99

764 97 17
                                    




Namhye terlihat sibuk dengan
berbagai bahan masakan dihadapannya. Sedangkan Taewoo yang berada satu ruangan dengan gadis itu hanya tersenyum riang sembari memotong bawang. Saat ini keduanya berada diapartemen milik Taewoo.

"Ini, sudah selesai semua." Taewoo memberikan bawang yang sudah ia potong kepada Namhye. Gadis itu segera meraihnya dan mulai menumis bawang-bawang itu.

Taewoo beralih kepiring kotor, pria itu bertugas pada pekerjaan kecil. Setelah semuanya beres dan Namhye menyelesaikan masakannya yang sudah tertata rapi diatas meja. Keduanya menatap masakan mereka dengan senyum mengembang.

"Ahh aku tidak sabar untuk memakannya." Ujar Taewoo riang. Pria itu segera duduk dikursinya. Namhye tersenyum sembari menggeleng.

Tit tit tit tit tiririt...

Keduanya beralih menatap kearah pintu masuk. Saling melempar pandangan satu sama lain. "Apa ada yang datang?" tanya Namhye kaget. Taewoo menggeleng bodoh.

"Apa itu eomma?" ujarnya dengan wajah syok.

"Mwo? Imo?!" Namhye yang juga tidak kalah kagetnya mulai panik.

Taewoo yang menyadari akan situasi sekarang, menatap Namhye yang seketika bertingkah konyol. Gadis itu mondar-mandir mencari tempat persembunyian yang tepat.

"Ya! kenapa kau panik?" tegur Taewoo dengan tawa kecilnya. Namhye menatap Taewoo dengan mata melebar.

"Uh? Ada Namhye disini?" Shira masuk dengan santai kedalam apartemen putranya. Terlihat biasa saja mendapati Namhye berada didalam apartemen putranya.

Berbeda dengan Namhye yang terlihat terkejut. Taewoo tersenyum geli melihat ekspresi Namhye saat ini.

Shira menatap kearah meja makan, dimana sudah tersedia beberapa makanan yang sepertinya dimasak Namhye. Wanita itu menatap Taewoo yang memberikan cengirannya. Beralih menatap Namhye yang menunduk canggung.

Bukan hal aneh jika Shira sering datang keapartemen Taewoo. Wanita itu memang selalu datang dan menyiapkan makanan untuk putranya itu, dan hari ini ia berencana untuk mengisi kembali bahan makanan dikulkas Taewoo dan memasak sedikit makan siang.

"Sepertinya eomma tidak harus datang terlalu sering kemari." Ujar Shira, wanita itu tersenyum geli saat mendengar ringisan Namhye.

"Hmm benarkah?" jawab Taewoo dengan anda jahil.

"Hmm, sepertinya sudah ada yang menggantikan eomma sekarang, untuk menyiapkan makananmu." Jawab Shira dengan nada jahil juga.

"Ah imo itu." Namhye yang merasa tidak enak, meringis bersalah.

"Gwaenchana, imo tidak tersinggung atau marah. Imo malah bersyukur akhirnya imo tidak perlu susah payah datang kemari untuk mengurus pria itu." ujar Shira menenangkan Namhye. Namhye meringis.

"Baiklah, kalau gitu eomma pulang. jaga dirimu dan jangan buat macam-macam dengan anak gadis orang arraci?"

"Ne eomma, aku tidak akan macam-macam hanya satu macam saja."

"Cihh kau ini." Shira memukul bahu putranya pelan. Taewoo tertawa.

"Hati-hati dijalan imo."

"Hmm, bersenang-senanglah."

Setelah kepergian Shira, Namhye menghempaskan tubuhnya dikursi lemas. Taewoo menatap geli gadis itu.

"Kenapa kau terkejut seperti itu saat eomma datang?"

"Hanya refleks." Jawab Namhye santai, gadis itu melanjutkan makannya yang sempat tertunda.

***

Yubin berlari dengan tergesa-gesa dibandara incheon, gadis itu melirik kekanan dan kiri mencari sosok pria yang membuat dirinya hampir kehilangan pekerjaannya.

THE BEGINNING Of BEAUTIFUL LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang