Lembar 009.

1.4K 147 3
                                    

Rombongan Hwaseung dan Ketua Park berpisah di penginapan, karna Hwaseung memutuskan untuk berangkat lebih dulu sedangkan Ketua Park masih harus menunggu kelompoknya untuk berkemas.

"Apa sudah tidak ada lagi yang tertinggal?"

"Tidak ada Ketua." seseorang menjawab, mewakili rekan-rekannya.

"Baiklah, kita lanjutkan perjalanan sekarang."

"Baik, Ketua."

Ketua Park berjalan terlebih dulu, di susul oleh Hwagoon dan kemudian para anggota Kelompok Pedagang. Mereka kembali menempuh perjalanan panjang untuk bisa sampai di Hanyang.

"Abeoji..." Hwagoon mempercepat langkahnya dan berjalan beriringan dengan Ketua Park.

"Ada apa?"

"Sebenarnya, kenapa kita tiba-tiba kembali ke Hanyang? Bukankah sebelumnya Abeoji mengatakan bahwa kita masih akan kembali satu bulan lagi?"

Ketua Park menarik sudut bibirnya lalu berucap, "Ada seseorang yang ingin bertemu dengan Abeoji."

"Seseorang? Siapa?"

"Teman lama." Ketua Park sekilas melihat ke arah Hwagoon dan mengusap kepala sang putri. "Nanti kau juga akan tahu, siapa teman lama yang Abeoji maksud."

Setelah berjalan hampir setengah hari, para Kelompok Pedagang beristirahat di tengah hutan dan merapat ke pohon untuk berteduh.

"Aigoo... Sepertinya sudah lama sekali tidak turun hujan di Hanyang. Udaranya panas sekali." ujar salah seorang sembari mengibaskan tangannya di depan wajahnya.

"Jika seperti ini, akan ada banyak rakyat yang kelaparan dan wabah akan berdatangan seperti sebelumnya." sahut yang lainnya.

"Abeoji, aku akan pergi ke sana sebentar." Hwagoon menujuk kearah selatan dari tempat mereka duduk sekarang.

"Baiklah, tapi berhati-hatilah dan jangan pergi terlalu jauh."

"Ye."

Hwagoon beranjak dan kemudian berjalan keselatan meninggalkan rombongan, dia berjalan sedikit jauh hingga posisinya saat ini tidak terlihat dari tempat para rombongan beristirahat.

Senyum gadis muda itu melebar ketika ia mendapati hamparan bunga yang cukup luas dengan bunga yang bermekaran dan terlihat sangat cantik. Tanpa ragu lagi, Hwagoon langsung melangkahkan kakinya di antara bunga-bunga tersebut dan menyentuh beberapa.

Meski dia tidak bisa meninggalkan pedang, tapi bukan berarti dia bisa meninggalkan bunga karna sama hal nya dengan gadis-gadis seusianya, Hwagoon juga menyukai hal-hal yang feminim. Hanya saja dia harus meninggalkan sifat tersebut ketika sedang mengembara.

Hwagoon mengambil setangkai bunga dan menciumnya, dia kemudian mengarahkan pandangannya kedepan dan melihat satu bunga dengan warna yang berbeda. Tanpa berfikir panjang lagi dia melangkahkan kakinya untuk mengambil bunga tersebut, tapi karna rumput di sana juga cukup tinggi Hwagoon yang kurang berhati-hati tidak sengaja tersandung sesuatu dan langsung jatuh. Matanya membulat ketika tubuhnya mulai jatuh karna dia melihat seseorang yang tiduran tepat di tempat dia akan mendarat.

"Aduh!" rintihnya, padahal dia jatuh menimpa seseorang, tapi rasanya tetap saja sakit. Hwagoon pun dengan segera bangkit dan meminta maaf.

"Maafkan aku, Tuan. Aku tidak sengaja, aku benar- benar minta maaf. Aku tidak tahu jika ada Tuan," ucapan Hwagoon terhenti ketika ia melihat siapa orang malang yang sudah di jatuhi olehnya, dan pria tersebut juga menatap hwagoon dengan mata yang sedikit melebar.

THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang