10

2.3K 172 16
                                    














"Appa kali ini saja hmmm. Izinkan kami" rengek Jieun pada Jimin.

"Tidak Jieun~a" tegas Jimin pada putrinya.

"Appa jeball" mohon Jungyeon.

"Appa~~" rengek Jihyuk.

"Hyung bantulah bujuk appa" ujar Jihyuk pada Mingi, yang sedari tadi melihat hyungnya itu hanya diam tanpa mau membujuk appanya.

"Appa" panggil Mingi.

"Tidak, sekali tidak, tetap tidak." putus Jimin lagi, pria itu mematikan ponsel yang sedari tadi ia mainkan. Lalu berjalan kearah dapur.

"Appa ayolah, teman-teman ku bahkan ikut serta, kenapa anak-anak appa tidak bisa ikut? appaa~~" rengek Jieun sembari menarik-narik tangan Jimin.

Saat ini keempat anak-anaknya sedang merengek agar di perbolehkan untuk mengikuti kontes Even Model Cilik. Yang benar-benar sangat di tentang Jimin. tapi keempat anak-anaknya terus saja merengek. Membuat dirinya kadang sedikit emosi hanya saja ia masih bisa menahannya.

Ini semua sebenarnya ulah Eunbi yang memang benar-benar sangat menginginkan agar anak-anaknya terjun kedunia modeling seperti dirinya. Tapi Jimin sangat menentang hal itu. Sampai dengan cara licik Eunbi menyuruh keempat anak-anaknya untuk membujuk dirinya agar mendapat persetujuan dari dirinya.

Beruntung saja saat ini Jihoon masih belum lancar berbicara dan masih agak bimbang untuk berjalan sendiri. Jika tidak dirinya yakin putra bungsunya itu juga pasti akan ikut serta dari aksi pembujukkan ini.

"Hmm majja yo. Appa kami anak-anak appa dan eomma. Anak dari seorang Park Jimin dan Cha Eunbi. Apa kata orang-orang jika mengetahui kami menghindar dari acara itu" ujar Jihyuk antusias, seakan ingin menyadarkan appa mereka siapa diri mereka sebenarnya.

"Biarkan saja mereka berkata apa. Appa tetap tidak mengizinkan kalian. Berhenti merengek,dan masuk kekamar kalian masing-masing." Tegas Jimin lagi. lalu berjalan kekamar EunJim meninggalkan anak-anaknya yang tertunduk lemas.

"Eomma ottokhae?" tanya Jungyeon sedih. Eunbi yang sedari hanya menyimak percakapan suami dan anak-anaknya, mengutuk Jimin dalam hati. Kenapa suaminya itu sangat keras kepala sekali, batinnya.

"Jangan khawatir, jika cara ini tidak berhasil kita pakai cara kedua" ujar Eunbi.

"Cara kedua?" tanya Mingi yang masih belum paham. Menatap eommanya lalu ketiga adik-adiknya. Sedetik kemudian dia mengerti, apa yang di maksud dengan cara kedua.

Eunbi, Jieun, Jihyuk dan Jungyeon tersenyum licik sembari menatap kearah di mana Jimin menghilang tadi. Membuat Mingi mengelengkan kepala melihat tingkah mereka. Harus kah mereka melakukan hal ini?, batinnya.

Bocah itu menghembuskan nafanya berat, lalu berjalan masuk kekamarnya. Bersiap-siap untuk besok dengan rencana kedua yang di buat eomma dan adik-adiknya.

***

Suasana di ruang makan pagi hari ini di rumah EunJim sangat sunyi, hanya ada Jimin, Eunbi dan Jihoon disana. Jimin yang merasa tidak biasa dengan keadaan pagi ini mengeryitkan dahinya heran. Menatap Eunbi yang saat ini masih mengurus Jihoon memakan sarapannya.

"Anak-anak kemana?" tanya Jimin heran pada Eunbi.

Eunbi yang mendapat pertanyaan dari Jimin, menghentikan kegiatannya sebenatar sedikit tersenyum miring di balik Jimin. Eunbi mengedikkan bahunya tanda tidak tau. Lalu kembali melanjutkan kegiatannya.

"Kau kenapa?" tanya Jimin lagi heran, dengan tingkah Eunbi.

"Cah,uri Jihoon sudah selesai sarapan. Gaja kita kekamar mu" ujar Eunbi pada Jihoon mengabaikan Jimin yang saat ini masih heran dengan sikap istrinya.

THE BEGINNING Of BEAUTIFUL LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang