TCV 127 | Berjalan Bersama
Jamuan sarapan yang sempat menegangkan itu akhirnya selesai. Christ menyampaikan terima kasihnya kepada Sophia karena telah menjamu mereka dengan sangat baik. Saat mereka akan pamit undur diri, Peter menyampaikan hal lain.
"Apa Anda berkenan mengajak saya melihat taman pribadi Anda?" Sophia menatap si tuan muda Wolfenbuttel. "Tentu" ujarnya sambil berjalan lebih dulu.
Sebelum pergi Peter membisikan suatu hal kepada Christ yang membuat kesatrianya itu kebingungan meski tetap mengangguk mengiyakan.
Keduanya kini berjalan bersama dengan Alister yang berjalan jauh dibelakang mereka. Melewati jalan kecil, mereka berjalan sambil melihat deretan bunga yang sudah disusun rapi, sesuai dengan selera Sophia.
"Sudah hampir selesai," komentar Peter sambil memperhatikan beberapa kesatria yang langsung bersembunyi, saat melihat kedatangan Sophia.
"Anda pasti melarang kesatria lain membantu Zoe. Mereka sangat berusaha untuk membuat Anda tidak menyadari kehadiran mereka," komentar Peter yang membuat Sophia tersenyum. "Aku juga berusaha sangat keras untuk berpura-pura tidak tahu," balas Sophia masih terus berjalan, menuju gazebo di tengah taman yang sudah selesai dipasang.
Keduanya kini duduk di gazebo itu sambil menikmati angin pagi yang terasa begitu sejuk dan nyaman. "Anda terlihat pucat," Peter jelas memperhatikan wajah Sophia. Sophia tidak menanggapinya. Tentu saja wajahnya jadi pucat karena dia harus terus minum teh lebih dari dosis biasanya, karena terus di pojokan oleh orang yang tidak lain tidak bukan adalah Peter.
"Lady Brinswick," Sophia yang semula masih melirik ke sisi kanannya akhirnya kini menatap Peter, menantikan apa lagi yang akan dikatakan oleh pria itu terhadap dirinya.
"Saya ini tuan muda Wolfenbuttel," Sophia mengangguk kecil. "Yah, Tuan Muda Wolfenbuttel," Sophia kembali melihat ke sisi lain selain ke arah Peter.
"Banyak hal yang bisa saya lakukan jika Anda membutuhkan bantuan." Peter akhirnya berhasil menarik atensi Sophia.
'Rupanya semudah ini, mendapatkan pasukan resmi, yang akan menjadi pahlawan kesiangan penyelamat duke Brunswick.'
Sophia menatap pria itu dan menghela nafas kecil. "Hati-hati, mungkin saya akan meminta hal yang merepotkan," ujar Sophia tanpa memalingkan tatapannya. "Coba minta saja," Peter tersenyum ke arah Sophia dengan tulus.
"Kalau begitu," Sophia menaikan tangannya ke atas meja dan menatap Peter lebih tajam. "Apa Anda bersedia meminjamkan saya pasukan Wolfenbuttel?" Peter terdiam, ia tidak mengerti akan tujuan Sophia menyampaikan permintaan seperti itu.
"Pasukan Brunswick jelas juga sama berlimpahnya dengan pasukan Wolfenbuttel," komentar Peter.
"Seperti yang Anda tahu, hubungan saya dengan keluarga saya tidak begitu baik. Jadi, mereka tidak mau meminjamkannya." Peter masih terus menatap ekspresi Sophia. Meski tidak mudah menebak pikiran gadis di hadapannya, menyaksikan ekspresinya selalu menjadi hal yang menarik.
"Mereka jelas akan mengikuti perkataan Anda meski tanpa izin." Sophia mengangguk setuju. "Sayangnya saya terlalu kenal mereka hingga memikirkan akibat yang akan mereka tanggung karena melawan perintah." Sophia masih menatap Peter. "Jadi apa keputusan Anda Tuan Muda Wolfenbuttel?" Sophia enggan berbasa-basi, Peter tertawa dibuatnya. Jelas beberapa kesatria yang tengah bersembunyi salah paham dengan pemandangan itu.
Rumor aneh tampaknya akan segera menyebar di antara kalangan kesatria mulai saat ini. Kisah cinta antara lady Brinswick dan tuan muda Wolfenbuttel yang kembali bersemi setelah kandas di tengah jalan.
"Anda bahkan tidak ingin mengatakan untuk apa pasukan itu digunakan?" Sophia mengangguk kecil sebagai jawaban. "Masalahnya, mereka tidak akan bergerak jika saya tidak menjadi kepalanya." Sophia menghela nafas memasang ekspresi kecewa yang sangat jelas agar bisa dilihat oleh Peter.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crowned Villain's
Ficção HistóricaKetika kau yang merupakan seorang penjahat sejati, harus berpura-pura menjadi protagonis demi menghindari akhir tragis. Banyak cerita mengenai seorang protagonis yang masuk ke dalam tubuh penjahat wanita. Perubahan karakter sang penjahat, menarik ke...