46

1.2K 103 59
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


































“Jaejin sudah tidur?” Jin masuk kedalam kamar tamu.

“Ne yeobo” jawab Yiejung. Wanita itu bergeser sedikit, mendudukkan dirinya tanpa berusaha mengganggu putranya yang sudah tertidur.

Jin menatap Jaejin yang terlihat sangat menyedihkan di matanya, lalu menatap Yiejung yang memasang wajah sedihnya.

“Ada apa?” tanya Jin.

“Ia mengatakan jika Yujie meninggalkannya dengan pria lain.” Jin melebarkan matanya tidak percaya, ia terkejut dengan jawaban istrinya.

“Yeobo kau serius?” Yiejung mengangguk.

“Aku harus membicarakan ini pada Haeni” wanita itu dengan langkah cepat berjalan ke kamar mereka, yang segera di susul oleh suaminya.

“Yeobo apa yang ingin kau lakukan?” Jin segera merampas ponsel wanita itu ketika ia hendak menghubungi adik dan adik iparnya.

“Aku harus bicara pada mereka Yeobo” ujar Yiejung, terbesit nada amarah di kalimatnya.

“Tenang sayang, kita bisa membicarakan hal ini pada mereka besok hmm” Yiejung menggeleng.

“Tidak yeobo, kau tidak lihat bagaimana kondisi putra kita tadi?”

“Arra aku tau, tapi ini sudah malam. Mereka pasti juga sudah tidur.” Jin berusaha menenangkan istrinya.

“Mwo? Tidur kau bilang? Mereka bisa tidur di saat putri mereka membuat putra ku seperti itu?” Yiejung berujar kecewa, wanita itu menggeleng kuat dengan emosi yang sudah hampir memuncak. “Ania, aku tidak akan membiarkan itu terjadi” lanjut Yiejung.

Yiejung dengan emosinya berjalan keluar. Jin yang tau akan kemana arah tujuan istrinya segera mengejar Yiejung. Wanita itu akan pergi ke kediaman HaeKook. Jam bahkan sudah menunjukkan pukul 1 dini hari.

“Yeobo!! Yeobo dengar kan aku!!”

“Tidak Oppa!!” tolak Yiejung, wanita itu menatap suaminya yang sudah berada di hadapannya.

Ia benar-benar tidak akan memaafkan siapapun yang berani menyakiti anak-anaknya. Walau pun itu keluarganya sendiri.

“Oke baik, aku yang akan menghubungi mereka hmm?” putus Jin, berusaha bernegosiasi pada ibu dari anak-anaknya itu.

Yiejung tidak menjawab wanita itu masih menatap Jin dengan amarahnya. “Jebal, mungkin apa yang sebenarnya terjadi tidak seperti yang kita dan putra kita pikirkan.” Sambung pria itu lagi. Yiejung masih diam, wanita itu terlihat berfikir.

“Baiklah” putus Yiejung akhirnya, Jin menghembuskan nafasnya lega.

“Lebih baik kita kekamar saja, kau tidak mau bukan jika anak-anak terbangun?” Yiejung mengangguk, berjalan ke kamar mereka yang di tuntun Jin.

THE BEGINNING Of BEAUTIFUL LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang