"Kau ingin cincin ini?" Saejin mengangguk.
"Otthae bagus kan?"
"Hmm, ini bagus. Kita akan membeli ini." Saejin tersenyum senang, Yoonjae meminta pelayan untuk membungkuskan cincin pernikahan mereka.
"Setalah ini kita akan mengecek baju pengantin kita."
"Dibutiq eomma?"
"Ne."
"Siapa yang merancang gaun pengantin kita?" Saejin menunjuk dirinya sendiri sembari menyengir. Yoonjae tersenyum melihat calon istrinya. Mengacak rambutnya dengan sayang.
"Kau tau kan, aku sangat ingin menggunakan baju pengantin yang kurancang sendiri. Bahkan eomma tidak ikut campur dalam rancangan kali ini 100% murni karyaku."
"Jinjja?" Saejin mengangguk."Baiklah kita lihat sebagus apa rancangan istriku ini." ujar Yoonjae gemas.
"Ya! kau meragukan ku?" rajuk Saejin.
"Kau merajuk?" Saejin menata tajam Yoonjae, membuat pria itu tertawa.
"Yaissh neo!"
***
Setelah Saejin dan Yoonjae membeli cincin pernikahan mereka. Mereka menuju butiq dan mencoba baju pengantin yang dirancang khusus oleh Saejin, bahkan itu adalah gaun pengantin yang hanya ada satu didunia. Karna ia secara khusus merancangnya untuk dirinya sendiri.
Yoonjae yang juga baru selesai mencoba jasnya menatap Saejin dengan pandangan kagum. Calon istrinya itu benar-benar cantik menggunakan baju pengantinnya.
"Oppa othhae?" tanya Nami, membuyarkan lamuyan Yoonjae.
"Yeppo" jawab Yoonjae singkat.
"Mwoya? Cuma itu saja?"
"Lalu aku harus mengatakan apa? Memujimu juga begitu? Maaf aku tidak bisa, aku sudah cukup terpesona dengan calon istriku. Menjauhlah kau memudarkan kecantikannya." Ujar Yoonjae, yang segera mendapat umpatan dari Nami.
"Heol, pria itu benar-benar. YA! OPPAA!! Asal kau tau banyak pria yang mengantri untukku!!"
"Mengantri apanya, seperti pasar loak saja." Saejin dan karyawan lainnya terbahak-bahak mendengar pertengkaran kedua orang itu. Sedangkan Nami ingin sekali melempar semua benda yang ada diruangan ini pada Yoonjae.
"Eonni kau yakin akan menikah dengan pria ini?" Saejin mengangguk dengan tawa yang masih berusaha ia kendalikan.
"Hmm, wae?"
"Aigoo ck ck. Aku berharap kau tidak memiliki darah tinggi setelah menikah dengannya."
"Kim Nami boleh aku memberi mu nasehat?" ujar Yoonjae, Nami menatap Yoonjae dengan was-was. "Jangan mengkhawatirkan darah tinggi calon istriku. Khawatirkan saja tubuhnya yang tidak tinggi-tinggi itu."
"HAHAHA" Saejin yang sudah tidak kuat lagi segera berjongkok sembari memegang perutnya yang kram sedari tadi.
"YAA!!!!" kesal Nami. Yoonjae hanya mengedikkan bahunya dan berjalan kearah Saejin yang masih tertawa ditempatnya.
Yoonjae tersenyum menatap Saejin yang masih tertawa. "Kau bahagia?" Saejin mengangguk. "Baiklah aku akan selalu memberi gadis itu nasehat agar kau selalu bahagia." Sambung Yoonjae. Saejin kembali tertawa.
"Heol!" umpat Nami.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEGINNING Of BEAUTIFUL LIFE
FanfictionSEQUEL dari ABT ( A Better Tomorrow ) jangan lupa baca ya buat kalian pembaca setia TRIANGLE dan ABT... ini bagian ketiga dari cerita kisah keluarga BTS...