"Kau terlihat seperti orang gila yang tertawa sendiri sedari tadi." Sindir Jungyeon pada Yoojin. Laki-laki itu mendudukkan dirinya disofa markas sekolah mereka. Sedangkan Yoojin menatap Jungyeon sembari mencibir kesal.
"Apa yang kau lakukan?" Jungyeon menghampiri Yoojin yang duduk diseberangnya. Menatap kelayar ponsel Yoojin yang sedari tadi menjadi pusat perhatian gadis itu. Disana ia dapat melihat Sungjin tersenyum kearah kamera sembari melambaikan tangannya.
Jungyeon yang melihat itu mengerutkan dahinya aneh, menatap Yoojin yang mengeluarkan aegyo serta suara-suara yang membuatnya ingin mual.
"Ya, apakah kau harus melakukan hal menjijikkan seperti itu?" komentar pedas Jungyeon mampu membuat Yoojin menghentikan kegiatannya ,Yoojin memutar bola matanya kesal.
"Oppa chankanman, nanti aku akan menghubungimu lagi. annyeong oppa." Ujar Yoojin dengan suara manjanya.
"Hmm annyeong, belajar yang rajin cagia. Saranghae." Jawab Sungjin yang berada dilayar ponsel itu.
"Hmm nado saranghae cagiaa.." Jungyeon yang masih menatap jijik kelakuan dua orang itu hampir memuntahkan isi perutnya.
"AKK!! YA!! Kenapa kau memukulku!!" marah Jungyeon, meringis perih sembari mengelus lengannya sakit.
"Tidak bisakah kau tidak mengangguku oppa?"
"Aku tidak mengganggumu. Cihh percaya diri sekali kau."
"Jika kau tidak mengangguku lalu apa yang kau lakukan tadi?" Yoojin ingin sekali memukul kepala laki-laki yang ada dihadapannya ini.
"Aku hanya mengenyahkan pemandangan menjijikkan yang tadi masuk dalam penglihatanku." Jawab Jungyeon santai. Yoojin kembali memukul lengan Jungyeon kuat, membuat Jungyeon kembali meringis.
"Dasar jomblo"
"Mwo?"
"Carilah gadis untuk biasa kau kencani oppa. Biar kau tau bagaimana kegiatan yang kau bilang menjijikkan tadi itu merupakan kegiatan rutin yang harus kau lakukan pada kekasihmu nanti."
"Sampai matipun aku tidak mau melakukan hal itu."
***
Haeni memasuki kediaman YieJin. Tadi Yiejung memintanya untuk membawakan pakaian Taejin kerumah sakit. Wanita itu berjalan menuju kamar Taejin yang berada dilantai 2. Langkah wanita itu terhenti saat melihat Jaejin yang baru saja keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi.
"Jaejin~a" panggil Haeni pelan. Pria itu mengangkat wajahnya dan menatap terkejut Haeni yang berada didepannya.
"Imo" ujar Jaejin, pria itu tersenyum kearah imonya. "Imo kau sehat? Bagaimana kabarmu?" tanya pria itu, memeluk Haeni.
"Imo sehat. Imo tidak tau kau pulang."
"Hmm, aku memang tidak memberi tahu siapapun kecuali eomma, appa dan Namhye."
"Kau sehatkan sayang?" Haeni membelai wajah keponakannya lembut, Jaejin tersenyum sembari mengangguk.
"Aku sehat imo."
"Kau sudah menyelesaikan studymu?" Tawa Jaejin terdengar.
"Imo aku tidak sepintar itu."
"Imo dengar kau akan segera lulus."
"Memang, tapi tahun depan imo. Bukan sekarang." Jawab Jaejin masih dengan tawa gelinya.
"Ck kau ini, pergi mendadak tidak memberitahu siapapun." Kesal Haeni, tapi sedetik kemudian wanita itu terdiam. ketika melihat raut wajah Jaejin dengan kepala yang ditunduk, sepertinya ia salah bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEGINNING Of BEAUTIFUL LIFE
FanfictionSEQUEL dari ABT ( A Better Tomorrow ) jangan lupa baca ya buat kalian pembaca setia TRIANGLE dan ABT... ini bagian ketiga dari cerita kisah keluarga BTS...