Jeongil hanya membaca pesan terakhir Yeon tanpa niat membalasnya, dasar gadis keras kepala. Rutuknya dalam hati.
Jeongil kembali menjalankan mobilnya, Yubin melirik kearah Jeongil yang terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Langit mulai menggelap.
"Huh? Hujan?" gumam Yubin, disusul dengan hujan yang begitu deras. Jeongil terdiam melihat derasnya hujan. Perasaannya mendadak tidak enak, tidak mungkinkan Yeon masih berada disana saat hujan seperti ini?, batin Jeongil bertanya.
"Jeongil-ssi?" panggil Yubin. Jeongil tidak menjawab pria itu masih melamun. Yubin menggoyangkan lengan Jeongil pelan. "Jeongil-ssi?"
"Nde? Ada apa?" tanya Jeongil kaget.
"Kau sakit? Jika kau sakit, kita batalkan saja."
"Tidak."
"Kenapa kau melamun?" Yubin mengerut heran.
"Aku tidak apa-apa."Jeongil memaksakan senyumannya pada Yubin dan kembali menatap kejalanan.
Hujan turun semakin deras, bahkan bunyi geluduk terus terdengar. Jeongil berusaha berfikir jika Yeon pasti tidak gila dan beraikeras tetap menunggunya disana. Tapi mengingat sifat gadis itu yang keras kepala pasti itu mustahil.
Jeongil yang merasa khawatir dengan kekuatan penuh ia memutar stir dan berbalik menuju Yeouido dengan kecepatan penuh. Yubin memegang pengaman yang ada diatas pintu mobil. Menatap Jeongil yang terlihat sangat khawatir. Gadis itu mengerutkan dahinya heran, tidak berani bertanya apa yang terjadi saat ini. pasti ada hubungannya dengan pesan yang dikirim Yeon tadi.
Mobil Jeongil memasuki area taman Yeoudio. Jeongil keluar dan membuka bagasinya mengambil payung dan berjalan kedalam taman mencarai sosok Yeon.
Jeongil mengeram kesal saat melihat Yeon ternyata masih duduk dibangku taman dengan keadaan basah kuyup. Gadis itu bahkan tidak menggunakan payung dan membiarkan hujan-hujan itu membasahinya.
Dengan langkah lebar Jeongil segera menghampiri Yeon, membuka payung yang ia bawa dan memayungkan Yeon. Yeon mendongak ketika melihat suluit Jeongil berada dihadapannya. Gadis itu memberika senyum cerianya, dengan bibir yang bergetar menahan dingin.
Mata Jeongil menatap tajam Yeon. "Kau datang oppa?" satu kata itu berhasil Yeon keluarkan dengan susah payah, berusaha menahan rasa dingin yang ia rasakan saat ini.
"APA YANG KAU LAKUKAN?!!!" bentak Jeongil marah. Yeon terlonjak kaget, tapi kemudian kembali memberikan senyumannya pada Jeongil.
"Bukankah aku sudah mengatakan jika aku akan tetap menunggu mu sampai kau datang."
"Aku sudah mengatakan jika aku tidak akan datang." Jeongil mengeraskan rahangnya menatap Yeon dengan emosi.
"Gojimmal, buktinya kau datang sekarang."Ujar Yeon dengan nada bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEGINNING Of BEAUTIFUL LIFE
FanfictionSEQUEL dari ABT ( A Better Tomorrow ) jangan lupa baca ya buat kalian pembaca setia TRIANGLE dan ABT... ini bagian ketiga dari cerita kisah keluarga BTS...