Lembar 058

684 83 3
                                    

Music On!!!.

Masih berdiri di tempat sebelumnya, membiarkan angin menghapus jejak ibunya. Dia yang begitu tenang dan menyesatkan, menutupi luka hati dan bersembunyi sebelum membiarkan orang lain menatap sebelah mata ke arah nya.
Si Rubah kecil datang menghampirinya dan berdiri satu langkah di belakangnya.

"Changkyun-a."
Suara lembut yang menyapu telinga Changkyun, menyamarkan suara angin yang terus berlalu di telinganya.

"Apa kau ingin pulang?"

"Di manapun Naeuri tinggal, di sana lah rumah bagi hamba."

Taehyung mengulas senyumnya. Begitu tenang namun hal itu justru terlihat mengerikan bagi Changkyun, karna saat Taehyung tersenyum seperti itu tidak akan ada siapa pun yang tahu apa yang tengah di pikirkannya.

"Aku mengkhawatirkan mu."

Changkyun tak lagi memberi respon. Masih sama seperti sebelumnya, terlihat begitu misterius. Baik Changkyun dan Taehyung, keduanya memiliki hal yang tidak ingin orang lain ketahui.
Dalam sunyi angin yang berhembus menyapu bukit yang di penuhi oleh bunga dan rumput yang mulai menguning. Cahaya yang berpendar dan menghilang, kelopak bunga yang terus berjatuhan. Tuan dan Rubahnya membiarkan semua berlalu sesuai jalan nya. Fajar menyingsing dan terbenam nya matahari, semua masih baik baik saja dan akankah semua baik baik saja?.

Semilir angin Bukchon meyampaikan kabar pada Heo Junhoo bahwa sang Pangeran masih baik baik saja sampai detik ini. Dua minggu, dan sesuatu yang menarik belum juga terjadi. Suara ketukan meja oleh jari yang tengah memegang mangkuk berisikan arak seakan menggambarkan bahwa dia tengah menunggu sesuatu yang belum juga terdengar kabar nya.
Pintu di hadapannya kemudian terbuka dan menampakkan siluet hitam yang membuat sorot matanya semakin menajam seiring dengan langkah yang semkain mendekatinya di detik pertama setelah pintu kembali tertutup.

"Kabar apa yang kau bawa hari ini?"

"Tidak ada kabar apapun yang hamba bawa."

Shin menjawab dan itu berarti apa yang di harapkan oleh Junhoo belum juga terjadi. Sebuah pertunjukan yang menarik, seperti nya Junhoo sudah lelah untuk berharap.

"Mereka benar benar sudah menghabiskan kesabaran ku."

Geram Junhoo dengan gigi yang gemertak, dia berdiri sembari melemparkan mangkuk di tangannya yang kemudian hancur berkeping keping di lantai kayu. Tampak begitu marah, dia berjalan keluar dari ruangan nya dan berjalan menuju ruangan di mana Cenayang Min Ok berada, di bukanya pintu tersebut seakan tengah mendobraknya dan hanya mampu mendapatkan sedikit perhatian dari wanita tua yang menghuni ruangan tersebut.

"Ya ampun.... Tidak bisakah Daegam datang dengan baik baik, kenapa harua selalu datang dengan tergesa gesa. Membuat orang kaget saja."

Cenayang Min Ok berbicara seakan tengah mencibir nya, karna tanpa bicara pun di lihat dari raut wajahnya, Cenayang Min Ok sudah Tahu apa yang terjadi.

"Lakukan sesuai rencana!"

Sebelah alis Cenayang Min Ok terangkat ke atas, dan bukannya merespon dengan serius perkataan Junhoo yang begitu tegas, dia justru memperdengarkan tawa ringannya yang terdengar begitu mengerikan dan tawa itu menghilang seiring dengan tatapan matanya yang kembali bertemu dengan Junhoo.

"Apa Daegam sudah menyerah sekarang?, sejak awal aku sudah memperingatkan. Lebih cepat akan lebih baik."

"Diam dan penuhi perintah ku!"

"Aigoo... Kenapa tiba tiba menjadi kaku begitu, aku tahu, aku tahu. Tapi, aku harus mendengar kabar dari putri ku."

"Shin."

THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang