chapter 109

86.9K 1.6K 13
                                    

"Ha?apa?".

"Kak..kakak...". Ucap Raja dengan nada sedikit manja.

"Apa?nggak usah gitu deh ngomong aja langsung ". Jawab Prilly tak sabaran,ia sudah tahu pasti ada yang adiknya inginkan.
"Jalan-jalan yuk refreshing,biar otaknya seger". Ajak Raja polos.

"Ha?engga ah capek. Udah kakak capek bye".

*tutututut*

Tephone terputus,Raja mendengus kesal.

Sementara Prilly menutup handphonenya dan kembali memasukannya dalam tas.

"Kenapa sayang". Tanya Ali melihat wajah murung istrinya,semenjak hamil emosi Prilly sering berubah dalam sekejap.

"Raja,minta jalan-jalan honey aku kan capek".

Dan ternyata Ali tertawa,kenapa laki-laki ini -_-.

"Ihh kok ketawa sih". Rengek Prilly mulai kesal.

"Kamu itu lucu,adik kamu minta jalan-jalan aja ngambek,marah. Emang apa salahnya dia minta gitu ama kakaknya sendiri".

Prilly terdiam,sejenak memikirkan perkataan Ali.

"Iya ya,kan cuma gue yang dia punya". Batinku menatap ke luar kaca mobil.

"Nah aku punya ide". Kata Prilly membuat Ali terkejut.

"Barusan mukanya di tekuk,sekarang muncul ide. Istri gue emang aneh haha". Omel Ali masih terus memandang ke jalanan yang lumayan macet.

"Bodo,tapi sayang kan?".

"Ehmmm sayang nggak ya?". Ali mulai menggoda.

Prilly terlihat semakin bete,dan ia diam.

"Duhh sini,sini udah nyampek yuk turun". Ajak Ali membukakan pintu Prillly.

Prilly tak bergeming,ia tetap diam.
Pipinya yang chuhby semakin menggemaskan saat ia ngambek.

"Yakin nggak mau turun?". Tanya Ali mendekatkan wajahnya ke depan wajah Prilly.

Prilly yang mulai tidak bisa menahan tawanya pun memalingkan wajahnya dari Ali.

Tanpa pikir panjang,Ali mengamit punggung dan kaki Prilly.

"Mau marah kok sama Ali". Celetuk Ali yang sudah menggendong Prilly dengan kedua tangannya.

"Ihh kamu curang,aku kan nggak bisa marah kalo kamu gini".

"Tapi seneng kan". Kata Ali tertawa renyah.

Ali membawa Prilly masuk dan menjatuhkan Prilly lembut di atas sofa.

"Aku mau ajak kamu ke puncak sekalian ajak Raja sama nenek gimana?". Usul Ali saat mereka bersantai di ruang keluarga.

"Boleh,yuk". Jawabku langsung menyetujui karena memang ideku tadi adalah mengajak Ali ke puncak.

****

Hari yang di tunggu pun tiba,Ali dan Prilly bersiap menjemput Raja dan Nenek Sri setelah mengepak semua barang keperluan selama di puncak.

Ali mempunya dua villa di sana,satu villa pribadi. Dan yang satu villa keluarga besar jika ada yang berlibur.

Hanya beberapa menit mereka sudah tiba di depan rumah Raja.

"Kamu tunggu sini aja ya honey,aku panggil mereka dulu". Pamitku pada Ali yang di jawab anggukan manis dari bibirnya.

"Kenapa kepala gue tiba-tiba pusing ya". Batinku saat berjalan menuju rumah nenek.

Tanpa memperdulikan rasa sakit di kepalanya ia meneruskan langkah kakinya.

"Udah siap?". Tanyaku menahan pening di kepala saat melihat Raja dengan wajah cerianya tersenyum.

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang