Lembar 139

386 68 84
                                    

    Pagi itu, Taehyung terlihat di halaman rumah. Sekedar menikmati udara sejuk pagi hari dan memperhatikan aktivitas di sana pagi itu, namun sesuatu yang berbeda terlihat di wajahnya pagi itu. Masih terlihat begitu tenang, namun jika kembali di perhatikan, tatapan matanya terlihat begitu dingin dan tak seramah biasanya.

    Beberapa anggota Kelompok Pedagang dengan ragu menghampirinya dari arah belakang, dan kebisingan yang berasal dari arah belakangnya lah yang kemudian membuat Taehyung berbalik dan menemukan keempat pria paruh baya yang tersenyum canggung ke arahnya sembari saling dorong, seakan mereka yang tak berani untuk mengatakan sesuatu.

    "Apa yang ingin kalian katakan?"

    Sebuah teguran tanpa seulas senyum dan terdengar begitu dingin, menegaskan bahwa dia telah kehilangan sikap ramahnya selama ini. Namun meski begitu, tak banyak orang yang menyadari perubahan sikapnya tersebut, termasuk dengan keempat pria paruh baya di hadapannya kini.

    "Ah... Begini... Ketua... Tuan Muda Jung pasti sudah menyampaikannya kepada Ketua, bukan?" ujar salah seorang yang tampak memberanikan diri untuk berbicara.

    "Lalu?"

    Respon singkat yang justru membuat keempat orang di hadapannya semakin canggung dan sempat saling bertukar pandang sebelum seseorang kembali memberanikan diri untuk berucap.

    "Begini... Kami ingin mengetahui keputusan yang Ketua ambil perihal lamaran dari Baginda Raja."

    "Begitukah?"

    "Ye, ye. Jadi... Apakah keputusan yang telah Ketua ambil?"

    "Aku belum ingin memikirkannya."

    "Ah... Begitukah?"

    Salah satu dari mereka tiba-tiba berucap, "Ketua... Aku mengerti perasaan Ketua, meski kalian juga terlihat sangat serasi. Tapi... Coba Ketua pikirkan kembali bagaimana nasib Kelompok Pedagang, jika Agassi menjadi Putri Mahkota?"

    Seseorang di sampingnya menyikut bahunya dan bergumam dengan penuh penekanan, "apa yang kau bicarakan? Hati-hati jika berbicara!" ujarnya memperingatkan rekannya.

    Taehyung tetap tak menunjukkan perubahan dari raut wajahnya, masih betah dengan sikap dinginnya yang benar-benar tak menaikkan kepekaan dari keempat orang yang kini berhadapan dengannya.

    Seseorang tertawa canggung dan kembali berucap, "Ketua tidak perlu mengambil hati perkataannya tadi, semalam dia mabuk berat, jadi dia sering berkata yang tidak-tidak."

    "Begitukah?"

    "Ye. Tapi... Tidak ada salahnya menerima Lamaran tersebut. Ini merupakan kehormatan bagi Kelompok kecil kita, dan dengan Agassi menjadi Putri Mahkota. Kehidupan Kelompok Pedagang akan lebih makmur."

    "Apa selama ini aku membiarkanmu kelaparan?"

    "Ye?"

    Pertanyaan yang terlontar dengan begitu tenang dan seketika membungkam keempat orang di hadapannya. Membuat mereka baru menyadari bahwa sikap Ketua mereka benar-benar berbeda pagi itu. Tak ada senyum ramah dan tatapan teduh yang tiba-tiba di gantikan oleh tatapan dingin penuh luka yang membuat siapapun akan lebih memilih mundur di bandingkan dengan berhadapan dengannya.

    Taehyung mengulang kembali pertanyaannya, "apa selama kalian hidup bersamaku. Sehari saja kalian pernah merasakan bagaimana itu kelaparan?"

    "K-kenapa, b-bukan seperti itu yang kami maksud. Ketua tampaknya telah salah mengartikan maksud kami." ucap salah satu dari mereka dengan begitu gugup.

THE LITTLE PRINCE [어린 왕자]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang