Langit Joseon yang menggelap, menuntun langkah Namgil untuk segera meninggalkan Paviliun Kerja Guru Dong Il dan pergerakan nya tersebut berhasil menarik perhatian dari Guru Kiseung dan Guru Heojoon yang sedari tadi duduk sedikit berjauhan dengan nya.
"Sung Dong Il berpesan agar Tuan Ungeom tidak meninggalkan tempat ini sampai dia kembali." Teguran yang datang dari Guru Kiseung membuat tatapan dingin nya yang begitu mengintimadsi jatuh kepada kedua Guru Besar Gwansanggam yang tersisa setelah sebelumnya Guru Dong Il yang berpamitan untuk melihat keadaan.
Namun bagaikan orang dungu ketika ia mendengar sebuah peringatan, Namgil bersikap tak perduli dan berjalan menuju tangga tanpa berucap sepatah katapun. Namun langkahnya terhenti sebelum langkah itu mencapai tangga ketika justru Guru Dong Il menampakkan dirinya dan sempat menghentikan langkanya ketika mendapatinya yang ingin pergi.
Guru Dong Il pun menapakkan kakinya di lantai dua Paviliun nya dan menghentikan langkahnya tepat di hadapan Namgil.
"Kemanakah kiranya Tuan Ungeom akan pergi?" Teguran Guru Dong Il dengan halus, namun raut wajahnya yang terbilang di luar kebiasaan nya itu membuat suaranya terdengar lebih mengintimidasi di bandingkan dengan bertanya. Dan setelah tak mendapat jawaban, dia kembali berucap.
"Jika membawa Pangeran pergi dari Gwansanggam malam ini juga adalah tujuan dari Tuan Ungeom, mohon batalkan niatan itu."
"Meskipun kau seorang Guru Besar sekalipun, aku tidak pernah berniat untuk menjadi murid mu." Penentangan secara halus yang terucap dengan sangat tak bersahabat.
"Aku tidak akan terkejut, karna memang seperti itulah Tuan Ungeom yang sebenarnya."
Tak ingin perduli, diapun melangkahkan kakinya melewati Guru Dong Il, namun tepat selangkah ia melewati Guru Besar Gwansanggam tersebut langkahnya tiba-tiba terhenti.
"Ada seorang Cenayang yang sedang berusaha untuk menyelamatkan hidup Pangeran."
Bukan hanya namgil, melainkan juga kedua Guru Besar Gwansanggam lain nya yang merasa terkejut akan apa yang baru saja keluar dari mulut Guru Dong Il, dan hal itu pula lah yang membuat ketiganya serempak mengarahkan pandangan nya pada Guru Dong Il yang kemudian berbalik menghadap Namgil yang menatapnya dengan penuh tuntutan dalam sorot matanya.
"Yeon, gadis muda yang Bersama dengan Pangeran. Seorang Cenayang kecil yang di angkat oleh Kepala Cenayang Seongsucheong menjadi putrinya."
Dan hal itu jauh lebih membuat ketiganya terkejut, Namgil yang merasa putranya dalam bahaya hendak kembali melangkahkan kakinya sebelum Guru Dong Il menahan lengan nya.
"Kau taruh dimana otak mu!" Gumam namgil penuh dengan penekanan.
"Bukan gadis itu. Jika Tuan Ungeom berencana untuk membunuh gadis itu, maka bersiaplah untuk menerima kebencian dari Pangeran, karna Pangeran telah menaruh hati pada Cenayang muda itu sejak lama."
"Kau sudah tidak waras!" Lagi Namgil berucap dengan nada bicara yang masih sama seperti sebelumnya.
"Pangeran akan baik-baik saja jika Tuan Ungeom bersedia mendengarkan apa yang akan di katakan oleh orang tua ini." Tandas Guru Dong Il tanpa sedikit pun keraguan nya dengan tatapan yang saling mengunci satu sama lain di saat Guru Kiseung dan Guru Heojoon sekilas saling bertukar pandang, mencoba memahami situasi yang tengah mereka hadapi.
Pangeran Tersembunyi Joseon
Pintu Paviliun tempat Changkyun berada kembali terbuka oleh dorongan lembut Yeon yang datang dari luar dan sejenak membiarkan udara malam masuk seiring dengan langkahnya yang berjalan masuk sebelum menutup pintu dari dalam dan menghampiri sang Rubah yang masih berada di tempat dan posisi yang sama seperti sebelumnya.
Langkah ringan yang menimbulkan suara lembut yang kemudian mengusik kesadaran Changkyun dan memaksakan diri untuk membuka kelopak matanya dengan begitu lemah, mendapati sosok gadis yang di tunggunya sejak kepergian nya sebelumnya telah kembali duduk di hadapan nya.
"Ini sudah larut malam, tidak baik jika Naeuri tetap dalam posisi yang seperti ini,"
"Tubuh ku sudah tertahan di sini." Jawab Changkyun dengan suara yang begitu lemah.
"Kalau begitu, izinkan aku untuk membantu Naeuri."
Tak ada penolakan, Yeon pun semakin mendekat untuk membantu Changkyun berdiri. Namun sebelum itu terjadi, tanpa di duga Changkyun justru menarik tubuh kecil Yeon kedalam rengkuhan nya yang bahkan tak mampu mempertahankan dekapan nya sendiri dan hal itu pula yang sempat membuat Yeon tersentak. Membeku sejenak ketika detak jantung nya yang sempat terhenti untuk sepersekian detik ketika tangan kurus Changkyun menyentuh punggung nya.
"N-naeuri." Hanya gumaman yang mampu keluar dari bibirnya yang sedikit gemetar ketika berucap di saat Changkyun menyadarkan dagunya pada bahu sempitnya.
"Tetaplah di sini, biarkan tetap seperti ini." Gumaman yang bahkan lebih pelan di bandingkan dengan suara lembut Yeon sendiri yang telah membuat Yeon tak berkutik dan menjatuhkan pandangan nya di saat tangan nya yang perlahan membalas rengkuhan sang Tuan yang selalu ia rindukan.
Sejenak melepas kerinduan yang sempat tertunda di saat napas sang Rubah yang terdengar semakin memberat.
"Kenapa? Kau harus kembali sekarang." Changkyun kembali bergumam dengan tatapan sayu yang tak memiliki ssesuatu untuk di jadikan sebagai fokus dari pandangan nya.
"Aku-,"
"Bukan!" Sergah Changkyun namun dengan suara yang begitu lemah. "Bukan itu, kenapa kau datang di saat aku harus pergi?"
"Naeuri tidak akan pergi kemanapun."
"Tidak, aku harus benar-benar mati sekarang. Kau tahu betapa lelahnya aku selama ini?"
Sebuah pengaduan yang baru bisa terucap dari bibirnya ketika ia yang merasakan bahwa kematian begitu dekat dengan nya, sebuah pengaduan yang hanya mampu ia ucapkan kepada teman kecil nya dari Seonsuchong.
"Mereka memperlakukan ku seperti aku bukan manusia, hehehhh." Tawa ringan terdengar di akhir kalimat yang ia ucapkan dan hal itu justru semakin melukai hati Yeon.
"Mereka mengatakan, bahwa aku akan menjadi seperti ayah ku. Mereka mengutuk ku untuk membunuh Tuan ku sendiri, tidak! Aku tidak membunuh nya, dialah yang meninggalkan ku. Dia membuang ku dan pergi jauh. Seperti itulah yang terjadi, seperti itu. Dia meninggalkan ku begitu saja."
"Naeuri."
"Aku Lelah. Aku ingin mengatakan padanya bahwa aku Lelah, aku ingin mengatakan. Tapi dia justru meninggalkan ku." Suara yang terdengar semakin putus asa di saat air matanya yang kembali terjatuh mengenai punggung tangan nya yang berada pada punggung Yeon.
"Dia kesakitan, aku tahu itu. Tapi kenapa dia tidak pernah mengatakan nya padaku? Kenapa dia begitu keras untuk menahan nya? Kenapa? Bukankah aku selalu berada di sisinya?"
"Mianhae." Lirih Yeon, satu kata yang berhasil lolos dari bibirnya yang gemetar menahan tangis nya. Kata maaf yang bahkan mungkin hanya akan membuat sang Rubah justruu membencinya ketika kebenaran tentang Taehyung terungkap.
Kata maaf yang bagaikan angin lalu bagi Changkyun ketika kelopak matanya terpejam untuk menahan rasa sakit yang bersarang di dadanya, rasa sakit yang di sebabkan oleh perkataan nya sendiri.
Namun ketika malam yang semakin larut dan membawanya semakin larut pada kesedihan, di saat langkah tegas sang Ungeom yang terlihat meninggalkan Gwansanggam dengan kemarahan yang terpancar melalui sorot matanya.
Kesakitan yang sebenarnya semakin mendekat ke arah nya, menyusup melalui senyap udara hingga sebuah rengkuhan pun tak akan mampu menghangatkan tubuh yang perlahan membeku dari dalam.Selesai di tulis : 03.06.2019
Di publikasikan : 06.07.2019
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]
Historical Fiction🌾KDRAMA WATTPAD🌿 menceritakan tentang perjalanan Lee Taehyung, seorang Putra Mahkota Joseon untuk menuju tahtanya. Di mana terdapat sebuah klan yang menentang takdirnya sebagai Raja Joseon selanjutnya. Sebuah klan yang menjadi basis kekuatan dari...