Lembar 085

607 87 112
                                    

Jungkook melambaikan tangan nya dengan seulas senyum lebarnya yang perlahan tersamarkan oleh kegelapan yang perlahan menyentuh langit Joseon dan merambah dari waktu ke waktu, dengan hati yang ringan. Lambaian tangan itu mengucapkan ucapan selamat tinggal untuk sementara pada sang kakek yang berdiri di teras tepat di ujung tangga rumah nya.

Jungkook kemudian berbalik dan melewati gerbang kediaman sang kakek, kembali menuruni tangga dan masuk ke dalam tandunya yang melindungi nya dari kegelapan Joseon yang akan menyelimuti jalan nya untuk kembali ke Istana. Namun seberapa gelapnya itu, tidak ada rasa khawatir barang sedikit pun dari semua orang dalam rombongan nya. Mengingat bahwa sang Rubah yang sealu berada dalam jangkauan Putra Mahkota mereka.

Langit yang gelap seakan makin gelap saat pandangan Junhoo terarah ke langit dengan senyum hangatnya yang terlontar kepada Jungkook sebelumnya, kini tergantikan oleh senyuman miring nya.

"Tuan, perlukah hamba-."

"Tidak perlu."

Ujar nya dengan pembawaan yang begitu tenang dan berhasil menghentikan ucapan dari Shin yang entah sejak kapan telah berdiri di belakang nya, dan mendengar pernyataan tersebut. Shin pun mengangkat pandangan nya, melihat punggung orang tua yaang entah sejak kapan menjadi Tuan nya.

"Cucu ku begitu dekat dengan anak itu, jika dia tewas di tangan mu. Dia pasti tidak akan menurut pada ku."

Junhoo kemudian membalikkan tubuhnya dan melihat ke arah Shin yang seketika menjatuhkan pandangan nya.

"Di mana Cenayang itu?."

"Hamba melihat dia pergi ke halaman belakang."

Sebelah alis Junhoo teraangkat ke atas. "Apa yang di lakukan orang itu sebenarnya?." Sebuah gumaman yang mengiringi langkahnya menyusuri teras rumahnya dan mengarahkan langkahnya menuju halamn belakang rumah nya.

Tak membutuhkan waktu lama hingga langkahnya menapakkan kaki nya di halaman belakang yang terlihat cukup gelap, dan tanpa menghentikan langkahnya. Dia mengarahkan pandangan nya ke setiap penjuru, mencari keberadaan wanita tua dengan aura gelap yang selalu terlihat misterius tersebut.

Dan setelah beberapa saat mencari, pandangan nya menangkap sosok Cenayang Min Ok yang berdiri di gazebo halaman belakang nya dengan tatapan yang terarah ke langit. Junhoo yang melihat hal tersebut pun berpikir, mungkinkah Cenayang Min Ok tengah melakukan sebuah ritual? Namun apapun itu dia tidak ingin perduli. Dia pun bergegas menghampiri Cenanayang Min ok yang kemudian menjatuhkan pandangan nya, menatap lurus ke depan ketika menyadari seseorang mendekati tempatnya.

"Ck ck ck ck, kenapa kau suka sekali dengan tempat yang gelap?."

Senyuman Cenayang Min Ok tersungging untuk menjawab teguran dari Junhoo yang kemudian menginjakkan kakinya di lantai gazebo dan berhenti beberapa langkah di belakang Cenayang Min Ok.

"Sudah sangat lama sekali, aku pikir Tuan sudah melupakan wanita tua ini."

Sebuah cibiran yang langsung ia tujukan pada Junhoo yang memang pada kenyataan tidak pernah mengunjungi ruangan Cenayang Min Ok dalam waktu yang lama, dan jika sudah seperti ini. Tanpa perlu bertanya pun Cenayang Min Ok sudahlah pasti mengetahui apa yang di inginkan oleh Tuan Perdana Menteri yang kini berdiri di belakang nya, dan bahkan sebelum Junhoo menyebutkan nya pun dia berencana untuk menolak permintaan tersebut.

"Sepertinya aku tidak perlu berbasa-basi lagi dengan mu, lalukan seperti dua tahun yang lalu. Kepada anak bernama-."

"Aku menolak."

Sergah Cenayang Min Ok bahkan sebelum Junhoo menyebutkan nama yang hendak ia sebutkan, dan hal itu membuat sebelah alis Junhoo terangkat sebelum akhirnya mengulas senyum tak percaya nya. Menyadari betapa hebatnya Cenayang di hadapan nya tersebut, pantas jika dia menjadi Cenayang yang paling di takuti di Joseon. Kemampuan nya benar benar tidak bisa di remehkan, namun ada yang berbeda dengan garis wajah Cenayang Min Ok yang sedikit keriput tersebut.

Wajah tenang dengan rahang yang terlihat sedikit mengeras dan juga sorot mata yang lebih jernih di bandingkan sebelumnya, seakan ia kembali menjadi manusia seutuhnya dan mampu merasakan apa yang di sebut dengan sebuah kesedihan. Dan manusia tamak seperti Heo Junhoo tidak akan pernah menyadari hal tersebut.

"Kenapa? Apa mungkin kau sudah kehilangan keahlian mu itu?." Sinis Junhoo yang tak mampu merubah raut wajah Cenayang Min Ok.

"Perlukah aku menunjukkan nya di hadapan Tuan?." Balas Cenayang Min Ok dengan pembawaan yang begitu tenang, tanpa ada segaris senyum pun di wajah nya.

"Kalau begitu, hal apakah yang membuat mu menolaknya bahkan sebelum kau mengetahui siapa dia?."

Cenayang Min Ok menyunggingkan senyumnya di wajahnya yang masih tampak begitu tenang. "Anak itu bukanlah orang yang bisa menduduki tahta Kerajaan."

"Kenapa kau mengatakan hal seperti itu?."

Cenayang Min Ok menghela napasnya dan mencoba kembali pada dirinya yang sebelumnya meski terlihat sedikit berbeda, dia kemudian berbalik dan berjalan kearah Junhoo sebelum akhirnya melewatinya.

"Di jelaskan pun Tuan belum tentu mengerti, aku akan melakukan nya dengan cepat kali ini. Jadi, pastikan untuk tidak menghalangi ku." Tandas Cenayang Min Ok sebelum menuruni tangga dan menghilang dari pandangan Junhoo yang sempat berbalik untuk menyaksikan kepergian nya.

Pangeran Tersembunyi Joseon

Cenayang Min Ok kembali terduduk di belakang meja kecil di dalam ruangan yang sudah di huni nya kurang lebih selama dua tahun terakhir, dan selama itu pula diam diam kekhawatiran nya semakin bertambah besar ketika membiarkan Yeon hidup di dalam Istana. Dan puncak dari kekhawatiran nya tersebut adalah hari ini, di saat ia melihat wajah Bangsawan Muda yang sebelumnya mengunjungi kediaman Heo Junhoo.

Raut wajah yang begitu dingin dan mampu menggetarkan hati Cenayang Min Ok yang bahkan telah lama mengubur dalam dalam hatinya dan berubah menjadi sosok Iblis yang haus darah, namun naluri seorang ibu nya tergerak setelah menemukan raut wajah datar dari Bangsawan Muda yang sebentar lagi akan berakhir di tangan nya. Hampir mirip seperti di malam dua tahun yang lalu, di mana ia mengantarkan Taehyung pada ajal nya. Namun kali ini akan sedikit berbeda, seperti yang ia ucapkan sebelumnya pada Junhoo bahwa dia akan melakukan nya dengan cepat tanpa ada penyiksaan sebelumnya.

Perlahan, tatapan yang tak lagi menggelap tersebut terarah pada pintu ruangan nya yang tertutup rapat.

"Aku akan melakukan nya dengan cepat, kau tutup saja matamu itu. Yeon-a."

Gumaman yang memudar dalam senyap udara dan membawanya keluar untuk berbaur dengan udara malam Joseon yang membawa seribu ketenangan dan juga keheningan yang perlahan masuk ke rongga dada untuk menemukan detak kehidupan sebelum akhirnya menusuknya tanpa belas kasihan sedikit pun, semua akan di mulai kembali. Atau mungkin, inilah akhir kisah dari sang Rubah yang selalu merindukan sang Tuan yang tak bisa lagi merengkuh tubuh kerasnya yang perlahan di hancurkan dari dalam tanpa belas kasihan. Sedikit pun.





Selesai di tulis : 06.05.2019
Di publikasikan : 06.05.2019

Sedikit meminta saran, jika ada yang berkenan. Untuk Update THE LITTLE PRINCE selajutnya, waktu manakah yang cocok?

Selepas berbuka kah? Atau sahur? Karna untuk Series ini akan memiliki akhir yang menyedihkan.

Terimakasih atas perhatian nya.

THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang