Ia berpura-pura menjadi Prilly agar memudahkan penyergapan nantinya.
Selang beberapa menit pesan masuk dari Sophie pun datang.
"Gue juga masih sembunyi,di Jl.melati blok 5. Gue jamin aman lo di sini".
Dengan sigap Ali mengeluarkan handphonnya dan menghubungi komdan yang saat ini bertugas.
Ali keluar dari ruangan,agar tidak mengganggu ketenangan Prilly.
"Halo,selamat pagi". Ucap Ali sopan.
"Siap,selamat lagi. ada apa Pak Ali!".
"Saya ingin membetitahukan bahwa saya sudah mengetahui dimana tempat persenbunyian mereka. Tolong kirim beberapa tim ke Tkp. Di jalan melati,blok 5. Saya ingatkan jangan gegabah". Jelas Ali panjang lebar.
"Siap Pak,apa Bapak tidak ikut serta penyergapan kali ini".
"Tidak,saya percaya kalian bisa. Saya masih ada urusan yang lebih penting".
"Baik laksanakan!!".
Tanpa di sadari,Prilly telah siuman di dalam kamar.
Ia mendengar semua percakapan Ali.Ia berusaha bangkit,yapi tubuhnya terlalu lemah.
"Gue pasti sudah jadi tersangka". Ucap Prilly pelan.
Ali kembali masuk ke dalam ruangan setelah mengakhiri telphonnya.
Senyuman terukir indah pada bibir Ali ketika melihat kekasihnya telah sadar.
Tapi tidak dengan Prilly,raut wajahnya nampak sangat ketakutan.
Tampak di wajahnya sangat takut ketika melihat Ali yang semakin mendekat ke arahnya.
"Pergi,jangan deketin gue". Ucap Prilly menutupi wajahnya dengan selimut.
"Hey sayang,ini aku Ali kamu kenapa".
"Pergi gue bilang pergi !! ". Teriakku dengan sekuat tenaga.
"Prilly kamu kenapa sayang". Tanya Ali mencoba menenangkan Prilly.
"Lo udah ngerusak hidup gue,lo pergi gue hancur. Dan sekarang lo datang lagi?belum puas lo nyiksa gue? Lo udah puas nangkep gue kan? Apalagi mau lo ha? Apa mau lo?!".
Bentakku tak kuasa menahan emosi yang menyelimuti hatiku selama ini.Air mata begitu derasnya mengucur dari kedua mataku.
Ali hanya diam melihat wanitanya meluapkan seluruh emosinya.
Dia berusaha tenang.
Setelah Prilly diam,Ali langsung mendekap Prilly.Memeluk erat tubuh Prilly.
"Pergi lo pergi". Ucapku sesenggukan,air mataku tak bisa berhenti mengalir.
"Kamu tenang ya,kamu tenang. Aku tau aku salah,aku minta maaf sama kamu". Ucap Ali mengelus lembut rambut Prilly.
"Nggak,nggak...lo pikir semua selesai gitu aja saat lo dateng dan minta maaf". Ucapku meronta berusaha melepaskan pelukan Ali.
"Lihat aku Prilly,dengerin aku". Ucap Ali mengangkat kepalaku agar bisa menatap matanya.
Mata yang selalu memberiku ketenangan.
Ali mengusap air mata yang membasahi pipiku.
Dia memandangku cukup lama,menatap tajam kedua mataku.
Pandangan yang selalu menyejukkan hati.Air mataku kembali menetes," Tuhan kenapa Kau pertemukan aku lagi dengannya. Aku tidak siap jika bertemu dia dan harus berpisah lagi dengannya." Batin Prilly.