Meninggalkan Paviliun Baginda Raja, Hwagoon beralih menapakkan kaki di Paviliun Selir Youngbin. Berjalan menaiki tangga dan berhenti pada teras, Dayang Kepala berbalik menghadap Hwagoon.
"Mari ikuti aku, Agassi."
Hwagoon hanya sekilas menundukkan kepalanya sebagai sebuah jawaban. Gadis muda itu kemudian di bawa masuk ke dalam bangunan tersebut, meninggalkan para Dayang lainnya di bawah tangga.
Tak memiliki sesuatu untuk di takuti, rahang tegas Hwagoon masih terlihat sama sejak ia meninggalkan kediamannya. Menyusuri lorong yang kosong hingga tak lama kemudian si Dayang Kepala membuka salah satu pintu yang terdapat di sepanjang lorong.
Wanita paruh baya itu menyingkir dari pintu dan menundukkan kepalanya lalu berujar, "silahkan masuk, Nyonya sudah menunggu."
Hwagoon sekilas menundukkan kepalanya sebelum melangkahkan kakinya memasuki ruangan di mana Youngbin telah menunggu kedatangannya. Gadis muda itu berjalan ke tengah ruangan dan sedikit bimbang akan siapa sosok Youngbin sebenarnya, namun di lihat dari cara Dayang sebelumnya memanggil Youngbin. Hwagoon berpikir bahwa Youngbin merupakan seorang Selir.
Langkah Hwagoon terhenti tepat di tengah ruangan tanpa menyadari tatapan mengintimidasi yang sedari tadi di tunjukkan oleh Youngbin tepat ketika ia menampakkan diri di hadapan Selir Baginda Raja tersebut.
Hwagoon lantas merendahkan tubuhnya dan duduk bersimpuh dengan pandangan yang senantiasa menatap lantai. "Terimalah salamku, Nyonya. Semoga Nyonya selalu di berikan kesehatan."
Sudut bibir Youngbin terangkat menjadi seulas senyum miring yang langsung menghilang dalam waktu yang cepat.
"Kau kah itu, Park Hwagoon Agassi?"
"Benar, Nyonya."
"Angkatlah wajahmu dan biarkan Ibumu ini melihat bagaimana rupa anak menantunya."
Perlahan Hwagoon mengangkat wajahnya dan mempertemukannya dengan tatapan tak bersahabat dari Youngbin. Sekilas mengamati garis wajah gadis muda di hadapannya, seulas senyum tersungging ketika Youngbin sempat mengalihkan pandangannya.
"Cantik." gumam wanita itu. "Kau tidak tahu siapa aku?"
"Mohon maaf atas ketidaktahuanku ini, Nyonya."
"Aku adalah satu-satunya Selir Baginda Raja dan Ibu dari Putra Mahkota."
Netra Hwagoon sedikit menampakkan keterkejutan sekaligus keheranan, bukankah yang ia dengar dulu bahwa Putra Mahkota adalah putra dari Permaisuri dan bukannya Selir. Namun kenapa kebenaran yang di hadapkan padanya sungguh berbeda dengan apa yang ia dengar.
"Kau terlihat kebingungan, adakah hal yang tidak masuk akal dari perkataanku barusan."
"Tidak Nyonya, bukan begitu." kepala Hwagoon kembali menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]
Historical Fiction🌾KDRAMA WATTPAD🌿 menceritakan tentang perjalanan Lee Taehyung, seorang Putra Mahkota Joseon untuk menuju tahtanya. Di mana terdapat sebuah klan yang menentang takdirnya sebagai Raja Joseon selanjutnya. Sebuah klan yang menjadi basis kekuatan dari...