Taehyung membawa kedua tamunya ke tempat yang ia tinggalkan sebelumnya. Tak ada lagi Kisaeng yang berada di sana, dan hanya ada Hoseok yang atas perintahnya kemudian duduk di sampingnya namun dengan sedikit memberi jarak. Seakan ia yang ingin menegaskan perbedaan kasta di antara keduanya, meski dia sendiri tahu bahwa Taehyung tidak pernah menyukai akan hal itu.
Dengan perasaan yang lebih tenang. Keempat orang tersebut duduk berhadapan dan memulai sebuah perbincangan ringan di awal perjumpaan mereka.
Tanpa ada senyum yang menghiasi sudut bibirnya. Taehyung berujar, "Sebelumnya, aku meminta maaf karna memberikan kesan yang tidak menyenangkan dalam pertemuan pertama ini."
Dengan senyum ramahnya. Hwaseung menyahut, "Tidak perlu sesungkan itu. Sepertinya, telah terjadi kesalahpahaman di antara kita. Jika Ketua tidak keberatan, maka izinkan aku untuk meluruskan masalah ini."
"Aku bukanlah seorang Raja. Kisanak tidak memerlukan izinku untuk melakukan sesuatu."
Pada akhirnya, seulas senyum itu kembali melukis wajah Taehyung yang tampak kembali ke sediakala. Begitu tenang dan ramah, namun ucapannya sebelumnya telah membimbing pandangan Hoseok jatuh padanya untuk beberapa detik. Seakan pendekar muda itu sedikit terganggu atas ucapannya barusan.
"Kalau begitu, aku tidak akan sungkan." ucap Hwaseung dengan sedikit tundukan kepala.
"Jadi begini. Saat menarik tangan ku, Agassi mengira bahwa aku adalah Hwajung dan dia baru menyadarinya saat berada di dalam kamar. Agassi langsung keluar dan ingin memanggil Hwajung, namun entah kenapa dia malah masuk kembali dan menutup pintu... Aku berpikir bahwa mungkin saja, Agassi melakukannya karna melihat kedatangan Ketua."
Penjelasan yang di tujukan untuk dua orang sekaligus. Namun sepertinya penjelasan itu hanya berguna bagi Taehyung, karna Hwajung sendiri justru terlihat begitu acuh.
"Jujur saja, aku sangat terkejut. Agassi tidak pernah membawa pria asing selama ini." Taehyung menyahuti dan terdapat sedikit kelegaan di dalam hatinya.
"Jadi... Apakah kisanak berdua ini adalah teman dari mendiang Ketua Park?"
"Benar... Kami sudah lama sekali tidak bertemu. Terakhir kali kami bertemu sekitar dua tahun yang lalu."
"Dua tahun yang lalu?"
Taehyung sejenak berpikir. Kembali ke masa dua tahun yang lalu dan menemukan masa yang di maksud oleh Hwaseung, mungkin saja mereka bertemu di perjalanan terakhir Ketua Park sebelum tutup usia.
"Seandainya waktu itu aku mengikuti perjalanan, mungkin kita bisa saling mengenal lebih cepat."
"Waktu itu... Mungkinkah Ketua Kim sudah mengenal Agassi?" Hwajung menyahuti, mengingat bahwa Hwagoon pernah menceritakan pria asing yang tinggal di rumahnya. Dan jika benar, maka pria asing yang di maksud oleh Hwagoon benarlah seseorang yang kini duduk di hadapannya.
"Itu benar."
"Ah.... Aku rasa pembicaraan ini terlalu kaku." keluh Hwaseung dan menarik perhatian semua orang. Lantas ia kembali berucap, "Mari kita menjalin hubungan yang baik mulai detik ini."
Sebuah ajakan yang berbalas seulas senyum yang terlihat mengembang dengan sempurna. Taehyung berujar, "Jika itu memungkinkan, aku akan dengan senang hati memanggil kisanak dengan sebutan 'Hyeongnim'."
"Kenapa tidak? Bagaimana pun juga kita akan menjalin hubungan yang baik setelah ini."
Tawa ringan Hwaseung terdengar di saat kedua orang yang hanya mampu memberi seulas senyum dan Hoseok yang masih tetap pada pendiriannya. Tetap bertahan dengan tatapan sayu di wajah dinginnya meski Hwaseung sesekali mencuri pandang kearahnya, berharap dia yang masuk ke dalam pembicaraan mereka.
Namun tak ada kata-kata berarti yang mampu di ucapkan oleh seorang Jung Hoseok, selain hanya mengikuti kemana perginya Tuan Muda yang duduk di sampingnya kini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]
Historical Fiction🌾KDRAMA WATTPAD🌿 menceritakan tentang perjalanan Lee Taehyung, seorang Putra Mahkota Joseon untuk menuju tahtanya. Di mana terdapat sebuah klan yang menentang takdirnya sebagai Raja Joseon selanjutnya. Sebuah klan yang menjadi basis kekuatan dari...