Keesokan harinya...
Hyuno menatap aneh Yoonjae yang terlihat sangat menikmati sarapanya. "Oppa wae?" tanya Yoora yang duduk tepat disebelah pria itu.
Saat ini seluruh kursi yang ada dimeja makan YieJin terlihat penuh sama sekali tidak menyisakan tempat pun. Yoora yang sudah sah menjadi istri Hyunopun sudah mulai tinggal dikediaman YieJin mengikuti sang suami. Yiejung sama sekali tidak mengijinkan keduanya untuk pergi dari rumah itu. bahkan wanita itu menyuruh mereka menempati rumah yang ada dihalaman samping rumah utama.
"Wuahh aku merasa rumah kita seperti ada jamuan setiap paginya." Komentar Taejin.
"Wae?" tanya Yiejung.
"Eomma bukankah ini sangat aneh, seluruh kursi penuh. Bahkan kau dan ajjuma menyiapkan makanan seperti hendak pesta." Yiejung menatap keseliling, wanita itu hanya tersenyum.
"Keundae mau sampai kapan pria itu terus sarapan dirumah kita?" Hyuno menunjuk Yoonjae yang sudah hampir dua minggu Yoonjae terus sarapan dikediaman YieJin.
"Wae hyung?"
"Kenapa kau terus sarapan disini?"
"Hanya ingin beradaptasi sekaligus memantau bagaimana sikapmu terhadap adikku." Hyuno berdecih tidak percaya. Sedangkan yang lainnya tertawa kecil.
"Hyung apa ketika kau dan uri noona nanti sudah menikah kalian akan tinggal bersama imo dan sacmhon?" tanya Haejin.
"Tidak, kami akan membeli apartemen atau rumah sendiri." Jawab Yoonjae.
"Imo mengijinkan mu?" Yoonjae menggeleng.
"Mwoya?" ujar Jaejin datar. "Sama saja ternyata"
"Ya! Yoonjae itu putra satu-satunya keluarga YoonYeon apa kalian pikir ia akan bebas dari rumah itu." ucap Jin.
"Lalu bagaimana kami?" tanya Taejin.
"Kalian kenapa?" Taejin mulai menghitung hyung-hyungnya.
"Dikeluarga ini ada 4 orang putra tapi kenapa kami harus tetap tinggal disini? tidak cukupkah hanya Hyuno hyung saja?"
"Wae? Kalian tidak menyukai hidup dengan eomma dan appa?" tanya Yiejung.
"Ania, bukan itu maksud kami eomma." Taejin mulai merasa bersalah melihat eommanya yang sudah berkaca-kaca.
"Eomma maksud kami, bukankah tidak nyaman jika kami semua tinggal satu atap ketika kami sudah memiliki keluarga masing-masing?" jelas Jaejin.
"Kalau begitu kalian tidak usah menikah saja." Haejin, Jaejin dan Taejin tersedak ditempatnya.
"Shireoo eommaa aku akan menikah. hanya tinggal selangkah lagi untuk membuat Yein menikah dengan ku." ujar Taejin cepat. Yiejung menatap putra bungsunya menyipit.
"Oho Kim Taejin, kau sudah ingin melangkahi hyungmu?" ledek Saejin.
"Nde?"
"Kau mau eomma meyincangmu. Jangan berpikir untuk menikah sekarang. Menikahlah 10 tahun lagi." Taejin menyemburkan minumannya.
"Yaisshh kau menjijikkan" protes Jaejin.
"Eomma becanda? Jika 10 tahun lagi maka umur ku sudah 33 tahun? Ahh shireoo!!" tolak pria itu mentah-mentah.
"Ya! lagi pula jikapun kau ingin menikah dengan Yein sekarang apa kau kira Donghae samchon akan langsung merestui kalian?" ujar Jin.
"Aku rasa tidak" sambung Saejin. Jaejin dan Haejin mengeluarkan smirknya menatap sang maknae yang mencibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEGINNING Of BEAUTIFUL LIFE
FanfictionSEQUEL dari ABT ( A Better Tomorrow ) jangan lupa baca ya buat kalian pembaca setia TRIANGLE dan ABT... ini bagian ketiga dari cerita kisah keluarga BTS...