105

846 81 15
                                    



















"Suji~a berhenti menangis hmmm." Yoora menghapus air mata putrinya yang terus menangis. "Sua~a kenapa adikmu menangis?"

Sua yang sedari tadi hanya berbaring di sofa menatap ibunya diam. Yoora kembali menenangkan Suji.

"Suji~a ssttt lihat perut Saejin imo bergerak." Ujar Yoora sembari menunjuk kearah perut Saejin. Saejin tersenyum berusaha ikut menenangkan Suji yang sedari tadi menangis. Tapi gadis kecil itu masih terus menangis, sembari memanggil nama appanya.

"Appa sedang kerja sayang. Sebentar lagi appa pulang, uljimma hmm." Suara tangis Suji semakin menjadi. "Sua~a bantu eomma menenangkan adikmu hmmm." Sua yang masih betah dengan posisinya yang berbaring disofa hanya melambaikan tangan meminta adiknya untuk mendekat.

Suji menurut, gadis kecil itu melepaskan diri dari pelukan Yoora dan mendekat kearah kakaknya. Sua mengusap pipi adiknya lembut, mengikuti apa yang dilakukan ibunya tadi pada sang adik, membuat Suji dengan ajaib berhenti menangis. Yoora dan Saejin bahkan membulatkan bibirnya takjub.

Sua menarik Suji untuk tidur diperutnya dan berbicara dengan bahasa yang mereka pahami berdua. Suji menurut ia menimpa Sua yang berbaring. Sua membarikan tatapan aneh pada Yoora. Seperti mengatakan jika ia bisa mengatasi adiknya. Yoora yang mendapat tatapan itu dari sang putri terbengong. Sedangkan Saejin yang melihat itu tertawa sembari memegangi perutnya.

"Ya! bukankah sepertinya putrimu baru saja mengejekmu?" tawa Saejin. Yoora menatap Saejin dengan masih wajah terkejut.

"Apa aku kalah?" respon Yoora, Saejin kembali tertawa sembari mengangguk.

"Aigoo gwiyeowo." Ujar Saejin gemas dengan tingkah kedua bocah Cho itu.

"Eonni jangan menertawakan ku, jika kau tidak mau. Anakmu menjadi seperti Sua dan Suji."

"Ahh shireo jangan sampai." Saejin mengelus perutnya pelan. Berusaha menahan tawanya.

Saejin dan Yoora kembali mentap Sua dan Suji yang masih betah diposisi masing-masing. "Eonni kapan bayimu akan lahir?"

"Dokter mengatakan tidak lama lagi, kemarin aku juga sudah mengalami kontraksi."

"Jinjja?" Saejin mengangguk. "Orang dirumah sudah tau?"

"Hanya Yoonjae, karena kontraksinya sekitar pukul 12 malam."

"Oppa pasti terkejut, melihat mu mendadak kesakitan." Saejin mengangguk sembari tertawa.

"Hmm, ia bahkan sudah bersiap-siap membawaku ke rumah sakit dengan segala macam tas. Tapi itu Cuma kontraksi, setelahnya aku baik-baik saja." Yoora ikut tertawa membayangkan reaksi Yoonjae.

"Berarti semua suami sama saja. Hyuno oppa juga seperti itu dulu, aku sempat mengalami kontraksi 2 kali didepannya. Saat masa kontraksi dia sangat tenang dan bisa mengontrol rasa cemasnya, tapi saat menjelang kelahiran dia terlihat sangat konyol. Jika kau berada diruangan persalinan saat itu, aku yakin kau akan tertawa terbahak-bahak melihatnya."

"Aku berharap Yoonjae tidak seperti itu nanti."

"Ne semoga saja. Berarti tidak lama lagi kau akan melahirkan eonni."

"Sepertinya."

"Masih merahasiakan jenis kelaminnya?"

"Hmm, kami masih merahasiakannya. Biar ia menjadi kejutan ketika keluar nanti."

THE BEGINNING Of BEAUTIFUL LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang