Heani menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anaknya pagi ini. Seperti pagi-pagi biasanya. Semakin lama masakan wanita itu sudah semakin membaik. Jungkook dan anak-anaknya juga sering memuji masakan eomma mereka yang semakin lama, semakin layak untuk di konsumsi.
"Wuah Yeobo masakan mu semakin luar biasa sekarang" puji Jungkook bangga.
Haeni yang mendengar itu hanya tersenyum sombong. Wanita itu melihat Jungkook yang saat ini membantunya menata meja. Lalu di susul putra sulungnya yang sepertinya baru saja selesai mandi.
"Adik-adik mu di mana?" tanya Jungkook heran, ketika melihat Jeongil yang hanya turun seorang diri.
"Mereka sebentar lagi turun" jawab Jeongil. Lalu duduk di bangkunya.
"Eomma kau sudah selesai?" Jeonsa turun sembari memegang perutnya yang sudah mulai meringis lapar.
"Sudah sayang, duduk lah di bangku mu." jawab Haeni.
"Eonni mu mana Jeonsa~a?" tanya Jungkook pada putri kecilnya.
"Tadi aku melihatnya masih di kamar appa, ia mondar-mandir tidak jelas" jawabnya.
Jungkook dan Haeni yang mendengar penjelasan Jeonsa mengeryitkan dahinya heran.
"Eomma! Kau melihat jepit rambutku?" tanya Yujie yang baru saja turun dan langsung kesal sendiri dengan nafas yang ngos-ngosan.
"Jepit rambutmu yang mana?" tanya Haeni yang tidak tau.
"Yang di beli appa kemarin, seingat ku aku meletakkannya di ruang tamu tadi malam. Tapi tadi aku periksa tidak ada di sana. Ck dimana dia" kesal Yujie dengan omelan beruntun.
"Aku melihatnya tadi malam di ruang tamu, dan tidak sengaja aku menginjaknya" ujar Jeongil jujur.
"MWO?!" teriak Yujie kaget, melebarkan kedua matanya menatap Jeongil tajam. "YA! OPPA!!!" kesalnya.
"Mianhae, aku tidak sengaja" sesal Jeongil.
"Tidak sengaja kau bilang oppa?"
"Lagi pula salah kau sendiri kenapa meletakkannya di sana"
"Ya! oppa kau yang salah kenapa kau tidak bisa melihat nya disana. Kau punya mata bukan?"
"Mwo?! Ya! kau yang salah karna meletakkannya sembarangan kenapa menyalahkan orang lain. kalau kau meletakkannya di tempat mu aku tidak akan mungkin menginjaknya" kesal Jeongil.
"YA! kau benar-benar! Lihat saja aku akan menginjak-nginjak psp dan ponsel mu" marah Yujie, wajah gadis itu sudah memerah padam menahan emosinya sedari tadi.
Itu adalah hadiah dari appanya saat ia mendapatkan nilai 100 di ulangan bahasa mandarinnya. Tapi oppanya itu dengan seenaknya menghancurkan nya. bagaimana ia tidak kesal.
Pertengkaran kedua bocah itu membuat Haeni sakit kepala. Wanita itu mendengus kesal. Ini masih pagi tapi mereka sudah bertengkar.
"Yujie~a lebih baik kita sarapan dulu hmm? Jeonsa sudah lapar sayang." Haeni angkat suara, ia menatap Jeonsa yang menatap sedih pada makanan di hadapannya. Lalu beralih pada Yujie yang menatap Jeongil marah.
"Tapi eomma itu jepit rambut kesayangan ku eomma" rengek Yujie tidak terima.
"Yujie~a kita bisa membelinya lagi nanti hmm?" bujuk Jungkook pada putrinya.
"Aku tidak mau appa, aku yakin pasti appa akan menyuruh supir membawaku ketokonya kan. Lalu menyuruhku memilihnya sendiri tanpa appa. Aku tidak mau, aku mau appa yang memilinya untuk ku" perlahan air mata gadis itu mulai menetes. Ia sudah menahannya sedari tadi.
Jungkook tersenyum, berjalan kearah Yujie yang berdiri di ambang pintu ruang makan. Mengelus rambut putrinya lembut. "Ania, appa akan menemai mu hmm, kita pergi sama-sama hari ini" ujar Jungkook.
"Jinjja?" tanya Yujie kaget, tangisnya sontak terhenti.
"Ya!" suara Haeni membuat Jungkook melihat kearahnya. Pria itu melihat Haeni yang terbengong di tempatnya dengan apa yang ia ucapkan. Seingatnya pria itu jelas-jelas mengatakan jika dirinya ada jadwal hari ini tadi malam.
FLASBACK :
"Yeobo kau ada waktu besok?" tanya Haeni yang naik ke atas ranjang menyusul Jungkook yang sedang memainkan ponselnya.
"Besok?" Haeni mengangguk."Sepertinya ada, wae?" ujar Jungkook.
Haeni menunduk kecewa mendegar jawaban suaminya. Memainkan tangan Jungkook yang saat ini sudah melingkar di pinggangnya. "Aku hanya ingin mengajak mu dan anak-anak kita berlibur besok"
"Mianhae yeobo besok aku sangat sibuk. Lain kali saja hmm" ujar Jungkook.
Haeni menghembuskan nafasnya kasar. "Baiklah" ujarnya. Jungkook yang melihat itu tersenyum. Mengecup kening istrinya sayang.
"Gomawo"
"Untuk?"
"Untuk menjadi istri yang sangat pengertian dan aku cintai" goda Jungkook. Haeni yang mendengar ucapan suaminya memutar bola matanya malas. Ia tau apa yang di inginkan suaminya sekarang.
"Arra, tapi mianhae. Aku tau apa yang kau inginkan saat ini, dan sangat di sayangkan kau tidak bisa melakukan apa-apa terhadapku. Tamu bulanan ku baru saja tiba." Ujar Haeni tersenyum miring. Membuat Jungkook mengumpat kesal.
"Kenapa dia harus datang di waktu yang tidak tepat sih" kesalnya.
"Molla, jadi lebih baik kita tidur oke, suami tertampanku." Haeni melepaskan rangkulan Jungkook yang berada di pinggangnya.
Membaringkan dirinya sendiri membalakangi Jungkook. Jungkook yang kesal karna jatah malamnya kali ini harus di tunda, ikut membaringkan tubuhnya dengan kasar.
"Tamu menyebalkan" umpat pria itu, membuat Haeni tersenyum geli.
FLASBACK END.
***
"Kau mengatakan jika kau sibuk hari ini Tuan Jeon. Tapi kenapa kau bisa pergi dengan putrimu hmm" geram Haeni.
"Hehe mian." Cengir Jungkook tanpa merasa bersalah sedikit pun dengan kebohongan yang telah ia buat.
"Kau tertawa? Kau tertawa setelah membohongi ku hmm? Ya!" kesal wanita itu.
"Aku tidak berbohong sayang, aku hanya benar-benar sibuk hari ini."
"Kau benar-benar sibuk. Lalu kenapa kau tidak berangkat sekarang"
"Sepertinya aku sudah terlambat untuk hari ini"
"Lalu?"
"Lalu?" tulang Jungkook. Haeni mengangguk. "Lalu apa?" tanya Jungkook heran.
"Ya! kau benar-benar sayang pada ku dan anak-anak tidak sih?" Haeni mulai tersulut emosi.
"Yeobo apa yang kau katakana tentu saja aku menyayangi anak-anak dan dirimu" jawab Jungkook.
"Lalu jika kau menyayangi kami, kenapa kau tidak pernah sekali pun meluangkan waktumu untuk kami? kau tau anak-anak kita selalu bertanya kapan kita bisa berjalan-jalan dengan sering" tangis Haeni pecah.
"Yeobo~a Haeni~a, ya! uljimma hmm. Arra arra kita pergi sekarang hmm uljima. Kita jalan-jalan seharian hari ini." Putus Jungkook yang tidak bisa melihat orang-orang yang di sayangkannya nangis.
"Jinjja?" tanya Haeni di sela tangisnya. Jungkook mengangguk.
Membuat senyum Haeni merekah, menarik Jungkook kedalam pelukannya. "Gomawo!"
"Hmm" gumam Jungkook membalas pelukan istrinya.
"Baiklah, aku akan mengatakan pada anak-anak untuk bersiap-siap" ujar Haeni riang. Lalu pergi melesat kekamar ketiga anak-anaknya. Membuat Jungkook tersenyum kecil.
Bagaimana wanita dengan sifat kekanakan seperti itu menjadi seorang ibu dari 3 orang anak sekarang bantinya. Menggelengkan kepalanya heran. Ikut berjalan kekamarnya, berganti pakaian.
tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEGINNING Of BEAUTIFUL LIFE
FanfictionSEQUEL dari ABT ( A Better Tomorrow ) jangan lupa baca ya buat kalian pembaca setia TRIANGLE dan ABT... ini bagian ketiga dari cerita kisah keluarga BTS...