123

724 85 28
                                    





"WUAAH JEON JEONGIL!!" seru Yoojin kuat. Jeongil yang baru tiba dikediaman TaeRa menatap gadis itu dengan alis terangkat.

Yoojin memutari tubuh Jeongil dengan wajah dan tepukan tangan kagum. Gadis itu melirik Jeongil dari ujung kepala sampai kaki. Jeongil memutar bola matanya malas melihat reaksi berlebihan gadis itu.

"Ternyata kau masih hidup oppa akk!!" belum sempat gadis itu melanjutkan ucapannya Jeongil sudah terlebih dahulu mengusap wajah gadis itu kuat. "Ya!! tanganmu asin." Kesal Yoojin.

"Aisshh!!" Jeongil mengelap tangannya dengan ekspresi jijik dibaju Yoojin. Sesekali mencium tangannya yang terkena air liur Yoojin tadi. Yoojin mengumpat kesal menatap pria itu.

"Jeongil-ssi." Nami berjalan menuju Jeongil dan memeluk pria itu, Nami menepuk punggung Jeongil pelan. "Aku harap kau juga berbahagia." Ujar Nami dengan nada prihatin.

"Menyingkirlah." Jeongil menjauhkan tubuh Nami dengan jari telunjuk yang ia letakkan dikening Nami. Gadis itu mendengus kesal. "Apa-apaan kalian?"

"Kau yang apa-apaan menghilang selama 3 minggu dan baru muncul sekarang." Kesal Yoojin.

"Bukan urusanmu."

"Ya ya ya terserah kau saja. Memang bukan urusanku jika kau menghilang dan baru muncul sekarang. Tapi apa kau sama sekali tidak menyesal?" ujar Yoojin.

"Menyesal untuk apa?" Yoojin menunjuk kearah dimana ada Yeon dan Taehoo yang terlihat sedang sibuk mengurus sesuatu. Jeongil menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Ya! apa kau melihat ada wajah penyesalan diwajahnya?" tanya Nami pada Yoojin.

"Opseo."

"Aigoo, jika aku jadi Yeon aku pasti sudah akan mencincangmu dan memberi makan dolly tulang-tulangmu." Kesal Nami. Jeongil mengedikkan bahunya acuh. Membuat kedua gadis itu berdecih kesal.

"Oppa jujur pada kami." ujar Nami serius.

"Mwo?"

"Kau benar-benar mengkhianati Yeon dan berkencang dengan Yubin?"

"Kau pikir aku gila?"

"Kau memang gila." Sambar Yoojin.

"Benar kapan kau pernah warasnya." Sambung Nami.

"Ya! kalian pikir kalian berdua lebih waras dari ku."

"Hmm." Jawab keduanya serempah.

"Cihh, sudah menyingkirlah. Mengganggu saja." Jeongil menyingkirkan dengan kasar tubuh kedua gadis itu yang menghalangi jalannya.

"Kau mau kemana?" Nami segera menahan pergelangan tangan Jeongil.

"Oppa jangan berani-beraninya kau merusak hubungan kedua calon pengantin baru itu. arraci?!" ancam Yoojin.

"Dasar gila." Umpat Jeongil, lalu menyingkirkan tangan Nami yang ada dipergelangan tangannya. Berjalan dengan santai menuju kedalam rumah TaeRa.

"Ya! pria bodoh itu tidak akan menganggu mereka kan?" tanya Yoojin pada Nami.

"Awas saja jika ia berani, aku akan menyincangnya hidup-hidup."

"Dan setelah itu, bersiap-siaplah Haeni imo yang akan segera menyincangmu." Ujar Yoojin.

***

"Eoh Jeongil kau tiba?" sapa Joonjae. Jeongil tersenyum, menghampiri para anak lelaki tertua keluarga BTS.

"Ya kau dari mana saja baru muncul sekarang." Tanya Hyuno.

"Aku ada perkerjaan mendadak diluar kota kemarin hyung."

THE BEGINNING Of BEAUTIFUL LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang