Lembar 99

465 57 5
                                    

    Malam yang kembali datang, menutup sinar yang berada di langit Joseon dan menyisakan kegelapan yang membuat lebih dari sebagian kehidupan menyembunyikan diri mereka dari angin sunyi yang terus bergulir membawa keheningan.

    Shin melangkahkan kakinya, membawanya untuk menemui wanita tua pemilik netra gelap yang masih berada di posisi yang sama setiap kali ia memasuki ruangan tersebut. Dia kemudian melangkah mendekati tempat Cenayang Min Ok setelah sebelumnya menutup pintu.

    "Nyonya memanggil ku?"

    "Benar." Perkataan yang terdengar malas bahkan di saat wajahnya yang terlihat begitu serius.

    "Adakah yang harus ku lakukan untuk nyonya?"

    "Benar."

    Sorot mata Shin semakin menajam di saat wajah datarnya sedikit menunjukkan perubahan ketika menyadari perubahan sikap dari wanita tua di hadapan nya tersebut.

    "Kenapa melihat ku seperti itu? Kemarilah!"

    Shin sama sekali tak berpindah dari tempatnya meski Cenayang Min Ok telah memintanya, dan hal itu yang membuat netra gelap Cenayang Min Ok bertemu secara langsung dengan tatapan dingin nya.

    "Kau hanya perlu mendekat dan akan ku katakan keperluan ku, tenang saja. Aku tidak berniat untuk menyentuh putra mu itu sekalipun pak tua itu memintanya."

    Shin secara tak sadar memicingkan matanya, sedikit tersentak karna Cenayang di hadapan nya mengetahui bahwa dia memiliki seorang putra dan seakan mengerti apa yang di pikirkan oleh Shin, Cenayang Min Ok kembali berujar.

    "Putra mu itu tidak akan bernasib malang jika kau mempertemukan nya dengan pak tua itu."

    tak ingin Cenayang Min Ok membahas lebih jauh lagi perihal tentang putra nya, Shin segera berjalan mendekat dan segera menjatuhkan satu lututnya tepat di hadapan Cenayang Min Ok dengan tatapan yang jatuh ke samping. Tampak enggan untuk membuat kontak mata dalam jarak sedekat itu.

    "Kenapa kau selalu ketakutan ketika seseorang membicarakan putra mu yang tampan itu?"

    Tangan Shin terkepal kuat, terlepas dari mana Cenayang itu mengetahui tentang putra nya. Dia tidak perduli, yang jelas dia tidak pernah mengizinkan siapapun menyinggung tentang putra nya dan bahkan Heo Junhoo sendiri tak pernah menanyakan nya.

     "Mohon katakan apa yang harus ku lakukan." Ujarnya dengan nada bicara yang terdengar lebih kaku dari sebelumnya dan kali ini perbedaan kembali di tunjukkan oleh Cenanyang Min Ok, dimana ia yang biasanya tertawa justru menatap Shin dengan tatapan dingin nya.

    "Bawa putri ku kembali kesini malam ini juga!"

    "Akan ku lakukan apa yang nyonya perintahkan kan."

    Shin hendak beranjak sebelum akhirnya Cenayang Min Ok menahan nya dengan cepat dan membuatnya mau tak mau harus bertatap muka dengan Cenayang Min Ok.

    "Tunggu sebentar."

    Shin tak merespon, dia hanya menjatuhkan pandangan nya pada sosok wanita tua di hadapan nya.

    "Jangan pernah memaksanya dan segera pergi jika dia berada di luar kendali."

    Perkataan yang terdengar bagai sebuah peringatan, Shin tak mampu memahami setiap kata yang keluar dari mulut Cenayang tua itu dan memilih untuk segera pergi dari sana dan bergegas menuju Istana Gyeongbok tanpa memikirkan perkataan Cenayang Min Ok sebelumnya.


Pangeran Tersembunyi Joseon


    Udara senyap yang terus bergulir di dalam komplek Istana Gyeongbok membuat semua yang bernyawa sejenak menyembunyikan kehidupan mereka, namun tidak dengan Jungkook yang masih tetap terjaga di balik selimut hangat nya untuk sekedar mengelabuhi dua Kasim yang selalu berada di sisinya agar bersedia untuk pergi.
    Bagaimana mungkin ia bisa tidur jika pikiran nya terus saja bertanya-Tanya tentang keadaan Changkyun yang tidur begitu lama, sempat terlintas dalam pikiran nya. Mungkin akan lebih baik baginya bisa tidur dalam waktu yang lama seperti Changkyun dari pada harus hidup dengan penyesalan yang terus menumpuk.
    Setidaknya dengan tidur, dia tidak perlu lagi menyembunyikan rasa sakit nya agar tak ada seorang pun yang melihatnya. Dia lelah menangis, namun dia tak memiliki cara lain selain menangis, atau mungkin dia belum tahu bagaimana cara untuk tidak menangis.

    Sangat hening dan keheningan itu turut di rasakan oleh Yeon yang menyembunyikan dirinya di Gwansanggam dan memilih untuk duduk di samping sang Rubah yang bahkan dia sendiri tak yakin bahwa ia akan bangun dalam waktu yang cepat.
    Setelah terdiam dalam waktu yang lama, ekor matanya menunjukkan pergerakan saat merasakan sesuatu yang membuat tatapan sayunya sedikit menajam berjalan mendekati tempatnya.

    Dan tak berselang lama hingga pintu di belakang nya terbuka dari luar dan menampakkan Shin yang kemudian masuk, tanpa aba-aba Shin segera menghampiri Yeon dan seketika tatapan yang selalu terlihat sayu tersebut berubah menjadi tatapan yang begitu dingin di saat ia hanya menggerakkan ekor matanya ke samping, tak perlu repot-repot berbalik karna dia sudah tahu siapakah gerangan yang kini berdiri di belakang nya tanpa menutup pintu dan membuat udara malam yang begitu dingin bagi seorang Kim Changkyun mulai menusuk kulit pucat nya.

     Namun entah karna apa, satu detik setelah Yeon mengalihkan tatapan ke depan saat itu pula pintu kembali tertutup dengan sangat keras dan cukup membuat Shin sempat tersentak di balik wajahnya yang terlihat begitu tenang.

    "Nyonya menyuruh ku untuk menjemput mu." Ujar Shin dengan cara bicara yang begitu tak bersahabat seperti yang ia lakukan selama ini.

    "Pulanglah!" Balas Yeon dengan perkataan yang begitu tenang namun seakan perkataan itu mampu menusuk lawan nya.

    Shin menyadari ada sesuatu yang berbeda pada gadis muda bertubuh mungil tersebut. Tak ingin membuang waktu lebih lama lagi dia segera bergerak mendekati Yeon dan berinisiatif untuk memaksanya pergi dari sana, namun tepat saat tangan nya berada di atas bahu Yeon. Saat itu pula tubuhnya tiba-tiba terpental ke arah samping dan membuat tubuhnya menghantam dinding dengan sangat keras dan sempat membuatnya mengernyitkan dahinya.
    Dia tidak tahu apa yang baru saja terjadi padanya namun sepertinya apapun itu, Cenayang kecil itulah yang melakukan nya.

    Shin hendak bangkit, namun saat itu juga Pedang milik Changkyun yang tergeletak di sudut ruangan tiba-tiba bergerak dengan sendirinya dan menancap pada dinding kayu tepat di samping wajah nya. Sontak dia membulatkan matanya dengan pandangan yang jatuh pada Yeon yang masih melihat ke arah sebelumnya dengan wajah yang tenang serta tatapan dingin nya.

    Seketika perkataan Cenayang Min Ok terngiang di telinganya, mungkinkah ini yang di maksud oleh Cenayang Min Ok. Bahwa Cenayang kecil tersebut memiliki kekuatan yang mengerikan.

    "Aku ulangi sekali lagi, pulanglah!." Ujar Yeon kembali dengan nada bicara yang masih sama seperti sebelumnya dan tiba-tiba pintu itu kembali terbuka dengan lebar tanpa ada seorangpun yang membukanya dari luar.

    Melihat hal itu pun Shin kembali menjatuhkan tatapan tajam nya pada Yeon sebelum akhirnya beranjak berdiri dan bergegas meninggalkan tempat tersebut, cukup sadar diri bahwa dia tidak mungkin melawan seorang Cenayang yang bahkan tidak ia mengerti sama sekali.

    Tepat setelah Shin melangkahkan kakinya melewati pintu, seketika pintu itu kembali tertutup di iringi dengan suara debuman yang mengakhiri sedikit keributan yang terjadi dan kembali membawa keheningan di ruangan tersebut ketika Yeon menghembuskan napas beratnya dengan begitu halus di saat matanya yang sempat terpejam.

    Di sisi lain, Cenayang Min Ok sempat menarik sudut bibirnya. Namun hanya sekilas dan kembali pada wajah dingin nya.

    "Anak nakal, aku sudah membesarkan mu selama ini. Benar-benar tidak tahu terimakasih, jika kau tidak ingin pulang. Ibu mu inilah yang akan menjemput mu dengan paksa." Ujar Cenayang Min Ok yang di tujukan pada putri angkat nya yang seakan mendengar semuanya dan kemudian berucap dengan suara lembutnya yang tak menghilangkan ketegasan nya.

    "Datanglah padaku, Omeoni."

    Namun saat itu juga Yeon tiba-tiba tersentak sebelum akhirnya kehilangan kesadaran nya dan membuat tubuhnya limbung, jatuh tepat di samping Changkyun dengan punggung tangan yang menindih lengan Changkyun.


Selesai di tulis : 20.06.2019
Di publikasikan : 22.06.2019

    

THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang