78

1K 93 59
                                    


Jieun dan Eunbi terus mengikuti kemanapun Jihoon pergi keduanya bagaikan nyamuk untuk Jihoon. Pria itu berjalan cepat menuju kamarnya.

"Yak yak yak!!!"

"Akkk Jihoon aphoo eomma aphoo!!" rengek Eunbi saat ia menahan pintu yang hendak ditutup Jihoon. Jihoon segera melepas pegangan dipintu karena mendengar ringisan eommanya.

"Eomma gwaencahana?" pria itu segera meraih tangan Eunbi dengan perasaan khawatir.

"Apho" rengek Eunbi mengusap tangannya yang tadi hampir kejepit.

"Ahh eomma kenapa kau bodoh sekali sampai menahan pintu seperti itu akkk!!"

"Yakk dasar anak kurang ajar, bagaimana bisa kau mengatakan eomma mu bodoh huh!!" marah Jieun, Jihoon mengusap kepalanya sembari meringis.

"Noona kau gila?" kesal Jihoon. "Berhati-hatilah dengan tangan runcing mu itu."

"Mwo tangan runcing?!!"

"Eoh wae?!"

"Yak dasar kau badak laut!!"

"Auuh kakutus hidup ini!!"

"Mwo?! Mwo?!" tantang Jieun. EUnbi menggelengkan kepalanya lelah melihat kedua anaknya itu.

"Keuman keuman keuman!! Keumanhaee!!" seru Eunbi melerai pertengkaran keduanya. Jihoon dan Jieun mendengus kesal menatap satu sama lain.

"Jieun~a ingat tujuan kita mengikuti adikmu." Bisik Eunbi pada putrinya. Jieun tersentak, gadis itu segera merubah ekspresi wajahnya yang tadinya tidak bersahabat menjadi sangat manis dihadapan Jihoon.

Jihoon mengerutkan dahinya menatap jijik noonanya. "kojjo (Enyahlah)." Gumam pria itu untuk Jieun.

"Jihoon~a" rengek Jieun. Kedua wanita yang ada dihadapan pria itu menatap Jihoon dengan penuh minat.

"Auhh eomma kalian membuat ku merinding." Jihoon bergegas masuk kedalam kamarnya. Eunbi dan Jieun segera mengikuti pria itu.

"Kalau begitu ayolah hmm. Kau kan tidak sendiri ada hyung dan noonamu hmm." Bujuk Eunbi.

"Shireo eomma, nan shireo"

"Waeyo?" Eunbi memelas.

"Apa karena tidak ada Yoomi?" tanya Jieun.

"Jinjja? Apa eomma harus meminta ijin Yeonmin imo untuk mengijinkan Yoomi ikut serta juga?"

"Ahh andwae! Hajjimaa! Jangan berani-berani eomma dan noona mengikut sertakan gadis itu atas misi gila kalian."

"Ah ya! ini bukan misi gila. Apa salahnya ikut serta saja, pasti sangat menyenangkan milat ketiga foto anak-anak eomma menjadi sampul majalah terkenal"

"Eomma bisa meminta Hyung, aku tidak mau. Lagi pula putra eomma bukan hanya aku."

"Nugu? Jihyuk?" tanya Jieun.

"Kau kan tau hyung mu itu tidak ada dikorea." Eunbi mulai sedih ketika mengingat putra bongsornya itu dulu. Jihoon memutar bola matanya malas.

"Jungyeon hyung kan ada eomma. lagi pula Jungyeon hyung juga sebentar lagi akan menjadi orang yang terkenal."

"Ania, kau lebih terkenal dari pada hyungmu."

"Wae? Apa karna hyung menolak ajakan kalian. makanya kalian memburuku?" tebak Jihoon. Kedua gadis itu terdiam, memang benar. Sebelum mencoba membujuk Jihoon mereka berdua sudah lebih dulu membujuk Jungyeon yang ditolak mentah-mentah pria itu.

Jihoon tersenyum miring melihat diamnya kedua wanita itu.

Jihoon tersenyum miring melihat diamnya kedua wanita itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE BEGINNING Of BEAUTIFUL LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang