Taehyung terus memacu kudanya, menjauhi pemukiman dan menyusuri jalan setapak di atas bukit. Membiarkan matahari menjadi saksi atas pelariannya. Namun perlahan langkah kuda yang ia tunggangi melambat ketika menyadari pergerakan tangan lemah Hwagoon yang mencengkram pakaiannya semakin kuat.
"Naeuri ..." suara lirih itu menyapa pendengaran Taehyung.
Langkah kuda itu lantas berhenti. Taehyung kemudian menurunkan Hwagoon dan membaringkannya di tanah dengan bagian atas tubuh gadis itu yang ia tahan untuk tetap berada dalam dekapannya. Taehyung merasa cemas ketika melihat kelopak mata Hwagoon menutup, ditambah dengan napas gadis itu yang terdengar sangat pendek.
"Hwagoon, Park Hwagoon ... bukalah matamu."
Jemari Hwagoon bergerak dengan lemah, membimbing kedua kelopak matanya untuk terbuka dan menemukan yang paling berharga dalam hidupnya. Segaris senyum lantas membimbing air mata keluar melalui sudut mata gadis itu. Sedikit kebahagiaan singgah di sudut hatinya.
Satu tangan Taehyung menggenggam tangan Hwagoon dengan lembut. "Bertahanlah, aku akan membawamu pergi dari sini. Kita akan hidup bersama, hanya kita berdua."
Mata Hwagoon kembali terpejam untuk sesaat ketika gadis itu menggeleng pelan. Dengan suara yang lemah ia berucap, "katakan hal itu pada gadis lain."
"Apa yang kau bicarakan? Tidak ada wanita yang lebih pantas untuk mendengarkan kalimat itu. Kita ... aku berjanji akan menepati janjiku kali ini. Kita akan bersama sampai kematian itu datang. Aku akan menepati janjiku kali ini."
"Aku tidak menginginkannya. Melihat Naeuri saat ini ... aku sudah bahagia. Aku belum meminta maaf pada Naeuri."
"Kau tidak perlu meminta maaf, kau tidak bersalah."
"Aku ... aku sudah bersikap kasar pada Naeuri. Aku berpikiran buruk tentang Naeuri ... aku sangat bodoh ..."
Taehyung melepaskan tangan Hwagoon dan beralih merengkuh gadis itu. Merasakan napas pendek yang semakin membuat batinnya tersiksa. Dia bergumam dengan air mata yang tertahan, "jangan mengatakan apapun, biarkan aku saja yang berbicara. Biarkan aku yang meminta maaf padamu."
"Naeuri ..."
"Aku mencintaimu, Aku mencintaimu Park Hwagoon. Mari hidup bersama," sebuah ungkapan perasaan yang sangat terlambat. Namun meski begitu, sesuatu yang terlambat itu kembali memberikan kebahagiaan pada Hwagoon.
Satu tangan Hwagoon bergerak pelan ke balik punggung Taehyung. Membalas dekapan pemuda itu. Mencari tempat ternyaman baginya untuk tertidur dan meninggalkan rasa sakit yang masih menyiksanya.
Di antara ketenangan pagi itu, Taehyung kembali memperdengarkan suaranya, "jangan membenciku. Meski aku pantas untuk mendapatnya, aku mohon jangan pernah membenciku ... kali ini, aku akan benar-benar menepati janjiku."
Suara lemah Hwagoon kembali terdengar, "aku ... merasa bahagia. Aku tidak mencintai orang yang salah. Aku ... sudah bahagia. Pada akhirnya, aku ... bisa melihat ..."
Hwagoon menarik napas dalam. Taehyung yang menyadari hal itu lantas melonggarkan dekapannya. Kembali memandang wajah Hwagoon. Tangan Taehyung yang terbebas mengusap air mata di wajah pucat itu.
"Jangan bicara lagi. Bertahanlah, aku akan segera mendapatkan bantuan."
"Ada ... hal yang ingin kukatakan."
Taehyung mengurungkan niatnya untuk beranjak dari tempat itu. "Katakan hal itu nanti saat kondisimu membaik. Sekarang kita harus pergi dulu dari sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]
Historical Fiction🌾KDRAMA WATTPAD🌿 menceritakan tentang perjalanan Lee Taehyung, seorang Putra Mahkota Joseon untuk menuju tahtanya. Di mana terdapat sebuah klan yang menentang takdirnya sebagai Raja Joseon selanjutnya. Sebuah klan yang menjadi basis kekuatan dari...