Chapter 5

242K 4.9K 85
                                    

Ia tersenyum," hari ini aku harus pergi,bukan pergi ninggalin kamu kok. Aku pergi untuk kembali. Membahagiakanmu di masa yang akan datang".

Sontak saja aku melepaskan pelukan Ali.

"Pergi? Maksud kamu apa sih Ali? Please deh ini bukan moment yang tepat buat bercanda". Kataku tak percaya.

Ali menggenggam kedua tangan Prilly,ia kembali tersenyum.

Lagi tegang-tegangnya masih aja senyum nih anak. Duh !

Dia kembali membelai rambutku dan berusaha tersenyum di depanku.

"Kamu tau pekerjaan keluargaku kan sayang? Dan kali ini aku,kakakku,dan papa harus pergi jauh dari kota ini,jika tidak keselamatan keluarga akan terus terancam Prilly".

Prilly hanya bisa diam mendengarkan penjelasan Ali.

Ya,aku sudah tau keluarga Ali memiliki pekerjaan yang hebat tapi beresiko tinggi.
Kubiarkan butiran-butiran air mata jatuh begitu saja membasahi pipi.

"Tapi,tapi kenapa kamu harus ikut pergi juga? Kamu kan udah gede,udah gede,jago fighting juga. Aku nggak mau kamu pergi,kalo kamu pergi siapa yang akan buat tersenyum kalo sedih,yang jagain aku,ngelindungin aku". Jawabku dengan sekuat tenaga di sertai isakan tangis yang tidak mau berhenti.

Tanpa menjawab pertanyaanku,Ali memelukku erat,erat pelukan yang akan  sangat kurindukan,kuluapkan tangisku di pelukannya. Aku tahu ia pasti juga meneteskan air mata meskipun ia berusaha kuat di depanku.

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang