Lembar 173

710 81 39
                                    

    Taehyung berdiri di atas perahu yang mulai berlayar dalam kegelapan. Tepat satu meter di belakangnya, sang Rubah berdiri. Wajah tenang sang tuan dari si Rubah itu terlihat sangat serius dan membuat garis rahangnya mengeras. Batinnya terusik ketika mendengar ramalan yang ditakuti oleh ketiga Guru Besar Gwansanggam itu dari sang Rubah.

    Setelah kedatangan Shin, ketiga Guru Besar itu memutuskan untuk kembali ke istana. Namun sebelum itu mereka benar-benar mengirim kedua Pangeran itu ke pengasingan tanpa melepaskan ikatan mereka, dan tentunya setelah memberikan petuah pada keduanya.

    Mereka bisa terlepas karena usaha Changkyun. Dan tentunya Taehyung sempat terkejut ketika melihat sang Rubah juga berada di sana. Namun saat ini pikirannya justru mengambang. Tak ingin mempercayai ramalan konyol itu, meski pada kenyataannya dia telah menjadi korban dari ramalan itu sendiri.

    Angin laut berhembus dengan tenang. Menyadarkan sang tuan akan jalan yang mereka tuju saat ini. Sang Rubah kemudian datang mendekat, namun dengan cepat langkah itu terhenti.

    "Kenapa kau tidak mendengarkan ucapanku?" terdengar begitu dingin dan menyentak batin sang Rubah.

    Changkyun menyahut dengan ragu, "Hyeong—"

    "Kembalilah pada Jungkook," sahut Taehyung dengan cepat dan juga nada bicara yang tidak berubah.

    Sang Rubah lantas kembali menemukan luka kecil di sudut hatinya ketika perkataan sang tuan layaknya sebuah pengusiran.

    Changkyun lantas menyahut, "aku menolak."

    Tatapan dingin Taehyung menatap lurus ke depan. Menelisik pada kegelapan yang tak mampu dijangkau oleh pandangannya. Langkahnya berputar, berbalik dan lantas mendekati sang Rubah. Keduanya berhadapan.

    Angin datang sedikit kasar, mengusik ketenangan di antara keduanya. Membimbing mulut sang tuan untuk kembali berucap. "Aku akan bertanya padamu. Jawablah dengan jujur."

    Changkyun tak menjawab, namun tak kehilangan rasa kepercayaannya pada sang tuan.

    Melihat hal itu, Taehyung lantas bertanya, "siapakah Raja yang akan diakui oleh rakyat?"

    Netra Changkyun mengerjap. Seperti ada sesuatu yang menyergap batinnya ketika pertanyaan itu keluar dari satu-satunya orang yang ia percaya.

    "Jawablah dengan jujur, Rubah kecilku."

    Pandangan Changkyun terjatuh. Dapat dilihat oleh Taehyung, keraguan di wajah pemuda itu.

    Tak kunjung mendapatkan jawaban, Taehyung kembali menegur, "katakan jika kau tidak bersedia."

    Kala itu kedua tangan kosong Changkyun terkepal. Mendapatkan kembali keyakinannya, sang Rubah lantas menjatuhkan satu lututnya pada lantai kayu dan membiarkan satu lengannya berada di atas lutut yang tetap bertahan.

    Kepala itu tentunduk, memberikan penghormatan sebagai abdi setia. Dan tanpa ada keraguan mulut itu berucap, "hanya ada satu Raja yang bisa memimpin Joseon. Jika memang Joseon ditakdirkan memiliki tiga Raja, maka dua di antaranya harus mati. Aku ... hanya akan mengabdikan diriku, kepada Tuanku."

    Masih dengan perasaan yang sama ketika ia memandang sang Rubah. Taehyung lantas berucap, "aku tidak pernah bersedia menjadi tuanmu."

    Changkyun mengangkat wajahnya. Tanpa ada keraguan ia mempertemukan pandangan dengan Taehyung. Menatap dengan tekad yang kuat.

    Layaknya sebuah sumpah, sang Rubah lantas berucap, "maka dari itu, aku akan menjadikanmu Raja yang diakui oleh rakyat ... Hyeongnim."

    Taehyung tak menunjukkan reaksi apapun dan justru berdiam diri untuk beberapa waktu hingga angin laut yang kembali menyapa, membimbing mulutnya untuk kembali terbuka.

THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang