32

1.7K 125 10
                                    



*-*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*-*






















Hari di mana kembalinya Saejin ke Korea dan perginya Howon dan Yoonjae ke luar negri akhirnya tiba. Yoonwoo dan Yeonmin yang sedari tadi tidak hentinya mengeluarkan air mata mereka, terus berada dalam pelukan kedua putra sulungnya. Bahkan Jieun yang memiliki jadwal kelas palajaran hari ini, ikut menemani kekasihnya, tidak berbeda dengan Yeonwoo dan Yeonmin gadis itu juga ikut menangis. Yang berusaha dengan sabar di tenangkan oleh Hora.

Kedua orang tua itu memang masih belum bisa merelakan kepergian anak-anaknya. Terutama Yeonmin yang memang hanya Yoonjaelah putra satu-satuya yang ia miliki.

Di sisi Yeonwoo walau masih ada Joon sebagai putra yang ia miliki, wanita itu juga mau tidak mau akan menghadapi menghadapi hal yang sama tahun depan. Saat Hora yang juga akan melanjutkan studynya ke luar negri.

“Eonni uri oppa tidak akan pergi untuk selamanya, ia akan kembali. Berhentilah menangis seperti orang gila” ujar Hora sabar.

“Bagaimana aku tidak menangis seperti orang gila, aku tidak bisa membayangkan jika gadis lain mendekati kekasihku dan oppa mu tergoda. Kau tidak tau bagaimana liarnya wanita-wanita asing di sana” isak Jieun, Hora memutar bola matanya malas.

“Eonni oppa ku bukan laki-laki yang gampang tergoda seperti itu”

“Ya! kau tidak tau, mau bagaimana pun laki-laki pasti akan luluh jika seorang wanita sexy terus menggodanya dengan giat”

“Seperti kau menggoda uri oppa?” ejek Hora.

“Aiissh yaaa!!” tangis gadis itu kembali pecah, membuat Hora gelagapan karna semua orang memandang kearah mereka.

“Sssttt eonni uljimma, semua orang menatap kearah kita” ujar Hora panik, JIeun tidak bergeming gadis itu masih tetap menangis.

“Tidak bisakah kalian tinggal saja? apa harus sekolah sampai kesana?” rengek Yeonmin pada kedua laki-laki itu.

“Eomma” bujuk Yoora, gadis itu mengelus punggung eommanya lembut.

Di sampingnya sudah ada Yoojin yang menangis sesegukkan, berbeda dengan Yeon yang hanya diam walau tidak di pungkiri matanya juga ikut berkaca-kaca.

“Oppa, jika kau pergi siapa yang akan menjaga ku hiks” rengek Yoojin. Yoonjae tersenyum kearah adiknya.

“Oppa Yoomi akan sering menelpon mu” ujar Yoomi, yang lebih tenang dari Yoojin.

“Arraso oppa juga akan selalu menelpon mu dan yang lainnya” jawab Yoonjae. Laki-laki itu beralih kearah Yoojin yang masih terisak. “Mwoya. Ya! Yoojin~a oppa hanya pergi tidak sampai 20 tahun, kau tidak perlu menangis seperti itu dan aku juga pasti yakin di dalam lubuk hati mu paling dalam kau pasti senang bukan ketika aku tidak ada?” ujar Yoonjae. Yoojin menggeleng lalu menghambur kepelukan oppanya.

THE BEGINNING Of BEAUTIFUL LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang