Lembar 087

506 74 2
                                    

Menjelang sore hari, Jungkook terlihat duduk membaca buku di perpustakaan yang terletak di Pavilun nya dengan di temani Changkyun yang duduk di lantai tepat di sudut ruangan. Tempat di mana dia selalu duduk saat menemani Taehyung yang dulu juga duduk di tempat Jungkook duduk sekarang.
Tapi mungkin akan lebih tepat jika di sebut dengan Jungkook lah yang tengah menemani Changkyun untuk membaca buku, karna alasan kenapa Jungkook selalu membaca buku di perpustakaan adalah untuk menemani Changkyun membaca buku.
Seperti yang telah di tuliskan dalam surat Taehyung yang di tinggalkan untuknya. Sampai saat ini pun Jungkook masih memberikan buku kepada Changkyun, dan buku yang berada di hadapan nya tidak lebih hanya sebagai hiasan karna yang di lakukan Jungkook tidak lebih hanyalah diam-diam memperhatikan Changkyun dan sesekali berpura-pura menekuni bacaan nya agar terlihat bahwa dia benar-benar sedang belajar.

Dan dari dulu hingga sekarang, Jungkook tidak melihat perubahan apapun dari Changkyun, kecuali sikapnya yang semakin dingin. Meski Jungkook sering mengajak nya untuk bicara, pada akhirnya pembicaraan itu akan selesai begitu saja di saat Changkyun mematahkan harapan nya dalam satu dua patah kata yang keluar dari mulut nya.

Helaan pelan itu kemudiaan keluar dari mulut nya ketika ia menyadari bahwa ia terlalu memberatkan pikiran nya, dia pun berhenti memperhatikan Changkyun dan kali ini benar-benar menaruh perhatian nya pada buku di hadapan nya meski dia tidak pernah berniat untuk membacanya dan hanya membalik halaman satu persatu.

Matahari yang semakin jatuh membuat sinarnya yang perlahan masuk melalui celah-celah kecil jendela di samping Jungkook dan menghujaninya dengan sinar kekuningan yang menimpa jubah biru tuanya, dan saat itu tanpa di sadari oleh Jungkook.
Changkyun telah meninggalkan bukunya dan mengarahkan pandangan nya pada Jungkook, suasana yang sama yang kemudian mengingatkan nya akan sosok Taehyung yang tengah duduk sembari membaca buku di tempat Jungkook kini.

Cahaya matahari yang semakin membuatnya larut akan kenangan itu, kenangan di mana Taehyung mengulas senyum hangat nya ke arah nya dan kenangan itu pula yang membuatnya kembali terjatuh dalam kesepian di sudut hati nya dan jika harus membuat sebuah pengakuan dia akan mengatakan bahwa benar, dia merindukan Taehyung dan bahkan sangat-sangat ingin melihat nya sekali lagi. Tapi semua berlalu begitu saja ketika ia tidak pernah tahu jalan mana yang telah di lewati oleh Tuan nya meski telah berkelana ke seluruh penjuru Joseon sekalipun.

Jungkook yang merasa sudah bosan karna memang tidak suka berlama-lama memegang buku, kemudian mengangkat pandangan nya dan terpaku setelah mendapati Changkyun yang juga melihat ke arah nya. Namun di detik setelah nya dia mengulas senyum lebar nya.

"Kenapa melihat ku seperti itu?."

Teguran halus yang justru membuat Changkyun memalingkan wajahnya, dia tidak menyukai senyum itu. Senyum yang sangat berbeda dengan milik Taehyung, keegoisan Changkyun benar-benar tak menyukai hal tersebut karna semakin sering ia melihat senyum itu akan semakin dia mengingat apa yang terjadi pada Taehyung dan berakhir dengan kembali menaruh kesalahan pada Jungkook yang telah merebut tahta dari Tuan nya tersebut.
Namun di sisi lain, dia menyadari bahwa tak seharusnya ia menyalahkan siapapun atas kepergian Taehyung, karna baik Jungkook dan dirinya sama-sama merasa kehilangan dan terpuruk akan keputusan yang telah di ambil oleh Taehyung.

Jungkook kemudian menutup bukunya dan beranjak berdiri dari duduk nya, dia berjalan menghampiri Changkyun dan menghentikan langkahnya tepat di hadapan Changkyun yang tak ada sedikit pun niat untuk mendongak menatap nya yang kemudian justru menjatuhkan tubuhnya dan duduk di lantai berhadapan dengan nya dan mau tak mau hal itu membuat keduanya saling bertemu pandang. Dan lagi, senyum itu terlihat menghiasi kedua sudut bibir Jungkook sebelum ia mulai berbicara.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?."

"Jika hamba memiliki jawaban nya, hamba pasti akan memberikan nya."

Jungkook sekilas menarik sudut bibirnya seiring dengan pandangan nya yang sempat terjatuh sebelum akhirnya kembali pada Changkyun.

"Apa kau begitu membenci ku?."

Changkyun terdiam, menyembunyikan rasa keterkejutan nya di balik wajah tenang nya ketika pertanyaan itu terlontar dari mulut Jungkook, dan di detik berikutnya jawaban itu keluar seiring dengan ia yang mengalihkan pandangan nya ke samping.

"Hamba bukanlah orang yang berhak untuk menyimpan dendam kepada Putra Mahkota."

Seulas senyum yang terlihat begitu pahit membuat Jungkook sempat menundukkan kepalanya, namun dengan cepat ia segera mengembalikan pandangan nya pada Changkyun yang tampaknya masih enggan untuk kembali melihat ke arah nya.

"Tidak apa-apa, jika kau ingin membenci ku. Kau boleh melakukan nya."

Sebuah pernyataan yang pada akhirnya membuat Changkyun bersedia kembali mempertemukan pandangan nya keduanya dan pernyataan tersebutlah yang membuat nya sadar bahwa memang tak seharusnya dia menumpukan semua kesalahan pada Jungkook, Taehyung pergi atas kemauan nya sendiri. Setidaknya dia bisa membuka pikiran nya untuk bisa mengejar kebijaksanaan yang sempat di ajarkan oleh Taehyung pada nya.

"Jika hamba membenci Putra Mahkota, masih layak kah hamba untuk tetap berada di sini?."

"Kau berhak untuk memilih, tapi ingatlah pesan Hyeongnim padamu. Jika kau pergi, kemana lagi Hyeongnim akan mencari mu ketika dia pulang nanti?."

Jungkook kemudian menjatuhkan pandangan nya tepat setelah ia menyelesaikan perkataan nya, entah kenapa kata-kata yang terlontar untuk mengambil kekhawatiran Changkyun justru berpengaruh buruk pada perasaan nya sendiri.
Perasaan yang kembali memberatkan nya dan selalu membuatnya ingin menangis di setiap malam tiba, perasaan yang ingin membuatnya berlari untuk menghindari kenyataan meski pada akhirnya dia akan berhenti di tempat yang sama tak perduli seberapa jauh pun dia berlari.

"Hamba, memiliki sedikit keinginan."

Melupakan sejenak perasaan yang membelit hatinya, dia kembali mengangkat wajah nya. "Apakah itu?."

"Hamba ingin mengunjungi suatu tempat."

Jungkook sekilas melihat ke arah jendela sebelum akhirnya kembali melihat ke arah Changkyun. "Bukankah ini terlalu sore untuk bepergian?."

"Hamba tidak akan pergi keluar, ada sebuah tempat di dalam Istana yang harus hamba kunjungi."

Jungkook mengulas senyumnya. "Kalau begitu pergilah, aku akan menunggu mu di Paviliun ku. Oleh sebab itu, pastikan kau kembali padaku."

Changkyun kemudian beranjak berdiri, sejenak menundukkan kepalanya sebelum akhirnya pergi meninggalkan Jungkook tanpa sepatah katapun.
Menyisakan seulas senyum tipis yang terlihat begitu menyedihkan bagi yang di tinggalkan, ketika pandangan itu mengikuti langkah Changkyun hingga sosok itu menghilang saat pandangan nya terhalang oleh rak buku dan tepat setelah terdengar suara pintu yang terbuka kemudian tertutup kembali di detik selanjutnya.
Jungkook mengalihkan pandangan nya ke jendela, melihat cahaya yang masuk melalui celah-celah kecil dengan segaris senyum yang masih tersisa di sudut bibrinya yang kemudian sedikit melebar dan membuat satu tetes air mata berhasil lolos dari salah satu sudut matanya.

"Meski hanya sekali, setidaknya izinkan aku melakukan hal yang benar. Bukankah ini terlalu menyedihkan, Hyeongnim?."

Sebuah gumaman yang kemudian menuntun pandangan nya terarah pada lantai di hadapan nya, melihat tempat kosong yang telah di tinggalkan oleh Changkyun sebelumnya.
Perlahan tangan itu terkepal, mencoba menahan perasaan nya sendiri dan menolak untuk menangis kembali.

Selesai di tulis : 10.05.2019
Di publikasikan : 11.05.2019

THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang