Yeon dan Taehoo seakan berlomba untuk saling diam diruang inap Yeon. Sudah hampir sejam mereka terus seperti itu. tidak ada yang ingin memulai percakapan lebih dulu. Yeon hanya memandang kedua tangannya yang saling meremas sedangkan Taehoo juga ikut memandang tangan Yeon, sesekali pria itu melirik Yeon yang masih terlihat sedikit pucat.
"Oppa/Yeon~a" keduanya dengan serempak membuka mulut. Mereka saling berpandangan dengan ekspressi terkejut, lalu melempar senyum masing-masing.
"Kau saja duluan." Ujar Taehoo. Yeon mengangguk.
"Aku lupa ingin mengatakan apa tadi." Ringis Yeon. Taehoo tersenyum.
"Yasudah oppa saja duluan. Bagaimana keadaanmu? Apa masih pusing?"
"Tidak, aku sudah merasa lebih baik." Jawab Yeon, gadis itu memberikan Taehoo senyumnya. "Keundae oppa."
"Hmm wae?"
"Jeongil oppa." Yeon bertanya dengan nada takut pada Taehoo. Taehoo menggeleng, pria itu tersenyum simpul. Yeon menunduk dengan wajah sedih.
"Oppa ini hanya mimpikan?" tanya Yeon. "Saat aku bangun nanti, semuanya akan baik-baik saja kan oppa?" Yeon menatap Taehoo berharap. Taehoo hanya diam, berusaha mengontrol perasaannya saat ini. "Oppa kumohon katakan iya. Jeongil oppa tidak benar-benar melakukan hal itu padaku kan? Ania ania, aku dengan jelas mendengar jika ia mencintaiku sebulan yang lalu. Ia tidak mungkin melakukan hal itu. iyakan oppa?" Yeon sudah mulai kembali terisak.
Taehoo menatap Yeon tanpa ekpresi, rahang Taehoo mengeras melihat Yeon yang terlihat masih menyangkal apa yang terjadi kemarin.
"Oppa jawab aku. Katakan ini hanya mimpi hikss."
"Hentikan!!" seru Taehoo, Yeon menatap Taehoo dengan terkejut. Gadis itu sontak terdiam. "Berhenti menyangkal semua ini, itu tidak mimpi. Pria brengsek itu benar-benar mencampakkanmu. Tidakkah kau menyadari itu huh?!" sambung Taehoo marah.
"Aniaa" Yeon bergumam, menatap tidak terima dengan ucapan Taehoo. Taehoo memegang kedua bahu gadis itu kuat.
"Dengar Yeon, ia sama sekali tidak mencintaimu. Pria itu tidak pernah menganggap jika kau adalah kekasihnya selama ini. Kau harus sadar itu, tidak kah kau menyadari semuanya selama ini?"
"Aku tahu, tapi aku bahagia bersamanya."
"Ani, kau sama sekali tidak pernah bahagia bersamanya. Aku belum pernah melihat mu tersenyum bahagia semenjak kau menjadi kekasihnya. Hal yang selalu kau impikan, yang selama ini kau dapat hanya penderitaan bukan kebagaiaan Jung HoYeon." Erang Taehoo marah.
"ANIA!" Yeon menyentak kedua tangan Taehoo yang berada dibahunya. "Kau tidak tau apapun tentang perasaanku oppa!!" ujar gadis itu marah. Matanya mengkilat menatap Taehoo.
"AKU TAHU!!" balas Taehoo, pria itu juga menatap Yeon dengan ekspresi yang sama. "Berhenti mengharapkan pria itu kembali, tidak kah kau memandang ku sekali saja?" nada suara Taehoo mulai melemah. Yeon mengeryit dengan ucapan Taehoo. "Tidakkah kau menyadari jika aku mencintaimu Yeon~a?"
"Oppa?" gumam Yeon. Tatapan mata Taehoo mulai melemah, Yeon memandang Taehoo dengan dahi yang berkerut tidak mengerti. "Oo-oppa apa yang kau katakan?"
"Aku mencintaimu dan berhenti memikirkan pria brengsek itu!"
"Tidak, jangan lakukan itu. kau tidak perlu mengatakan hal itu hanya demi aku melupan Jeongil oppa. Jangan bercanda oppa."
"Apa menurutmu aku sedang bercanda sekarang?" Taehoo tersenyum sinis. "Kau bahkan tidak tau bagaimana perasaan ku selama ini terhadapamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEGINNING Of BEAUTIFUL LIFE
FanfictionSEQUEL dari ABT ( A Better Tomorrow ) jangan lupa baca ya buat kalian pembaca setia TRIANGLE dan ABT... ini bagian ketiga dari cerita kisah keluarga BTS...