Kegelapan yang merambah dari arah timur ke barat, perlahan mulai menutupi Hanyang dengan kegelapan yang sempurna dan di balik kegelapan tersebut, di sanalah Hoseok menunggu kedatangan Taehyung dengan perasaan yang tak tenang di saat ia menolak untuk menunjukkan kegundahan hatinya di raut wajahnya.
Berkali-kali ia menengok ke halaman, dan hingga semua benar-benar tertutupi oleh kegelapan. Kedua orang yang berpamitan untuk pergi pagi tadi, tak kunjung kembali meski sudah melewati waktu yang telah di janjikan.
Bukan masalah mereka pulang tepat waktu atau terlambat. Bagi Hoseok masalah utamanya adalah pada apa yang di katakan utusan dari Istana sore tadi, dan bahkan hingga sekarang surat yang di titipkan oleh si utusan masih tergeletak di meja yang terdapat di dalam kamarnya.
Hingga keheningan yang semakin menghimpit raga dari jiwa yang kesepian tersebut yang kemudian membawa dua pasang kaki menapak kembali di halaman yang sudah terasa dingin. Tak langsung menyambut keduanya, Hoseok lebih memilih untuk berdiam di dalam kamarnya dan memperhatikan Taehyung dan juga Hwagoon yang berjalan memasuki halaman.
"Bersihkan dirimu, dan lekas beristirahat." ucap Taehyung ketika keduanya telah mencapai teras.
Hwagoon mengangguk ringan dengan seulas senyum riangnya. Gadis muda itu lantas berucap, "Naeuri juga sebaiknya segera istirahat dan jangan bepergian kemanapun."
Sudut bibir Taehyung sekilas terangkat. "Kemana aku harus pergi ketika langit sudah gelap seperti ini?"
"Naeuri adalah orang yang sulit di tebak."
"Masuklah!"
"Selamat malam." Hwagoon lantas pergi menuju kamarnya sendiri dengan pandangan Taehyung yang mengekorinya hingga ia menghilang dari teras.
Taehyung lantas masuk ke dalam kamarnya sendiri. Pandangannya segera mengakses seluruh ruangan di saat tangannya menutup pintu dari dalam, mencoba menemukan perbedaan di sana. Namun semua masih tetap sama dan itu berarti Ayah angkatnya belum kembali ke sana.
Dia kemudian berjalan ke sudut ruangan, di mana terdapat meja dengan dua kursi yang saling berhadapan. Dia memutari meja dan memilih duduk di belakang meja tepat mengarah pada pintu kamarnya, namun sebelum itu, di sandarkannya lebih dulu pedang di tangannya di sudut ruangan tepat di samping tempat yang akan ia duduki.
"Kenapa dia belum juga datang kemari?" sebuah monolog yang terdengar begitu pelan di saat ia sudah mendudukkan dirinya di kursi. Merasa sangat terganggu karna sang Ayah angkat tak kunjung pulang. Namun sepertinya Ayah angkatnya tersebut memang belum kembali ke Hanyang.
Dia memutuskan untuk membuka bingkisan kain yang ia bawa dari kediaman Hwaseung sebelumnya, si mana terdapat beberapa buku yang di berikan oleh Hwaseung secara cuma-cuma. Namun ketika ia hendak mengambil salah satu buku tersebut, suara ketukan pintu lebih dulu mengalihkan perhatiannya.
"Masuklah!" lantangnya dengan penuh wibawa.
Pintu pun terbuka dan menampakkan sosok Hoseok yang berjalan masuk lalu berhenti sejenak untuk memberikan sebuah salam.
"Ketua sudah kembali?"
"Ye, tutuplah pintunya dan lekas datang kemari!"
Hoseok lantas menutup pintu dan berjalan mendekati Taehyung dengan hati yang di penuhi keraguan ketika senyuman hangat tersebut menyambut kedatangannya.
"Adakah sesuatu yang Hyeongnim butuhkan?"
"Aku memiliki sesuatu untuk di sampaikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]
Historical Fiction🌾KDRAMA WATTPAD🌿 menceritakan tentang perjalanan Lee Taehyung, seorang Putra Mahkota Joseon untuk menuju tahtanya. Di mana terdapat sebuah klan yang menentang takdirnya sebagai Raja Joseon selanjutnya. Sebuah klan yang menjadi basis kekuatan dari...