Satu hari terlampaui, siang itu Namgil menyusuri kediaman mendiang Ketua Park untuk mencari keberadaan Taehyung yang tak terlihat sejak semalam. Hal itu setidaknya telah menimbulkan kekhawatiran di sudut hati sang Ayah angkat.
Berjalan ke halaman samping dan memutar ke halaman belakang, pada akhirnya Namgil menemukan Taehyung yang tengah duduk di teras belakang dengan tangan yang memegang pedang. Jika di perhatikan kembali, sepertinya Taehyung tengah mempertajam pedang miliknya dan hal itu terlihat asing di mata Namgil.
Namgil lantas mendekati Taehyung dan mendudukkan diri tidak jauh dari tempat di mana Taehyung duduk, dan hal itu sempat menarik perhatian Taehyung. Namun Bangsawan muda itu memilih untuk mengacuhkan sang Ayah angkat dan memilih untuk kembali mengasah pedang yang bahkan jarang ia gunakan.
"Mengasahnya tanpa menggunakannya, apa bedanya dengan membiarkannya berkarat?" perkataan acuh yang Namgil lontarkan untuk sekedar melunturkan suasana tak nyaman yang tercipta di antara keduanya.
"Aku tidak akan mengambil nyawa seseorang menggunakan pedang berkarat."
Sudut bibir Namgil tersungging. Pria paruh baya itu masih tetap tidak mengerti bagaimana jalan pikiran pemuda di hadapannya tersebut.
"Kau sudah memutuskan untuk menggunakan pedangmu dengan baik setelah kau kehilangan Agassi, benar-benar menggelikan." sebuah cibiran yang terabaikan.
Pandangan Namgil teralihkan oleh kehadiran Hoseok di sana dan hal itu perlu di tanyakan. "Eoh, Hoseok? Kapan kau datang?" Namgil sengaja berucap dengan lantang guna menarik perhatian Taehyung.
Taehyung pun pada akhirnya mengangkat wajahnya dan menemukan Hoseok yang berjalan ke arahnya. Hanya dalam hitungan detik hingga ia bisa melihat Hoseok benar-benar berdiri di hadapannya.
"Kenapa Hyeongnim kembali?"
"Aku kembali untuk menitipkan pesan dari Baginda Raja yang telah di titipkan pada Agassi."
Berbeda dengan Namgil yang sempat menunjukkan reaksi terkejut, Taehyung justru tetap bersikap tenang seakan-akan ia tidak terkejut akan hal itu.
"Katakanlah!"
"Baginda Raja mengundang Ketua untuk minum teh di dalam Istana."
Namgil mengarahkan tatapan penuh keraguannya pada Taehyung yang tampak tengah mempertimbangkan sesuatu.
"Jika kau pergi, kau mungkin bisa bernegosiasi dengan Baginda Raja untuk membawa Agassi pergi."
"Aku menolak." Taehyung mengembalikan pandangannya pada Hoseok.
"Kau menyia-nyiakan kesempatan baikmu." Namgil kembali menyahut.
"Aku tidak memiliki urusan untuk di gunakan sebagai alasan atas pertemuan ini."
"Tulislah penolakanmu itu ke dalam selembar kertas jika kau tidak ingin sesuatu terjadi pada Hoseok."
Taehyung manyarungkan pendangnya dan beranjak berdiri. "Ikutlah denganku, Hyeongnim."
Tanpa sepatah kata yang ia tujukan kepada sang Ayah, Taehyung pergi begitu saja bersama dengan Hoseok yang menyusul di belakangnya. Membuat sudut bibir sang Ayah sekilas tersungging.
Namgil bergumam dengan senyum tak percayanya, "apa yang akan ia lalukan dengan pedangnya?"
Meninggalkan sang Ayah, Taehyung membawa Hoseok memasuki perpustakaan pribadi milik Ketua Park. Dia duduk di belakang meja dan mengambil kertas kosong yang kemudian ia taruh di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]
Historical Fiction🌾KDRAMA WATTPAD🌿 menceritakan tentang perjalanan Lee Taehyung, seorang Putra Mahkota Joseon untuk menuju tahtanya. Di mana terdapat sebuah klan yang menentang takdirnya sebagai Raja Joseon selanjutnya. Sebuah klan yang menjadi basis kekuatan dari...