Chapter 14

159K 3.1K 14
                                    

"Aaaaa...Ali tolong,tolong". Teriakan Prilly membuat Ali sedikit panik,konsentrasinya terpecah.

Ketika ia membalikkan badan,Prilly sudah ada dalam dekapan seorang pria bertopeng sehingga Ali tidak dapat melihat siapa sebenarnya orang di balik topeng itu.

Dikalungkannya sebuah pisau ke leher Prilly,sedikit saja Prilly bergerak maka kulitnya akan tersayat pisau tajam itu.

"Jangan macem-macem lo !!". Gertak Ali, " kalo sampe dia kenapa-kenapa gua hajar lo".

"Lo pikir gua takut?". Tantang pria itu dan lebih menguatkan tangannya menahan Prilly.

"Jangan sakiti dia,dia nggak tau apa-apa. Kalo lo mau gua,silahkan." Ujar Ali mulai pasrah,ia tak ingin Prilly kesakitan apalagi sampai terluka.

"Lo pikir gua percaya gitu aja". Kata pria itu.

"Alii tolongin aku..aku takut..". Prilly semakin ketakutan. Pisau itu sangat dekat kulit putihnya. Ia terisak ketakutan.

"Diem lo ! Gue sayat baru tau rasa lo". Ancam pria itu membuat Prilly semakin takut.

Ia tak banyak bergerak karna gertakan itu membuatnya semakin ketakutan.

Ali semakin panik,ia tak tahu harus berbuat apa. Jika ia melawan,Prilly yang akan terluka dan tak mungkin ia biarkan itu terjadi.

"Tolong lepasin dia..". Ali pasrah dan berlutut tertunduk di depan pria itu.

"Oh jadi kelemahan lo hanya pada seorang gadis ini?hahahaha banci !". Ucapnya meledek dengan tawa licik yang keluar dari mulutnya.

Kemarahan Ali sudah sampai puncaknya. Tapi apa dayanya untuk melawan jika seseorang yang ia cintai dalam dekapan musuh dan terancam bahaya.

Ali tak menjawab sedikitpun ledekan pria bertopeng itu. Meskipun mata dan hatinya bergemuruh,amarah meledak-ledak dalam pikirannya.

"Ikat dia !". Perintah pria itu.

Muncullah dua orang berpakaian serupa dari balik semak belukar dengan senyum sumringahnya membawa tali lengkap dengan rantainya.

Ali tetap tertunduk pasrah,tak melakukan perlawanan sedikitpun saat dua orang pria tersebut hendak mengikatnya.

Prilly semakin bingung.

"Hiyaaaa..!". Tiba-tiba Prilly menyiku perut pria bertopeng yang sedari tadi mendekapnya dengan pisau .

Otomatis pisau yang ada di lehernya merenggang,tanpa membuang kesempatan ia menendang kaki pria itu hingga jatuh tersungkur.

Prilly pun menjauhkan dirinya dari para loser disana.
Entah dapat dari mana ia keberanian seperti itu,yang jelas ia mengumpulkan tenaganya pada satu titik tumpu agar bisa membuat pukulan yang keras.

Prilly tak ingin Ali tertangkap begitu saja hanya karena dirinya. Oleh karena itu ia mengumpulkan semua keberaniannya agar bisa memberikan sedikit perlawanan.

Sontak saja Ali pun mulai memperlihatkan aksinya ,ia melakukan tendangan memutar dalam keadaan jongkok.

Kedua pria itu pun tidak bisa mengelak perlawanan Ali hingga mereka jatuh terselungkur.

"Prilly kamu diam disana,jangan kemana-mana". Perintah Ali menunjuk sebuah sudut yang menurutnya aman.

Prilly mengangguk mengiyakan dan berlari menuju temat yang di arahkan Ali.

Ali yang sudah tak kuasa menahan emosinya sejak tadi mulai meluapkan amarahnya menghajar habis-habisan semua pria itu.

Dengan skill yang sudah tidak di ragukan lagi, ia tak butuh banyak waktu.
Lima menit saja sudah cukup menghabisi semua musuhnya.

Awalnya ia memang diam karena takut Prilly menjadi korban.

Tapi di luar dugaan,Prilly berhasil meloloskan diri sehingga Ali dapat menghajarnya.

Setelah semua lawannya tak bisa lagi memberi perlawanan,ia melangkahkan kakinya menuju Prilly tanpa basa-basi ia memeluk gadisnya itu.

"Honey,nggak apa-apa kok aku baik-baik aja". Kata Prilly menenangkan Ali walaupun sebenarnya ia masih ketakutan.

Ini adalah hal baru dari hidupnya.

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang