107

702 82 18
                                    







Pintu ruang inap Saejin kembali terbuka, semua orang menatap kaget sosok gadis yang baru muncul dibaliknya. Seorang gadis dengan pakaian yang serba kelap kelip, tidak lupa topi bunga dan beberapa bingkisan ditangannya yang hampir tidak bisa ia pegang sendiri.

"Aigoo mataku sakit sekali." Gumam Taejin.

"Ada apa dengannya, apa dia baru saja menantang mu Eunbi~a?" tanya Shira pada Eunbi yang hanya terbengong ditempatnya.

"Eonni apa itu menantu yang kau pilih?" tanya Eunbi bodoh. Yiejung memijit keningnya pelan.

"Annyeonghaseyo." Sapa Jianh sopan.

"Ne annyeonghaeyo." Balas mereka canggung.

Jianh berjalan dengan santai menuju Saejin, menyapa wanita itu yang hanya terdiam bodoh diranjangnya. Yoonjae bahkan tidak bisa mengatupkan bibirnya melihat gadis itu. ia berfikir apa ibu mertuanya benar-benar tidak memiliki pilihan lain atau selera ibu mertuanya sudah mulai berubah. Mereka memandang Yiejung yang saat itu meringis malu.

"Imo, aku rasa Jaejin akan pingsan melihat calonnya sekarang." Bisik Jeongil pelan. Yiejung meringis menatap Jeongil.

"Jeongil~a bisakah kau menenggelamkan imo." Yiejung hampir mengelurkan air matanya, ia memeluk Jeongil malu. Jeongil tertawa geli. Begitu juga dengan yang lain.

Yujie masuk kedalam ruangan Saejin. "Kau dari mana saja?" tanya Haeni.

"Kantin eomma hehe." Jawab Yujie. "Omo!" seru Yujie kaget saat melihat penampilan Jianh. Jianh menatap Yujie tidak suka. Sedangkan Yujie menatapanya dengan wajah bodoh. ia melirik kearah Haeni. Haeni mengangguk pelan, lalu meletakkan jari telunjuknya didepan bibir. Yujie segera mengatupkan bibirnya dan diam.

"Yujie~a." Saejin memanggil Yujie. Yujie menurut.

"Wae eonni."

"Bisakah kau membantuku memijit kakiku?" pinta Saejin.

"Hmm," Yujie mengangguk dan mulai memijit kaki Saejin.

"Gomawo."

"Gwaenchana eonni." Yujie tersenyum manis, Jianh yang merasa kalah berdecih tidak suka.

"Jaejin kemana?" tanya Yeonwoo pada Jianh.

"Oppa tadi sedang berbicara ditelepon. Ia meminta ku untuk masuk terlebih dulu." Jawab Jianh.

"Apa Hyung tidak mengatakan apapun pada penampilanmu?" tanya Jihyuk.

"Hmm, ia mengatakan aku cantik." Mereka terkejut dengan mulut yang melebar.

"Aigoo aku rasa Jaejin oppa sudah mulai buta." Gumam Nami.

"Aku datang." Jaejin masuk kadalam kamar inap Saejin dengan bunga ditangannya. Pria itu tanpa banyak kata segera berjalan kearah Saejin. Mencium kening noonanya dan memberikan buket bunga beserta kado yang ia bawa.

"Selamat atas lahirnya anak kalian." ucap pria itu tanpa basa basi.

"Wuhh so cool" puji Taeguk.

"Hyung!" panggil Jihoon. Jaejin menatap Jihoon bertanya.

"Apa Jianh noona cantik dengan gayanya seperti itu?" Jaejin melirik Jianh dengan tatapan biasa saja. lalu mengedikkan bahunya dengan ekspresi meremehkan. Membuat mereka tertawa lebar. Jianh mengerucutkan bibirnya kesal dengan reaksi Jaejin.

Jianh melirik Yujie yang tertawa palan ditempatnya sembari masih memijit kaki Saejin, gadis itu mencibir.

"Eonni aku bisa memijit kaki mu yang satu lagi." Jianh segera memijit kaki Saejin yang satunya. Tapi Saejin meringis perih dengan pijatan gadis itu.

THE BEGINNING Of BEAUTIFUL LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang