Lembar 060

887 110 66
                                    

Music On!!!.


Malam yang semakin larut, suara Gong penanda waktu tengah malam yang hanya membuat suasana semakin bertambah hening, tidak ada yang bisa di jumpai di sana kecuali angin yang dengan bebasnya mengusik ketenangan seseorang yang tengah berjalan dalam kegelapan malam yang tengah membelenggu Istana Gyeongbok. Langkah kaki yang terlihat tak sabaran namun tetap berhati hati, dan sekilas terlihat siluet biru tua ketika bayangan tersebut terkena cahaya, siluet tersebut kemudian melompati tembok setinggi dua meter dengan begitu mudah nya dan berhasil sampai dengan selamat di luar tembok.

Lee Jungkook, Putra Mahkota Joseon yang tengah mencoba menyusuri kegelapan di dalam Istana Gyeongbok tanpa dua orang Kasim yang selalu bersamanya. Dengan alngkah yang terlihat begitu mantap, dia meninggalkan tempat sebelumnya tanpa memastikan keadaan sekitar, seakan tak mempermaslaahkan jika seandainya ada orang yang menangkapnya yang memang telah melarikan diri dari paviliun nya.
Dengan langkah nya yang lebar, hanya dalam waktu sekejap dia sudah berada jauh dari paviliun nya dan menapakkan kakinya di area Gwansanggam yang tamaepk begitu sepi, hampir tak berbeda dengan lain nya dan Jungkook bersyukur karna hal itu, setidaknya tidak akan terjadi keributan jika tidak ada yang tahu tentang kedatangannya ke Gwansanggam di saat Gong penanda tengah malam sudah berbunyi beberapa waktu yang lalu.

Jungkook berjalan menuju paviliun selatan dan sudah bisa di pastikan kemana arah tujuannya yang sebenarnya, meski tidak ada yang tahu alasan sebenarnya kenapa Jungkook sampai harus pergi ke sana lewat tengah malam begini.



Penantian Panjang Gyeongbok-gung



Di paviliun selatan Gwansanggam, Guru besar Sung Dong il masih terlihat berkutat dengan buku bacaannya meski Gong penanda tengah malam telah berlalu, sesekali dia melihat ke luar, tepat ke arah langit Joseon yang gelap dengan hati yang gelisah. Menanyakan pada malam tak bertuan kemana perginya sang Pangeran yang sebelumnya tengah sakit keras, akankah ia baik baik saja setelah meninggalkan Istana, sebuah pertanyaan yang sangat menginginkan sebuah kalimat jawaban, namun sayang nya angin yang mengendap endap di sekitar paviliun nya hanya mampu membawa keheningan dan malah semakin membuat nya tidak tenang.

Setelah sekian lama berkutat dengan keheningan, Guru Dong Il mendengar suara langkah kaki yang menaiki tangga kayu yang menghubungkan lantai bawah dengan tempatnya sekarang, dan berpikir bahwa itu adalah Guru Heojoon, dia pun bersuara tanpa mengalihkan perhatiannya pada buku di hadapannya.

"Apa kau juga merasakannya?,"

Langkah kaki itu berhenti tepat di ujung tangga,dan bukanlah Guru Heojoon yang berhenti di sana, melainkan Putra Mahkota lah yang tengah melihat ke arahnya dengan tatapan tidak mengerti akan pertanyaan nya sebelumnya.

"ada orang lain di dalam Istana ini, sepertinya Cenayang itu yang mengirimkan nya kemari."

Jungkook terdiam, tampak tertegun dengan pernyataan Guru Dong Il, kenapa dia tiba tiba membicarakan tentang Cenayang dan siapa yang di maksud dengan 'orang lain'.

"Siapa?"

Guru Dong Il tersentak ketika sebuah suara mengalun lembut di telinganya, dan sudah bisa di pastikan bahwa itu bukanlah suara Guru Heojoon, karna suara yang baru saja ia dengar adalah suara seorang Tuan Muda, bukannya suara orang tua seperti Guru Heojoon.
Guru Dong Il perlahan mengangkat kepalanya dan tertegun ketika mendapati bahwa Jungkook lah yang datang mengunjungi nya lewat tengah malam begini, dan yang lebih membuat Guru Dong Il semakin tidak percaya adalah bahwa Jungkook lah yang sudah mendengar apa yang baru saja ia katakan.

THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang