Lembar 176 [Sebelas Episode Terakhir]

391 77 34
                                    

    Menjelang sore hari, Hoseok hendak meninggalkan istana untuk mencari Taehyung yang sejak semalam belum kembali. Namun ketika tengah dalam perjalanan menuju Gwanghwamun, langkah pemuda itu terhenti ketika seorang prajurit menghadang jalannya.

    Prajurit itu sekilas menundukkan kepalanya. Tanpa mengucapkan apapun, prajurit itu menyodorkan sebuah kertas usang yang terlipat.

    Hoseok menerima kertas tersebut dan membuka lipatannya, lalu kemudian membaca tulisan yang terdapat di sana.

    "Temui Kim Changkyun, pemuda yang bersama Putra Mahkota dan serahkan surat itu padanya."

    Hoseok segera merobek kertas tersebut hingga menjadi bagian-bagian kecil yang kemudian jatuh ke tanah seiring dengan pandangannya yang kembali memandang si prajurit.

    "Berikan padaku."

    Si prajurit mengambil sebuah kertas yang terlipat lainnya dari balik bajunya dan kemudian menyerahkannya pada Hoseok.

    Hoseok kemudian berucap, "kau boleh pergi sekarang."

    Prajurit itu sekilas menundukkan kepala sebelum pergi, dan saat itu pandangan Hoseok terjatuh pada surat titipan dari Taehyung yang ditujukan pada Changkyun. Tangan yang memegang pedang lantas terangkat ke udara. Untuk sesaat Hoseok ingin bersikap lancang dengan membuka surat itu sebelum tersampaikan pada tujuan sebenarnya. Namun pada kenyataannya pemuda itu tak sanggup untuk bergerak lebih jauh.

    Lipatan yang hampir terbuka itu lantas kembali merapat. Menyadari bahwa dia tidak memiliki hak untuk melakukan hal itu. Menyelipkan surat itu di dadanya, Hoseok berbalik dan berjalan ke arah ia datang sebelumnya.

    Menemukan jalan yang akan membawanya ke paviliun Putra Mahkota. Langkah Hoseok terhenti ketika ekor matanya tak sengaja melihat pergerakan di balik punggungnya. Hoseok berbalik dan tampak terkejut ketika mendapati Shin berada di jarak dua meter dari tempatnya.

    Shin mendekat dan berhenti pada jarak satu meter. Shin kemudian berucap, "serahkan padaku."

    Hoseok tak merespon, namun juga tak menurunkan kewaspadaannya. Mengingat bahwa sebelumnya mereka pernah bertemu dalam situasi yang buruk.

    Shin kembali berucap, "kau menerima sesuatu dari prajurit itu, sekarang berikan itu padaku."

    Hoseok menyahut untuk kali pertama, "kau tidak berhak memilikinya, Tuan."

    "Jangan keras kepala."

    Tak ingin merespon dengan ucapan, Hoseok lantas menarik pedangnya. Mengarahkan ujung pedang kepada Shin. Pemuda itu kemudian berucap, "aku sedang berada dalam tugas. Jika kau menginginkannya, kau harus mengambilnya dengan paksa dariku."

    Shin terdiam untuk beberapa saat tanpa melepaskan kontak mata keduanya. Tak berniat untuk membuat keributan di dalam istana, Shin lantas berbalik memunggungi pemuda itu.

    "Tidak ada orang yang bisa kau percaya di dunia ini, kau harus mengingatnya untuk bisa bertahan hidup," Shin berucap untuk kali terakhir sebelum meninggalkan Hoseok.

    Hoseok sejenak memperhatikan punggung Shin yang semakin menjauh. Pemuda itu kemudian berbalik ke arah sebelumnya sembari menyarungkan kembali pedangnya. Melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda yang kemudian mengantarkannya ke tempat di mana sang Putra Mahkota berada.

    Saat berada di halaman paviliun Putra Mahkota, Shin mendapatkan teguran dari Kasim Seo yang saat itu hendak meninggalkan paviliun seorang diri.

    "Tuan Muda ini, bukankah dari Kelompok Pedagang?"

    Hoseok menyahut, "benar."

    "Jika boleh tahu, hal apa yang membuat Tuan Muda datang kemari?"

THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang