Lembar 155

668 65 55
                                    

    Setelah kejadian itu, di hari yang sama insiden itu tersampaikan di telinga Selir Youngbin. Namun mereka semua mencoba menutup rapat-rapat insiden yang telah terjadi hari itu. Begitupun dengan Jungkook yang mengurungkan niatnya untuk menuntut sebuah penjelasan dari Changkyun di saat Changkyun sendiri tampaknya tak berniat untuk memberitahu insiden di danau pada Jungkook. Dan insiden hari itu berakhir hari itu juga.

    Waktu yang terus berjalan, kisah yang kembali berlanjut dan kesempatan yang kembali berlalu. Satu minggu terlampaui, harusnya hari ini menjadi hari di mana sang Putra Mahkota Joseon melepaskan masa lajangnya. Namun nyatanya Istana masih tampak begitu tenang untuk hari pernikahan sang Putra Mahkota.

    Pernikahan telah di batalkan dan kabar tentang calon Putri Mahkota yang jatuh sakit telah menyebar di seluruh komplek Istana Gyeongbok. Tepatnya setelah insiden jatuh di danau, kondisi kesehatan Hwagoon sempat memburuk hingga saat ini dan dengan terpaksa pernikahan Putra Mahkota gagal terlaksana.

    Seminggu lamanya, Tabib dari Departemen kesehatan Istana datang silih berganti untuk memeriksa kondisi Hwagoon yang sama sekali tak membaik. Hingga sejak kemarin, tubuh lemahnya hanya mampu terbaring tanpa bisa berbuat apapun.
    Kabar itu tentunya membuat Lee Jeon gelisah, namun kegelisahannya tak sebesar kegelisahan yang di alami oleh Jungkook yang tak bisa melihat keadaan Hwagoon dan hanya mondar-mandir di Paviliunnya guna mengalihkan kegelisahannya.

    Malam itu, untuk ke sekian kalinya Kasim Cha berjalan tergopoh-gopoh memasuki Paviliun Putra Mahkota dan segera menghampiri Jungkook dengan membawa sebuah berita yang baru ia dapatkan dari Paviliun selir Youngbin.

    "Bagaimana? Kau mendapatkan kabar?"

    Kasim Cha memberikan sebuah gelengan di wajah gusarnya, dan hal itu sudah cukup untuk mematahkan harapan dari Jungkook.

    "Aku harus pergi ke sana." celetuk Jungkook yang langsung menarik perhatian ketiga orang yang berada dalam ruangan tersebut.

    Kasim Seo pun segera mencegah, "Yang Mulia Putra Mahkota tidak perlu melakukan hal itu."

    "Aku ingin melihat keadaannya, aku ingin bertemu dengan Tabib yang memeriksanya." suara Jungkook sedikit mengeras dan hal itu menunjukkan bahwa tidak ada yang bisa menghalangi niatnya.

    "Tapi Yang Mulia Putra Mahkota tidak bisa pergi ke sana."

    "Tentu saja aku bisa."

    "Yang Mulia Putra Mahkota." tegur Changkyun, menengahi perdebatan keduanya. Changkyun kemudian melanjutkan, "jika Yang Mulia Putra Mahkota tidak keberatan, izinkan hamba datang sebagai utusan untuk melihat keadaan Agassi."

    Jungkook berniat menolak, namun larangan keras yang di tunjukkan oleh tatapan dingin Changkyun membuatnya tak bisa lagi mempertahankan keinginannya. Menyimpan kekhawatirannya, dia pun berucap. Bukan sebagai perintah, melainkan meminta sebuah bantuan, "pergilah dan kembali secepatnya padaku."

    Changkyun sekilas menundukkan kepalanya sebelum beranjak meninggalkan kamar Jungkook yang hanya bisa memandang punggungnya dengan penuh harap.

    Menerobos malam tak bertuan Istana Gyeongbok, langkah tenang Changkyun meninggalkan area Paviliun Putra Mahkota dan menyusuri jalan yang akan membawanya sampai di Paviliun Selir Youngbin.

    Namun pergerakannya terhenti ketika datang beberapa Prajurit bersenjata yang tiba-tiba mengepungnya. Salah satu dari mereka pun maju beberapa langkah hingga berhadapan langsung dengan Changkyun, dan saat itu pula Changkyun menyadari bahwa orang-orang tersebut adalah orang yang bertugas di Pengadilan Istana.

    Si pria yang berhadapan dengan Changkyun kemudian berucap dengan suara tegasnya, "Kim Changkyun, kami mendapatkan perintah untuk menangkapmu atas tuduhan rencana pembunuhan terhadap calon Putri Mahkota."

THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang