

Aaron langsung membuka map cokelat yang berisi sebuah berkas kependudukan Allura, di mana tampak nama Rayi terselib di dalamnya. Membuatnya semakin mengeraskan rahang dengan fakta yang baru dia tahu sekarang ini setelah semua yang sudah terjadi.

“Mereka memang bersaudara. Saya sudah memastikannya,” jelas Gunawan.

Aaron menatap tajam Gunawan. “Saya dengar kamu dulunya pernah menjadi rekan dengan Noe. Apa benar?”

Gunawan mengangguk. “Benar, Pak.”

“Kalau begitu tunjukan ke saya semua borok dan kelemahan Noe Erlangga. Kamu bilang ingin membalaskan dendam kamu sama Noe dengan bergabung ke sini,” perintah Aaron.

Gunawan mengangguk.

“Ingat, sampai kamu mengkhianati saya … saya nggak akan membiarkan kamu hidup. Saya mempertaruhkan banyak hal untuk membawa kamu bergabung dengan saya,” tegas Aaron penuh pengancaman.

“Baik, Pak,” jawab Gunawan patuh.

“Sekarang pergilah,” suruh Aaron kemudian.

Sepeninggal Gunawan, Aaron kembali memandangi berkas kependudukan itu. Di luar dugaan, ternyata selama ini dia mencintai adik dari seorang musuh yang hampir menghancurkan dirinya.

“Rayi boleh saja bajingan … tapi Allura berbeda. Dia pengantinku dan akan tetap menjadi pengantinku apa pun yang terjadi,” ucap Aaron sungguh-sungguh.

Ya, tidak bisa dipungkiri oleh Aaron, jika Allura adalah satu-satunya perempuan yang menjadi titik lemah perasaannya. Tidak peduli bagaimana rumitnya keadaan saat ini, dia akan berusaha mendapatkan pengantinnya kembali.

“Kamu pasti akan kembali ke pelukanku, Allura. Persetan kamu adalah adiknya Rayi. Kamu adalah perempuan milikku. Aku nggak akan melepaskan kamu semudah itu,” lirih Aaron.

“Jadi ini semua gara-gara, Allura?” tanya perempuan memakai mini dress putih lengan balon yang tampak feminine.

Aaron mengambuskan napas berat mendengar suara tersebut. “Tolong jangan mengangguku kalau aku sedang kacau, Joice.”

Pengantin SanderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang