Lembar 163

929 93 69
                                    

    Pintu kamar Hwagoon terbuka dari luar, membimbing kelopak mata pucat itu untuk kembali terbuka dengan lemah. Menatap sayu pada sosok yang kini berjalan masuk dan berhenti satu langkah dari pintu yang kemudian kembali menutup.

    Air mata Hwagoon kembali terjatuh meski gadis muda itu merasa bahwa matanya sudah sangat kering. Sedang di hadapkan padanya saat ini, hati seorang Tuan Muda yang kembali tersayat oleh luka yang tak ingin menampakkan diri.

    Kaki Taehyung tergerak untuk datang mendekati kekasih hati yang sebelumnya ia campakan. Namun langkah itu terhenti ketika sebuah teguran dari suara lemah terdengar begitu menyedihkan dalam pendengarannya.

    "Berhenti di sana ... jangan mendekat!"

    Kedua tangan Taehyung yang sedikit gemetar itu lantas terkepal. Menahan diri untuk tidak termakan amarahnya ketika ia melihat secara langsung bagaimana keadaan Hwagoon saat ini. Namun langkah yang sempat terhenti itupun kembali berjalan mendekat hingga berhenti tepat di samping gadis muda itu.

    Mengarahkan kedua lututnya pada lantai. Taehyung bersimpuh di samping Hwagoon dan menaruh pedangnya di atas lantai tepat di samping ia duduk. Pandangan keduanya lantas di pertemukan dan saat itu bisa di lihat dengan jelas oleh Taehyung, wajah cantik yang terlihat pucat dan kusam.

    "Bagaimana keadaanmu, Agassi?"

    "Kau puas sekarang?" Suara Hwagoon terdengar bergetar dan lirih. "Melihatku seperti ini ... kau puas sekarang, Kim Taehyung?"

    Taehyung menjatuhkan pandangannya dengan kedua tangan yang mencengkram lututnya. Dia lantas berucap dengan suara yang terdengar putus-asa, " kenapa Agassi mengatakan hal seperti itu? Jika aku bersalah, maka aku akan meminta maaf."

    "Pergi ... aku tidak ingin melihatmu ... tinggalkan aku sendiri."

    Membebaskan lututnya. Tangan Taehyung lantas meraih tangan lemah nan kurus gadis muda di hadapannya, lalu menggenggamnya dengan lembut seiring dengan pandangan keduanya yang kembali di pertemukan.

    "Maafkan aku, aku minta maaf..."

    Hwagoon menarik tangannya. Dengan sekuat tenaga ia berusaha untuk bangkit dan menjauh dari Taehyung sekalipun ia harus merangkak. Taehyung yang melihat hal itupun segera menahan kedua lengan Hwagoon.

    "Agassi ... apa yang ingin kau lakukan?"

    Hwagoon menepis tangan Taehyung dan berucap dengan sedikit lantang, "tinggalkan aku! Naeuri sudah tidak peduli padaku ... lalu kenapa Naeuri datang kemari? Kenapa?" Gadis muda itu menangis dan menjatuhkan keningnya pada lantai.

    Taehyung mendekat, menarik dengan lembut kedua bahu Hwagoon dan merengkuh tubuh lemah itu. Hwagoon ingin memberontak, namun tangan lemahnya hanya mampu memberikan pukulan yang bahkan tak mampu melukai Tuan Mudanya.

    "Aku membencimu ... aku membencimu, Kim Taehyung!"

    Taehyung mendekap gadis itu, mencoba meredam suara tangis yang mungkin akan mengundang simpati dari orang-orang yang berada di sana meski sangat sulit untuk mengendalikan perasaannya sendiri.

    "Maafkan aku ..." Air mata Taehyung meloloskan diri dari kelopak matanya dan jatuh membasahi pipinya. "Aku akan membawamu pergi dari sini."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang