Lembar 040

762 92 10
                                    

Malam panjang yang belum sepenuhnya berakhir,meninggalkan keributan di belakangnya kim changkyun menapakkan kakinya kembali di tanah gyeongbok gung yang terlihat lebih sepi dari saat ia meninggalkannya.

langkah kaki yang hampir tak menimbulkan suara tersebut kemudian berhenti,sejenak menggerakkan ekor matanya ketika nalurinya mengatakan bahwa ada seseorang di sana.

"keluarlah!"suara berat yang terucap di udara yang begitu tenang.

"aigoo....."

keluh seseorang yang kemudian muncul dari samping bangunan tidak jauh di depan changkyun,guru ahli perbintangan sung dong il lah yang kini berjalan mendekati changkyun yang sama sekali tak menunjukkan respon apakah dia merasa terganggu atau tidak akan kehadiran guru dong il.

guru dong il menempatkan diri berhadapan dengan changkyun dengan menyisakan jarak dua langkah di antara keduanya,dia tersenyum tipis tat kala bisa melihat wajah changkyun dari dekat,benar benar mengingatkannya pada seseorang.

"aku tidak bermaksud untuk bersembunyi darimu,aku hanya berjalan jalan dan hal yang wajar jika aku berhenti saat merasakan kehadiran orang lain di sekitarku terlebih lagi lewat tengah malam begini"

penjelasan panjang yang sama sekali tak berarti karna pemuda di hadapannya hanya menatap dingin kearahnya,dan berhasil membuat bulu kuduk guru dong il meremang.

"apa yang kau lakukan malam malam begini?,setahuku putra mahkota sedang kurang sehat,bukankah seharusnya kau berada di paviliun putra mahkota sekarang"

sebuah pertanyaan panjang yang di buat sehalus mungkin agar tidak menyinggung pemuda di hadapannya,namun tetap saja pertanyaan itu menjurus pada sebuah sindiran.

changkyun yang sama sekali belum menjawab satupun pertanyaan dari guru dong il menundukkan sekilas kepalanya sebagai isyarat pengganti kalimat perpisahan,dia kemudian kembali melangkahkan kakinya hendak melewati guru dong il namun ketika berpapasan,guru dong il tiba tiba menahan tangan kiri changkyun yang memegang pedang dan membuat changkyun menghentikan langkahnya.

perlahan dia menolehkan kepalanya pada guru dong il dengan raut wajah yang masih sama seperti sebelumnya.

"aku mencium bau darah dari pedangmu"guru dong il menolehkan kepalanya ke arah changkyun dan keduanya bertemu pandang,"apa yang telah kau lakukan di luar sana?"

seperti sebelumnya,mulut yang tertutup rapat tersebut tak memiliki jawaban untuk di katakan dan dengan mulut yang terkatup rapat itu pula dia menarik tangannya dari cengkraman guru dong il tapi justru hal itulah yang membuat guru dong il bersikukuh untuk tetap mempertahankan tangan itu untuk tetap berada dalam cengkramannya tanpa memperdulikan tatapan dingin yang semakin menajam tertuju kearahnya.

"siapa tuan yang telah memberimu perintah?,apa kau sudah melakukan tugasmu dengan baik?,apakah kau benar benar berpikir bahwa itu sebuah tugas?"

pertanyaan beruntun yang tak benar benar menginginkan jawaban dan hanya ingin di dengarkan.

"nak,kau belum mengerti apapun,kenapa kau harus mengambil jalan yang pernah di lalui oleh ayahmu"

mata changkyun sempat bergetar sekilas saat dia mendengar pernyataan guru dong il,meski dia selalu terlihat tidak masalah dengan apapun yang orang orang katakan padanya tapi tetap saja dia tidak bisa memungkiri bahwa kelemahannya muncul ketika orang orang mulai menyebut nyebut ayahnya yang sudah lama meninggalkannya di hadapannya,meski dia selalu terlihat kuat tapi hatinya sedikit bergetar setiap kali ia mendengar kata kata yang menyebutnya sangat mirip dengan ayahnya.

jika itu bisa di kategorikan sebagai kebencian changkyun pasti akan memikirkannya ribuan kali,benarkah dia membenci ayahnya yang meninggalkannya di istana gyeongbok,tapi pada kenyataannya bukan hanya ayahnya saja yang telah meninggalkannya di sana.

THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang