Sontak saja Ali tertawa untuk mengalihkan kecurigaan .
"Siapa tau bisa di ecengin". Celetuk Ali asal ngomong di sambut tawa Sophie. Ali semakin bingung,"gila kali"
"Hahahaha Si I itu nggak mau dia di bayar berapa pun,dia ngedar aja kagak makek. Aneh kan? Tapi dia selalu mulus". Celotehan Sophie memunculkan tanda tanya besar di otak Ali.
"Dia bandar,kehidupannya kayak gini tapi nggak pernah make. Mustahil". Gumamnya.
"Oke kalo gitu gue cabut dulu ya". Ucap Ali melangkahkan kakinya menuruni tangga dan keluar menuju mobilnya.
****
Sesampainya dirumah hal yang pertama ku lakukan adalah mengecek keadaan koper. "Everything is alright".
Lalu kurebahkan tubuhku di atas ranjang.
Tak berapa lama aku pun tertidur.
"Aku kangen kamu,kamu dari mana aja sih". Kataku memeluk erat tubuh Ali.
"Maafin aku,maaf aku terlalu lama pergi dan nggak bisa ngubungin kamu. Baru kali ini aku bisa nyari kamu. Maafin aku".
Kata Ali yang semakin erat memeluk tubuh Prilly.
"Aku janji,aku akan segera melamarmu. Aku nggak mau kamu pergi lagi,aku nggak mau kehilangan kamu untuk kedua kalinya". Ucap Ali masih memeluk Prilly.
Prilly menangis meluapkan rasa rindu,kesal,dan amarahnya kepada Ali.
"Kamu jahat Ali,kamu jahat..". Kata Prilly memukul manja dada Ali.
"Sudah puas? Ayo ikut kami !". Tiba-tiba ada beberapa polisi yang menyeret Prilly dari pelukan Ali.
Entah kenapa Ali hanya diam melihat Prilly di siksa oleh polisi-polisi yang berperikemanusiaan itu.
"Ali tolongin aku...". Rintih Prilly.