Chapter 62

105K 2.2K 8
                                    

Beruntung,Ali mengikuti perintah Prilly.

Anak panah tersebut melesat di atas kepala Ali dan tertancap pada sebuah pohon kecil di belakang bangku taman yang mereka duduki.

Sontak saja Ali bangkit dari duduknya dan berlari menuju arah anak panah itu berasal.

"Hati-hati Ali". Teriakku mulai panik.

Ali terus saja berlari,dan mencari-cari orang yang memanah dirinya di balik pohon besar.

Tidak ada.

"Keluar lo!". Bentak Ali.

Amarah mulai merasuki dirinya,tangan Ali mengepal, matanya menatap tajam setiap sudut taman.

"Pengecut lo!". Umpat Ali.

Tetap saja tidak ada yang muncul. Ali semakin geram.

"Honey,kamu nggak apa-apa?". Ali menggeleng,perlahan emosinya menurun.

"Jangan gampang emosi,itu bakalan bikin kamu kehilangan konsentrasi". Kataku menggenggam tangan Ali supaya ia tenang.

Ali mulai tersenyum," ya udah buruan yuk ke Nenek Sri". Ali dan Prilly pun beranjak pergi.

Tak butuh waktu lama untuk mencapai rumah Prilly.

Setibanya disana,Ali langsung memperlihatkan foto yang kemungkinan itu Raja kepada Nenek Sri.

"Iya,dia adalah Raja". Ujar Nenek Sri yakin.

"Kenapa nenek begitu yakin di Raja?". Tanyaku heran.

"Kamu lihat di lehernya? Dia memakai kalung yang sama sepertimu bukan?". Jelas Nenek Sri menunjuk kalung yanh bertengger pada leher laki-laki tersebut.

"Kalung itu hanya dua,milik keluarga Latuconsina". Lanjut Nenek sri memandang Prilly.

Prilly pun mulai yakin dia adalah Raja,adiknya. "Honey...". Kataku menganggukkan kepala.

Ali tersenyum,"iya..kita berangkat besok".

"Nek,Prilly besok akan menjemput Raja ke luar kota nggak apa-apa nenek sendiri di rumah?".

"Nggak apa-apa nak,nenek rindu dengan Raja".

"Biar Ali suruh beberapa polisi untuk menjaga nenek ya,Ali takut terjadi apa-apa". Kata ali yang ikut khawatir.

Nenek sri menurut dan tersenyum bahagia.

****

Ali kembali ke rumah dan merebahkan tubuhnya yang sangat lelah pada ranjang yang ia tinggalkan semalam.

"Gue harus kabarin Papa". Pikir Ali lalu mengambil handphonenya.

"Pa,besok Ali ke Riau". Ujar Ali setelah terdengar suara Papanya.

"Ada tugas Ali?".

"Engga,Ali mau cari adik Prilly. Kemarin udah di lacak dan ternyata ada di sana. Jadi Ali mampir ke rumah Papa bentar doang". Jelas Ali panjang lebar.

"Apa kamu butuh bantuan?".

"Ali bisa Pa,oh iya tolong bilang Kaia suruh siapin makanan hehehe".

"Kamu ini,kakakmu di buat jengkel terus.

"Hehehe kalo gitu Ali mau istirahat dulu Pa,begadang semalam".

Baru lima menit ia menutup telphone,alam mimpi sudah masuk ke dalam tubuh Ali. Ia tertidur.

Sementara Prilly,setelah menyiapkan barang yang akan di bawanya ia bersandar pada jendela kamarnya.

"Aku akan menjemputmu,adikku".

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang