"Seperti nya ada yang tengah berpesta tanpa mengundangku."
Para bandit tersebut menoleh ke sumber suara dan mendapati senyum ramah dari seorang Bangsawan, tapi tidak mirip bangsawan karna dia mengenakan pakaian layaknya seorang Prajurit, tapi tidak bisa di sebut sebagai seorang Prajurit karna pakaian yang ia gunakan terlalu mewah untuk ukuran seorang Prajurit.
Kim Hwaseung, seorang Saudagar kaya yang masih muda dengan perawakan yang tegas namun ramah dan murah senyum. Suatu kombinasi yang sempurna, dia datang jauh jauh dari bagian selatan Joseon untuk menjemput tunangannya. Seorang putri Bangsawan bernama Shin Hwajung yang selalu membawa pedang di tangannya yang saat ini tengah berada di tengah tengah para bandit.
Meski melihat Hwaseung tersenyum ke arahnya, hal itu tidak membuat Hwajung menurunkan kewaspadaannya, bahkan dia tidak menurunkan pedangnya sedikitpun.
Melihat hal tersebut Hwaseung membuang nafas ke udara sembari tersenyum. "Seperti nya kalian berada dalam posisi yang tidak menguntungkan."
"Siapa kau? Kenapa kau datang tiba tiba dan mengganggu?" Ujar pimpinan bandit tersebut.
"Aku? Woah.... Kalian bertanya padaku?" Ujar Hwaseung dengan nada yang di lebih-lebihkan, membuat pimpinan bandit itu mengumpat.
"Kunyuk sialan, apa kau sedang mencari masalah dengan ku? Kau ingin mati!"
"Mwo.....?" ujar Hwaseung meninggikan suara nya namun masih tetap terlihat ramah bahkan dia sengaja menaikkan dagunya secara tidak alami, membuat Hwajung mendengus melihat sikapnya yang tidak pernah serius.
"Hey, harusnya aku yang bilang seperti itu. Apa yang kalian lakukan? Mengarahkan pedang kalian ke arah gadis ku, apa kalian ingin cari mati?"
"Apa...? Gadis mu kau bilang? Apa kau sedang mabuk? Kami yang menemukannya lebih dulu jadi nona Kisaeng ini milik kami sekarang, benar bukan?" Ujar pimpinan bandit tersebut yang di iyakan oleh anak buahnya dan di akhiri dengan tawa mereka, bahkan semua penduduk desa hanya berani mengintip dari celah rumah mereka.
Sedangkan Hwaseung sendiri merasa terganggu mendengar bahwa mereka memanggil Hwajung sebagai seorang Kisaeng, terlihat dari ekspresi nya yang tiba-tiba mengeras.
"Apa? Kau menyebutnya apa tadi?" Ujar Hwaseung dengan nada bicara yang datar sembari mensejajarkan tangannya yang sebelumnya ia taruh di belakang, perlahan dia mendekat ke arah para bandit dan menyingkirkan pedang mereka dengan kasar untuk melewati mereka dan berdiri di samping Hwajung.
"Pergilah! Sebelum kalian kehilangan kesempatan untuk merenungi dosa dosa kalian." Ujarnya dengan tegas, Yeowol yang mendengar perdebatan mereka menyaksikannya dari celah pintu yang ia buka sedikit, dan di antara orang orang itu Yeowol tidak melihat bibi. Dia ingin memastikan apakah bibi baik baik saja, tapi dia juga tidak berani keluar. Sekilas dia melihat siluet Hwaseung dan bertanya tanya dalam hati apakah dia Bangsawan yang telah di tunggu tunggu oleh Hwajung.
Terdengar suara tawa yang seperti memecah langit dari para bandit itu.
"Kau dengar sendiri bukan, percuma mengajari mereka dengan kata-kata" Cibir Hwajung tapi Hwaseung tidak memberi respon.
Para bandit tersebut tiba-tiba saja menyerang mereka secara bersamaan, Hwaseung menarik sedikit pedangnya untuk menghalangi serangan dari depan dan menggunakan kaki kirinya untuk menghalau serangan dari samping. Dia kemudian memasukkan kembali pedangnya ke dalam sarung dan memukul para bandit tersebut dengan pedang yang masih berada di dalam sarung.
"Jika seseorang memberi kesempatan, seharusnya kalian merenungkannya." Ujar Hwaseung.
"Banyak omong, diam dan segeralah pergi ke neraka!"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]
Historical Fiction🌾KDRAMA WATTPAD🌿 menceritakan tentang perjalanan Lee Taehyung, seorang Putra Mahkota Joseon untuk menuju tahtanya. Di mana terdapat sebuah klan yang menentang takdirnya sebagai Raja Joseon selanjutnya. Sebuah klan yang menjadi basis kekuatan dari...