Lembar 117

480 63 23
                                    

    Pagi itu, Selir Youngbin tengah menikmati teh di Paviliun nya dengan suasana yang tenang yang dalam hitungan detik berubah ketika tiba-tiba pintu ruangan nya di buka dengan kasar dari luar dan hal itu sempat membuatnya tersedak.

    "Nyonya, nyonya baik-baik saja?" Panik Dayang Kepala yang duduk di sebelah meja, sedangkan Youngbin terlihat ingin memaki seseorang yang baru saja menganggu ketenangan nya. Namun ketika ia mengangkat wajahnya, justru keterkejutan lah yang tampak di wajah nya.

    "Abeoji." Gumam Youngbin dengan mata yang sedikit melebar ketika melihat sang ayah mengunjunginya sepagi ini.

    "Keluar!" Ujar Junhoo dengan nada bicara yang begitu tegas.

    Youngbin mengarahkan pandangan pada Dayang Kepala dan mengangguk sebagai sebuah isyarat bahwa dia harus keluar, melihat hal itu pun Dayang Kepala segera undur diri sembari membawa nampan teh yang berada di hadapan Youngbin. Dan tepat setelah pintu tertutup dari luar, saat itulah Junhoo menghampiri putrinya dan duduk berhadapan dengan nya.

    "Ada masalah apa? Tidak biasanya Abeoji datang kemari. Terlebih sepagi ini."  Youngbin berucap, menjadi orang pertama yang memulai pembicaraan.

    "Apa saja sebenarnya yang kau lakukan di sini?" Sarkas Junhoo yang membuat sebelah alis Youngbin terangkat, tampak tak mengerti dengan apa yang di bicarakan oleh ayah nya.

    "Apa yang Abeoji bicarakan? Kenapa tiba-tiba menanyakan hal seperti itu?"

    "Baginda Raja telah merencanakan pernikahan untuk putra mu, apa kau masih bertahan dengan ketidaktahuan mu itu?"

    "A-apa?" Tak percaya, itulah reaksi yang di tunjukkan oleh Youngbin.

    "Dengan siapa dan kapan? Bagaimana aku bisa tidak mengetahui hal ini?" Suara yang mengeras, menandakan bahwa dia telah di kuasai oleh amarah nya.

    "Gadis dari Kelompok Pedagang, putri Park Seonghwa."

    Senyum Youngbin tersungging sebelum akhirnya sebuah tawa ringan tak percaya nya terdengar.

    "Park Seonghwa? Hehh! Apa dia ingin merendahkan derajat ku dengan menikah kan putra ku dengan gadis dari kalangan bawah? Kelompok Pedagang? APA DIA SEDANG BERCANDA!!!." Geramnya yang di akhiri oleh gebrakan pada mejanya.

    "Sampai mati pun, aku tidak akan pernah merestui pernikahan ini." Tandasnya dengan penuh penekanan dan gigi yang saling beradu menahan kemarahan nya yang meluap di pagi hari.

    "Kau tidak perlu mencemaskan nya, Abeoji sudah mengurusnya." Sebuah pernyataan yang membuat pandangan Youngbin kembali terarah padanya.

    "Apa maksud Abeoji?" Ujar Youngbin, menatap ayahnya penuh dengan selidik.

    "Serahkan semua pada Shin."

    Youngbin tersentak ketika Junhoo menyebutkan nama Shin, namun dia secepat mungkin menyembunyikan nya di hadapan sang ayah."

    "A-apa, yang akan dia lakukan?" Ujarnya kemudian namun dengan pengucapan yang tampak sedikit gugup.

    "Kau tidak perlu tahu. Mulai sekarang, kau harus lebih memperhatikan apa yang di lakukan oleh suami mu itu. Jangan sampai hal ini terulang kembali. Kau tahu bukan, bahwa hanya gadis dari Klan Heo lah yang berhak menjadi pendamping putra mu."

    "Ye, Abeoji."



Perasaan Tersembunyi Sang Tuan Muda.



    Lewat tengah hari, Ketua Park meninggalkan Istana Gyeongbok untuk kembali menyusuri jalan menuju rumah nya. Dimana sang putri yang telah menantinya.
    Namun sesuatu yang tidak di harapkan terjadi ketika ia melewati hutan yang mengarahkan ke rumah nya, dimana beberapa orang berpakaian serba hitam dan menutupi sebagian wajah mereka menggunakan potongan kain tiba-tiba menghadang jalan nya dan mengepungnya. Dan hal itu seketika meningkatkan kewaspadaan Ketua Park meski dia tetap mempertahankan ketenangan nya.

THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang