Tengah malam itu, ketika Taehyung tengah berada di kamar Hwagoon. Hoseok masuk dengan langkah tenang tanpa suara. Menjatuhkan satu lututnya di samping Taehyung lalu membisikkan sesuatu yang membuat tatapan bertanya Taehyung mengarah padanya.
Satu anggukan singkat Hoseok berikan. Taehyung lantas berucap dengan suara yang pelan, "Hyeongnim tetaplah di sini."
Hoseok kembali memberikan anggukan ringan. Taehyung lantas meraih pedang di sampingnya dan berdiri, lalu meninggalkan ruangan itu. Keluar dari paviliun, Taehyung segera melangkahkan kakinya meninggalkan halaman. Menyusuri kegelapan malam yang begitu tenang untuk memenuhi panggilan yang datang dari Gwansanggam.
Namun belum sampai menjangkau wilayah Gwansanggam, langkah Taehyung terhenti ketika di tengah kegelapan itu netranya menangkap sosok Guru Heojoon yang menghadang jalannya. Dan pria tua itu tidak lain adalah orang yang telah memberikannya undangan.
Guru Heojoon lantas mendekat dengan langkah yang begitu tenang. Kedua tangan yang saling bertautan di balik tubuh. Dalam hitungan detik, Guru Besar Gwansanggam itu telah sampai di tempat Taehyung.
"Telah mengganggumu semalam ini, aku mohon maaf, Ketua Kim."
Bertahan sebagai orang asing, Taehyung lantas melontarkan teguran pertamanya, "sebelum itu, perkenalkan dirimu terlebih dulu, Tuan."
Mendengar hal itu, segaris senyum terlihat di wajah Guru Heojoon. Pria itu lantas berucap, "akan terdengar berlebihan jika Ketua Kim memanggilku seperti itu. Kebanyakan orang akan memanggilku 'Guru Heojoon'. Jika Ketua Kim tidak keberatan, Ketua Kim bisa memanggilku dengan sebutan itu."
"Guru Heojoon dari Gwansanggam?"
"Benar, akulah yang mengirim undangan pada Ketua Kim."
Taehyung sejenak terdiam, mencoba memahami maksud dari Guru Heojoon yang justru juga bersikap layaknya orang asing padanya. Namun tak ada yang bisa ia dapatkan dari ketenangan yang menahan langkah mereka malam itu.
Setelah beberapa saat terdiam, Taehyung lantas kembali berucap, "menginginkan pertemuan denganku semalam ini, pastinya Guru Heojoon memiliki keperluan yang sangat mendesak."
Senyum tipis Guru Heojoon mengembang. "Aku pikir juga begitu. Tapi, bisakah Ketua Kim ikut denganku?"
"Jika itu bisa membuat Guru Heojoon bersedia mengatakan tujuan Guru yang sebenarnya. Maka tunjukkan jalannya padaku."
Guru Heojoon kembali tersenyum. "Mari," ucapnya yang kemudian membimbing langkah Taehyung untuk menyusuri jalanan gelap istana Gyeongbok tanpa adanya pembicaraan di antara keduanya.
Di sisi lain, tepatnya di paviliun selatan Gwansanggam. Guru Dong Il mengetuk pintu kamar yang di tempati oleh Changkyun. Dan Changkyun yang saat itu masih terjaga lantas meraih pedang miliknya dan berjalan ke pintu.
Pintu terbuka, membuat keduanya saling berhadapan. Guru Dong Il lantas memberikan teguran, "Pangeran belum tidur?"
"Kenapa Guru kemari?"
"Ada hal yang ingin kutunjukkan pada Pangeran. Bisakah Pangeran ikut denganku sebentar?"
Tanpa mengucapkan apapun, Chankyun melangkah keluar dan menutup pintu. Memberikan persetujuannya akan permintaan daru Guru Dong Il.
Guru Dong Il lantas berjalan terlebih dulu. Keluar dari paviliun, keduanya menyusuri teras paviliun dengan Guru Dong Il yang berjalan beberapa langkah di depan Changkyun. Guru Dong Il berbelok dan Changkyun menyusul. Namun beberapa langkah setelah berbelok, dua orang prajurit menyergap kepala Changkyun menggunakan karung dan juga menahan kedua tangan di belakang tubuh, membuat pedang di tangan Changkyun terjatuh. Changkyun hendak memberikan perlawanan, namun sayangnya lututnya lebih dulu menghantam lantai kayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]
Historical Fiction🌾KDRAMA WATTPAD🌿 menceritakan tentang perjalanan Lee Taehyung, seorang Putra Mahkota Joseon untuk menuju tahtanya. Di mana terdapat sebuah klan yang menentang takdirnya sebagai Raja Joseon selanjutnya. Sebuah klan yang menjadi basis kekuatan dari...