Lembar 022

854 101 12
                                    

yeon terlihat berbaur bersama para dayang lainnya di paviliun selir youngbin,meski dia yang paling muda di sana hal itu tidak membuatnya kesulitan untuk berbaur dengan para dayang lainnya,bahkan dia kerap menampilkan senyum tipisnya saat para dayang seniornya membuat sebuah lelucon,wajahnya memang terlalu cantik untuk ukuran seorang dayang istana dan hal itu juga yang sempat menjadi pertanyaan para dayang lainnya karna yeon akan lebih cocok jika menjadi seorang putri bangsawan di bandingkan dengan menjadi seorang dayang rendahan yang melayani selir youngbin.

"yeon,bisa kau angkat jemurannya,sepertinya sudah kering" ujar salah satu dayang yang kemudian meninggalkan yeon,yeon pun beranjak dan berjalan menuju ke tempat jemuran.

yeon mengambil satu persatu jemuran yang sudah kering dan menaruhnya dalam wadah,dia menarik kain putih yang cukup panjang dan terlonjak kaget ketika tiba tiba mendapati shin sudah berdiri di hadapannya,shin kemudian menundukkan kepalanya sekilas,tapi yeon tidak bisa berhenti bersikap was was jika berhadapan dengan orang yang di penuhi dengan aura gelap seorang pembunuh seperti shin.

"kenapa kau bisa berada di sini"

shin mengeluarkan amplop putih dari balik bajunya dan menyodorkannya ke arah yeon.

"nyonya,menyuruhku memberikan ini"

"nyonya...." gumam yeon,dia bertanya tanya siapa yang di panggil nyonya oleh shin,tapi setelah melihat amplop di tangan shin,yeon baru tahu siapa yang di panggil nyonya oleh shin.

"apa....maksudmu eommoni"

"benar"

yeon dengan ragu mengulurkan tangannya dan mengambil surat tersebut dari tangan shin.

"saya permisi"

yeon menunduk sekilas sebelum pergi meninggalkan yeon,yeon kemudian membuka amplop tersebut dan menarik selembar kertas yang terlipat di dalamnya,yeon menaruh jemuran yang sedari tadi di pegangnya ke dalam wadah dan membuka lipatan kertas tersebut.

"hwon"

satu kata yang tertulis pada surat tersebut,membuat yeon harus berpikir sejenak,jika diartikan hwon sama saja dengan matahari,dan matahari bisa juga diartikan sebagai seorang raja.

tangan yeon tiba tiba gemetar sembari memegang erat surat tersebut,dia memegangi dadanya yang tiba tiba terasa sesak dan makin lama makin sesak hingga dia tidak mampu menjaga keseimbangannya dan jatuh terduduk di atas tanah,dia mencengkram kuat dadanya dan berusaha mengatur nafasnya yang sempat terputus,jika memang arti dari surat itu benar seperti yang ia pikirkan,maka tidak salah lagi bahwa surat tersebut adalah surat peringatan untuk nya.

"jangan bertindak bodoh hanya karna aku tidak bersamamu,yeon"

THE LITTLE PRINCE.

seseorang membuka pintu ruangan youngbin dan mengalihkan perhatian youngbin yang tengah menikmati tehnya,seorang dayang senior masuk sembari menunduk dalam.

"nyonya....seseorang dari kediaman menteri perdagangan heo junhoo ingin bertemu dengan nyonya"

youngbin menaikkan sebelah alisnya,dia merasa heran kenapa ayahnya tiba tiba mengirimkan utusan untuk menemuinya.

"suruh dia masuk"

"baik,nyonya"

dayang itu kembali membuka pintu dan mempersilahkan shin untuk masuk kemudian menutup pintu dari luar,youngbin sedikit terkejut melihat bahwa shin yang menjadi utusan ayahnya.

"duduklah"

pinta youngbin,shin pun kemudian berjalan mendekat dan memberi jarak kurang dari dua meter dan duduk dengan kepala yang sedikit tertunduk.

THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang