Lembar 156

514 73 85
                                    

    Pagi itu, kabar penangkapan Changkyun telah tersebar di komplek istana Gyeongbok. Dan pagi itu pula para Menteri menuntut agar Lee Jeon segera menjatuhi hukuman pada Changkyun. Dan entah sudah berapa banyak gulungan petisi yang di bawa menghadap Lee Jeon sejak pertemuan berakhir tanpa ia yang bisa memberikan sebuah keputusan.

    Tanpa berniat membuka satupun gulungan di hadapannya. Lee Jeon hanya berdiam diri dengan pikiran yang masih berkecamuk, memikirkan bagaimana nasib keponakannya setelah skandal yang terjadi.

    Pintu terbuka, Kasim Hong membimbing seorang prajurit masuk ke dalam ruangan dengan membawa tumpukan gulungan yang setidaknya sudah sangat membuat Lee Jeon lelah meski hanya melihat tanpa membukanya.

    "Taruhlah di sana." ujar Kasim Hong memberi arahan.

    Si prajurit menaruh tumpukan gulungan tersebut di tempat yang di tunjuk oleh Kasim Hong sebelum akhirnya meninggalkan ruangan tersebut atas perintah dari Kasim Hong pula.

    Pintu kembali tertutup dari luar. Kasim Hong berjalan menghampiri Lee Jeon dan berdiri di samping meja.

    "Yang Mulia... Para Menteri terus mengirimkan petisi ke istana. Apa yang akan Yang Mulia lakukan sekarang?"

    Lee Jeon bergumam, "apa yang harus aku lakukan? Kenapa anak itu bisa terlibat seperti ini?"

    "Seseorang sudah menjebak Tuan Muda. Mohon agar Yang Mulia tidak goyah dan mengambil keputusan yang salah."

    Lee Jeon memandang Kasim Seo dengan tatapan yang sulit untuk di artikan sebelum pandangannya yang kembali menatap ke depan dengan mulut yang kemudian terbuka untuk kembali berucap. "Ini tidak bisa di benarkan."

    "Apa maksud Yang Mulia?"

    "Anak itu... Jika masalah ini di biarkan berlarut-larut, kekuatan di dalam istana akan terbagi menjadi dua."

    "Yang Mulia..."

    Lee Jeon kembali memandang Kasim Hong dan lantas berucap, "berikan seratus kali cambukan dan hukuman gantung kepada pengkhianat itu!"

    Batin Kasim Hong tersentak. Pria tua itu lantas berlutut dan memohon, "Yang Mulia... Mohon, mohon agar Yang Mulia menarik kembali keputusan Yang Mulia... Mohon jangan mengorbankan Pangeran dalam hal ini..."

    Batin Lee Jeon tersentak ketika Kasim Hong menyebut Changkyun sebagai seorang Pangeran, meski hal itu merupakan sebuah kenyataan.

    "Apa maksudmu dengan mengatakan hal seperti itu?" suara Lee Jeon sedikit mengeras.

    "Tuan Muda adalah putra dari Putri Yowon, adik Yang Mulia sendiri. Mohon agar Yang Mulia tidak melupakan hal itu. Mohon, selamatkan Pangeran."

    Lee Jeon mengalihkan pandangannya. Tampak kebingungan dalam sorot matanya, namun dia tidak memiliki pilihan lain untuk bisa mengamankan takhta yang akan ia berikan kepada Jungkook. Karna jika hal ini tetap di lanjutkan, maka tidak menutup kemungkinan adanya kelompok pemberontak yang mendukung Changkyun untuk mengambil alih takhta. Dia tidak mungkin membiarkan hal itu sampai terjadi.

    Dengan rahang yang mengeras, seorang Raja telah mengambil keputusan yang akan semakin menumpuk penyesalan di akhir hidupnya.

    "Berikan seratus cambukan dan hukuman gantung kepada pengkhianat Kim Changkyun!"

    "Yang Mulia..." suara pilu Kasim Hong yang bahkan tak akan bisa merubah apapun.

     Hari itu juga, pihak Pengadilan mulai menjalankan perintah dari sang Raja. Dengan pakaian serba putihnya, Changkyun di giring ke halaman masih dengan tangan yang terikat.

THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang