Lembar 065

638 100 25
                                    

Langit Joseon yang mulai menggelap, menuntun langkah Kasim Seo kembali ke Paviliun Putra Mahkota, dan tepat setelah ia membuka pintu kamar Jungkook, dengan tak sabaran nya Jungkook menghampiri nya dan membuat langkahnya terhenti di tengah ruangan, berhadapan dengan Jungkook dan juga Kasim Cha yang menyusul di belakang nya.

"Bagaimana? Bagaimana keadaan Hyeongnim?, cepat katakan pada ku!" Tuntut Jungkook dan Kasim Cha yang menyadari kekhawatiran yang berlebihan dari Jungkook, mencoba untuk menenangkan nya.

"Putra Mahkota... Mohon, tenangkan diri Putra Mahkota. Kasim Seo juga baru sampai, biarkan dia duduk dulu, kita bisa membicarakan nya baik baik."

"Aku butuh jawaban nya sekarang juga!" Tentang Jungkook dengan nada bicara yang meninggi,membuat Kasim Cha menundukkan kepala nya.

"Cepat katakan pada ku!" Ujar Jungkook dengan nada yang lebih menuntut di bandingkan sebelum nya.

"Pangeran dalam keadaan baik baik saja." Jawab Kasim Seo tanpa ada keinginan untuk berbicara dalam nada bicara nya.

"Berhenti membohongi ku!, aku tidak akan memaafkan kalian semua jika masih saja membohongi ku!" Ancaman yang membuat kedua Kasim di sekitar nya menatap wajah nya.

"Hamba hanya menyampaikan apa yang telah di katakan oleh Pangeran." Kasim Seo menjatuhkan pandangan nya setelah mengungkapkan sebuah kebohongan yang di inginkan oleh Taehyung.

"Wajah nya begitu pucat tapi dia masih bertarung, dia terkena anak panah, bagaimana bisa dia baik baik saja?" Suara yang terdengar begitu putus asa yang lebih di tujukan pada dirinya sendiri. Dia kemudian kembali mengarahkan pandangannya pada Kasim Seo yang juga masih melihat nya.

"Lalu, bagaimana dengan Changkyun, dia terluka sangat banyak, bagaimana keadaan nya?"

"Hamba telah bertemu dengan kedua nya, dan beliau hanya menitip pesan untuk Putra Mahkota yang menyebutkan bahwa Putra Mahkota tidak perlu merasa khawatir dan tetap berada di tempat Putra Mahkota." Kasim Seo menunduk dalam di kalimat terakhirnya.

Jungkook mengalihkan pandangannya yang tampak tak percaya, tanpa bisa ia kendalikan air mata menetes dari kedua sudut mata nya ketika ia mencoba untuk memahami keadaan yang masih terlalu rumit untuk bisa ia pahami, dan juga terlalu sulit untuk ia terima.

"Kenapa semua malah menjadi seperti ini."

Lirih nya, seperti sebuah pengaduan yang hanya semakin membuat rasa sakit di dalam dada nya semakin melebar, dia berbalik meninggalkan kedua Kasim yang kemudian saling bertukar pandang dengan kesedihan Kasim Seo dan juga kebingungan Kasim Cha.
Jungkook kembali ke tempat sebelumnya, kembali terduduk dan menunduk dalam, mencoba meredam rasa penyesalan yang membuat nya tak bisa bernapas dengan tenang.

Sedangkan di tempat lain, tepat nya Bukchon. Di Kediaman Menteri Park, tampak dua siluet yang saling duduk berhadpan di sebuah ruangan dan juga terdapat siluet yang terbaring di samping mereka.

"Tidur lah!, terlalu lama duduk seperti ini hanya akan membuat luka mu bertambah sakit."

Nasehat dari sang Kakek yang di balas dengan seulas senyum tipis oleh Taehyung.

"Harabeoji, juga belum tidur."

"Kakek hanya ingin melihat keadaan mu sebelum tidur."

"Aku sudah merasa lebih baik, tidak ada yang perlu Harabeoji khawatirkan, dan lekas lah pergi tidur."

"Berbaringlah!"

Lagi, Taehyung tersenyum. "Masih ada hal yang harus ku lakukan."

"Apapun alasan nya, kau tidak boleh pergi keluar."

"Aku tahu, aku akan tetap berada di sini, aku hanya ingin menjaga Changkyun sedikit lebih lama lagi."

Menteri Park mengarahkan pandangannya pada Changkyun, dan memang sejak insiden pagi tadi, Changkyun sama sekali tak menunjukkan tanda bahwa dia akan bangun dalam waktu singkat.
Menteri Park kemudian kembali mengarahkan pandangannya pada Taehyung.

"Jika memang itu yang ingin kau lakukan, Kakek akan pergi sekarang dan jangan terlalu memaksakan diri, akan lebih baik jika kau segera beristirahat."

"Harabeoji tidak perlu khawatir, aku benar benar merasa lebih baik sekarang."

Menteri Park kemudian beranjak dari duduk nya dan meninggalkan ruangan tersebut. Membiarkan waktu hanya di miliki oleh Tuan dan Si Rubah.

Mengikuti Menteri Park sebelumnya, Taehyung pun beranjak dari duduk nya bukan untuk pergi keluar, melainkan untuk menyelimuti Changkyun.

"Tidurlah untuk hari ini, dan bangunlah besok saat Matahari kembali dari sebelah timur." Suara yang melembut, seakan menjadi nyayian pengantar tidur untuk Changkyun yang bahkan belum bangun sama sekali.

Taehyung kemudian berjalan menuju sudut kamar nya dan duduk di lantai, mencoba mencari cahaya bulan yang bahkan tak bisa lagi menjangkau tempat nya karna telah bergeser terlalu jauh.
Seperti harapan yang sia sia, hanya kegelapan yang bisa di lihat oleh Taehyung, di saat ia menyandarkan kepalanya seakan tengah menyerah akan semuanya.

Detik demi detik berlalu di sekitar nya dan semakin memperburuk kekhawatiran nya, tengah malam yang di bencinya telah kembali merengkuh Joseon dan bersiap melawan takdir yang datang untuk membunuh nya.

Perlahan tangan kirinya terangkat, dan dengan pasti mencengkram dada nya, semakin kuat dari waktu ke waktu ketika kakinya merapatkan diri ke tubuh nya.
Wajah nya yang tampak mengernyit secara berlebihan, membuktikan seberapa sakit nya penderitaan yang ia tanggung saat ini, suara rintihan. Tubuh yang kemudian jatuh kelantai, dia meringkuk dengan kedua tangan yang mencengkram dada nya dengan mulut yang menahan erangan.

Dia berharap bahwa dia bisa mati detik itu juga, agar sang malam berhenti menyiksanya.

"Akh....." Suara rintihan kecil yang berusaha ia tahan, justru membuat tubuh nya bergerak tak nyaman.

Dia memukul lantai kayu dengan satu tangan sembari menyembunyikan wajah nya yang menghadap lantai, menangis adalah satu satu nya cara yang bisa ia lakukan. Menangis tanpa suara dan mati dalam diam, keinginan kecil Taehyung yang menginginkan agar malam segera berlalu sebelum ia benar benar terbunuh oleh malam yang panjang.

"Bunuh saja aku..." Lirih nya di tengah kesakitan yang menyerbu dada nya dan sekali ia terbatuk, saat itu darah keluar dari mulut nya yang membuat tubuh nya semakin meringkuk tak berdaya.

Sedang di atas sana, Rembulan telah berusaha melarikan diri, bukan untuk meninggalkannya melainkan untuk mengakhiri malam yang panjang bagi nya dan mempertemukan nya kembali dengan Matahari.

"Kenapa kau menyiksaku...bunuh saja aku sekarang juga.... Arrgghh...."

Erangan kecil yang mungkin hanya akan memudar dalam senyap udara, masih adakah kehidupan untuk nya besok.
Tidak. Taehyung tidak lagi menginginkan nya, meski harus kehilangan kebijaksanaan nya, dia tetap tak menginginkan hari esok, yang dia inginkan hanyalah bahwa malam ini adalah yang terakhir kali dia di siksa dengan rasa sakit itu.
Yang terakhir, meski pada akhirnya dia akan melukai Changkyun dan juga Jungkook. Rasa sakit yang ia derita benar benar menutup akal sehat nya dan justru menginginkan kematian nya sendiri.


THE DYNASTY : CHAPTER 1
THE LITTLE PRINCE
23.03.2019

THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang