88

973 97 37
                                    

Jaejin membuka dengan kasar pintu ruangan Hyuno. Pria itu segera menerobos kedalam memandang Hyuno tajam. Jaejin membanting proposal yang sedari tadi ia bawa tepat diatas meja kerja Hyuno.

Hyuno yang tau penyebab Jaejin seperti itu segera menutup berkas yang baru saja ia buka. Menatap Jaejin dengan serius.

"Jelaskan apa maksudnya ini hyung?"

"Seperti yang sudah ditulis disana, Yujie akan menjadi ikon JJ Hotel."

"HYUNG!!" bentak Jaejin marah.

"Kau tau sendiri itu bukan pilihan ku. Kau yang memberi ide seperti itu kemarin dan kau juga harus bisa menerima hasilnya."

"Tapi tidak dengan gadis itu." ujar Jaejin penuh dengan penekanan.

"Lalu? Apa kau ingin mengambil vote terbanyak kedua? Saejin, noonamu?" Hyuno berdesis, berusaha tenang menghadapi adiknya. "Lakukan saja jika kau ingin noonamu mengalami kesulitan."

Jaejin mengeryitkan dahinya. "Jika kau ingin Saejin menjadi Ikon Hotel mu kenapa kau repot-repot membuat ide seperti itu. kau bisa langsung saja menunjuk Saejin. Apa kata netizen jika mereka melihat keputusan bodoh mu yang mengesampingkan model dengan suara terbanyak."

"Kita bisa mengatakan pada mereka jika gadis itu tidak bersedia." Jawab Jaejin. Hyuno hanya tersenyum, menyerahkan tabletnya pada Jaejin.

"Baca itu, Yujie sudah mengatakan bersedia menjadi ikon JJ Hotel." Jaejin mengeraskan rahangnya membaca artikel itu. "Ia juga akan mendatangani kontrak hari ini."

"Hyung!!"

"Mian, untuk kali ini kau harus bisa bersikap professional. Hilangkan kebencianmu untuk sesaat. Kau yang memutuskan dan kau juga yang harus bisa menerima resikonya."

"Hyung jebal." Mohon Jaejin dengan suara putus asa, ia benar-benar tidak bisa menerima hal ini.

"Seharusnya kau segera menolak Yujie ketika para karyawan mu memasukkannya dalam daftar list."

"AAISSHH!!" umpat Jaejin, mengusap wajahnya dengan kasar. Pria itu mendudukkan dirinya dengan putus asa disofa ruangan Hyuno.

Pintu ruangan Hyuno terbuka, Jiyeon masuk menghadap Hyuno. "Sajangnim, nona Yujie sudah datang." Lapor Jiyeon. Hyuno mengangguk mengerti. Memandang Jaejin yang hanya menatap lurus kearah meja dengan wajah mengeras.

Jaejin tau kehadiran gadis itu didepannya, ia bahkan tau jika Yujie saat ini sedang menatapnya. Semua itu terlihat jelas dari pantulan kaca meja yang ada dihadapannya. Jaejin meremas kedua tangannya yang bertautan dengan kuat. perasaan pria itu begitu memuncak seakan ingin menghancurkan apa saja yang ada dihadapannya.

"Kau datang?" sapa Hyuno, memecah keheningan. Yujie mengangguk memberikan senyum manisnya pada Hyuno. "Duduklah kita akan membahas kontraknya." Yujie menurut.

Jaejin bangkit dengan tiba-tiba dan meninggalkan ruangan Hyuno dengan emosi yang siap meledak. Yujie dan Hyuno yang terkejut menatap pria itu dengan putus asa.

"Sepertinya ia masih belum memaafkan mu."

"Ne" ringis Yujie. "Oppa aku akan menandatangani kontraknya langsung." Hyuno mengangguk menyerahkan kontrak mereka. Yujie segera membubuhkan tanda tangannya disana dan berlari keluar mengejar Jaejin. Ia harus menyelesaikan semua ini sekarang juga, batinnya.

***

Yujie berlari mengejar Jaejin sampai parkiran. Gadis itu memanggil Jaejin sedari tadi. Tapi Jaejin sama sekali tidak menghiraukan Yujie, ia terus saja berjalan menuju parkiran. Sampai gadis itu berhasil menahan Jaejin yang hendak masuk kedalam mobil.

THE BEGINNING Of BEAUTIFUL LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang