Saejin berdiri dengan gelisah ditempatnya, bukan karna situasi dihadapannya yang mencengkam tapi karna perasaannya yang terus tertuju pada adiknya yang saat ini masih terbaring dirumah sakit.
"Saejin~a tenang, kau tidak perlu khawatir. Eomma dan Appa pasti melakukan yang terbaik untuk Taejin. Kau hanya perlu berkonsentrasi pada final akhir ini hmm." Ujar Sora menenangkan gadis itu. Saejin mengangguk, tapi masih tidak bisa menenangkan hatinya.
"Apa aku mundur saja, dan melihat adikku?"
"Mwo?! Ya! andwae!" sergah Sora cepat. "Bukankah appa mu sudah mengatakan agar kau hanya focus pada final ini. sebentar lagi akan diumumkan siapa pemenang dan berhasil mendapat gelar Miss Korea. Apa kau hanya akan menyia-nyiakan semua ini? kau sudah bersusah payah untuk sampai sejauh ini. Kim Saejin."
"Tapi, aku tidak tenang. Taejin bahkan belum sadar sampai sekarang. Sora~a ini sudah 4 hari." Gadis itu seakan ingin terisak. Tapi Sora segera menangkup wajah Saejin dengan kedua tangannya.
"Kau mau, usaha eomma sampai sekarang sia-sia? Ingat Eomma sampai harus mundur menjadi juri karna ia tidak ingin kau dianggap berlaku curang."
"Tapi-"
"Tidak ada tapi-tapi. Baiklah jika kau ingin pergi sekarang, dan kembali ke Seoul lalu melihat eomma kecewa dengan keputusanmu hingga eomma harus sampai bersedih lagi. Silahkan aku tidak melarang." Sora menatap Saejin yang terlihat sedang berfikir. "Tapi ingat Kim Saejin, kau bisa pulang sebentar lagi dan membuat eomma bangga padamu dengan mahkota yang akan kau persembahkan untuknya."
"Sora~a" air mata gadis itu menetes.
"Jangan menangis, nanti riasan mu rusak."
"Kau yakin aku bisa menang?"
"Hmm, tentu saja. Kau pintar, semua orang sudah menyukaimu. Bukan berarti kau sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menang bukan? Menurut ku kau adalah finalis yang berkesempatan menang paling tinggi diantara finalis lain." Sora tersenyum bangga pada sahabatnya itu.
"Gomawo" Saejin memeluk sahabatnya itu.
"Oh jangan berterima kasih padaku. Karna aku yakin, akan ada perang dunia kelima sebentar lagi."
"Perang dunia kelima? Maksudmu?" tanya Saejin tidak paham.
"Tunggu sampai Yoonjae kembali dan melihat kau menjadi ratunya Korea, bahkan kau harus memakai bikini diperlombaan kali ini. Oh jangan lupakan, kau pasti akan secara otomatis menjadi ratunya dunia jika kau terpilih nanti, diajang yang sesungguhnya. Kau pikir pria mu itu akan diam saja? Ani, ia pasti akan segera menyeretmu pulang dan meguncimu dikamar." Jawab Sora. Saejin berdecih.
"Kau ini, jangan terlalu berlebihan dia tidak mungkin melakukan hal seperti itu." ujar Saejin menolak mentah-mentah pernyataan sahabatnya itu.
***
Suasana diruangan VVIP tempat Taejin dirawat sudah ramai akan keluarga BTS tidak semua yang hadir memang tapi cukup untuk memakkan telinga. Apalagi kedatangan Leeteuk, Eunhyuk dan Yein membuat suasana menjadi ramai.
"Jadi bagaimana? Apakah Taejin selalu menganggumu?" tanya Leetuk pada Yein. Pipi gadis itu sudah memerah seperti tomat karna perkataan Joon dan Jihyuk yang mengatakan jika Taejin selalu saja mengganggunya disekolah.
"Majja samchon. Tapi Yein noona selalu saja mengusir hyung." adu Jihyuk.
"Jinjja?" tanya Jin. Mereka mengangguk. Tawa meledak diruangan itu. hanya satu orang yang tidak bisa tertawa disana. Yiejung, wanita itu hanya masih terus menatap sembari mengelus tangan putranya lembut. Ini sudah terlalu lama untuk putranya tertidur. Seingatnya dokter mengatakan jika putranya itu akan segera bangun dalam beberapa jam. Apakah lukanya begitu serius? Batin wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEGINNING Of BEAUTIFUL LIFE
FanfictionSEQUEL dari ABT ( A Better Tomorrow ) jangan lupa baca ya buat kalian pembaca setia TRIANGLE dan ABT... ini bagian ketiga dari cerita kisah keluarga BTS...