Lembar 164

462 77 14
                                    

    Sudut bibir Youngbin terangkat kala pintu ruangannya terbuka dan menampakkan sosok yang telah berhasil membuat keributan di istana Gyeongbok pagi tadi. Perhatian Youngbin tak sedikitpun terlepas dari wajah yang sudah lama tak ia lihat hingga pemuda itu yang kemudian duduk berhadapan dengannya dalam jarak kurang lebih satu meter.

    Menaruh kedua telapak tangan di atas lutut yang bersimpuh, Taehyung sejenak menundukkan kepalanya untuk memberikan salam kepada wanita milik Raja tersebut.

    "Terimalah hormatku ini, Nyonya."

    "Ketua Kelompok Pedagang, Kim Taehyung, kah?" Youngbin tersenyum tak percaya. "Wajahmu mengingatkanku pada seseorang."

    "Nyonya adalah orang ke sekian kalinya yang mengatakan hal itu, aku akan menganggap itu sebagai sebuah pujian."

    Youngbin tertawa pelan untuk beberapa detik sebelum tawa itu memudar dan menyisakan segaris senyum yang sangat kontras dengan tatapan matanya yang terlihat sedikit menajam.

    "Lalu, apakah tujuanmu datang menemuiku, Ketua Kim?"

    "Kedatanganku kemari adalah untuk membawa Hwagoon Agassi kembali ke rumah. Sekiranya Nyonya, mau memberikan izin ..."

    Sebelah alis Youngbin terangkat. "Kembali, ke rumah?"

    Wanita itu terkekeh pelan seakan yang baru saja di katakan oleh Taehyung merupakan sebuah lelucon. Youngbin lantas berucap, "kau tahu apa arti dari membawa calon Putri Mahkota kembali ke rumah?"

    "Aku mengerti tentang hal itu, Nyonya tidak perlu cemas akan hal itu."

    Senyum Youngbin memudar dan menampakkan bahwa dia tidak ingin menyambut tamunya dengan baik, namun wanita itu masih memiliki pembawaan yang tenang ketika berucap.

    "Haruskah aku menyampaikan permintaan maaf padamu karena kau tidak bisa membawa gadis itu pulang?"

    "Hwagoon Agassi tengah sakit keras, aku sebagai pihak keluarga hanya mengusahakan yang terbaik untuknya."

    "Dan kau ingin mengatakan bahwa kami tidak bersungguh-sungguh dalam merawatnya?"

    "Aku tidak pernah mengatakan hal itu. Tapi jika Nyonya berpikir seperti itu, aku tidak bisa menghalangi."

    "Sangat mirip," batin Youngbin. "Istana memiliki segalanya ... Tabib handal dan obat-obatan, seharusnya kau tidak perlu mencemaskan gadis itu. Kami selalu mencoba yang terbaik untuk menyembuhkan gadis itu."

    Tangan Taehyung yang berada di atas lututnya mengepal kuat, menahan perasaan buruk yang mendorongnya untuk berbuat lebih dari ini.

    Masih dengan sikap tenangnya. Taehyung kembali berucap, "tapi aku memiliki pendapat yang berbeda dengan Nyonya."

    "Katakan."

    "Aku pikir rumah akan jauh lebih baik jika di bandingkan dengan tempat asing."

    Youngbin kembali terkekeh. "Kau sangat lucu ..."

    "Aku tidak pernah bermaksud untuk membuat sebuah lelucon."

    Tawa pelan Youngbin terhenti. "Boleh aku tahu siapa nama orangtuamu?"

    "Kim Namgil."

    "Kim, Namgil?" Nama yang terdengar tak asing, namun Youngbin merasa ragu bahwa ia pernah mendengar nama itu sebelumnya.

    "Siapa nama ibumu?"

    Taehyung terdiam. Tidak mungkin ia mengakui permaisuri sebagai ibunya, namun bukankah ia akan menjadi anak durhaka ketika tak mau mengakui ibunya sendiri.

THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang