Lembar 109

562 74 51
                                    

Malam yang masih terus berlanjut, Kim Taehyung terduduk di tangga tepat di depan teras kamarnya. Sejenak menikmati hawa dingin di malam yang begitu sunyi, memikirkan apa yang baru saja ia lakukan.
Mencuri! Ya, untuk pertama kalinya dia merasakan bagaimana hidup sebagai seorang pencuri, namun ini sediki berbeda. Awalnya pikiran nya menentang dengan apa yang telah ayah angkatnya lakukan, namun setelah tak mampu mengutarakan nya dengan lisan dan hanya terus mengikuti langkah sang ayah, pada akhirnya dia tahu bahwa ayah angkatnya mengambil semua itu bukan semata-mata demi kesenangan nya sendiri.

Tepat saat keduanya meninggalkan rumah Bangsawan yang baru saja mereka jarah, Namgil melanjutkan perjalanan malam itu dengan berkekeliling ke rumah penduduk dan membagikan hasil curian nya yang ia taruh di depan pinu, menyisakan pertanyaan di raut wajah sang putra angkat yang sama sekali belum berucap apapun hingga detik ini karna setelah kembali ke rumah dia langsung duduk di tangga sedangkan Namgil sendiri langsung masuk ke dalam kamar.

"Kim Taehyung... Mau sampai kapan kau duduk di situ? Menunggu sampai kau berakar pun Hwagoon Agassi tidak akan tiba-tiba muncul di hadapan mu." Teguran yang terucap dengan malas tersebut berhasil menarik perhatian Taehyung.

Dia menolehkan kepalanya ke pintu kamarnya di mana suara sang ayah angkat berasal sebelumnya, dan teguran tersebut berhasil menghilangkan keheningan yang menyelimuti dirinya sejak beberapa waktu yang lalu.

"Sudah ku bilang jangan terlalu lama berada di luar."

Lagi, suara yang membelah kesunyian malam itu kembali terdengar. Taehyung pun beranjak dari duduknya dan bergegas masuk ke dalam kamar sedangkan di dalam kamar itu sendiri dia melihat sang ayah angkatnya sudah berbaring di lantai tanpa menggunakan alas meski di sampingnya terdapat alas idur, namun tak perlu heran karna si Tuan Ungeom yang satu ini tidak akan perduli di mana tempat ia tidur.

"Kenapa melihat ku seperi itu? Cepat tidur!" Ketusnya.

Taehyung pun menutup pintu dan segera berjalan ke sudut ruangan untuk menaruh pedang nya sebelum akhirnya beringsut ke samping Namgil, tidur menggunakan alas yang tidak di tempati oleh Namgil. Menarik selimut hingga sebatas bahunya dan menatap langit-langit ruangan yang tampak gelap.

Untuk sesaat hanya deru napas keduanya yang saling bersahutan di saat kedua pasang mata itu sama-sama tertuju pada langit-langit kamar, hingga pergerakan kecil yang di lakukan oleh Taehyung membuat Namgil mengarahkan ekor matanya pada putra angkatnya tersebut yang kini sudah menghadapkan tubuhnya ke arahnya.

"Abeoji."

"Ada apa?" Acuh Namgil yang berpura pura tak perduli.

"Kenapa Abeoji mencuri?"

"Yang ku ambil tidak seberapa dari yang mereka miliki." Jawaban acuh yang terdengar begitu familiar karna Namgil membalikkan perkataan yang pernah ia ucapkan sebelumnya.

"Apakah Abeoji adalah Hong Gil Dong?"

Hong Gil Dong/Pencuri dermawan = Robin Hood versi Korea.

"Siapa itu Hong Gil Dong? Aku tidak kenal dan tidak ingin mengenalnya."

"Abeoji mencuri dan membagikan nya ke penduduk, bukankah itu sama seperti yang telah di lakukan oleh Hong Gil Dong?"

"Hong Gil Dong, Hong Byukseo, Hong Jisoo. Siapa yang perduli, aku adalah Kim Namgil bukannya Tuan Hong seperti yang kau bicarakan. Berhenti berbicara yang tidak-tidak dan cepat tidur!" Masih tampak acuh, Namgil beralih memunggungi Taehyung dan membuat pandangan aehyeung jatuh pada punggung nya.
Punggung yang terlihat begitu hangat, punggung seorang ayah yang telah merengkuhnya dari rasa sakit.

THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang